Home > Bimbingan Islam > Amalan di Bulan Dzulhijjah dan Muharram > Halaqah 17 : Keutamaan Puasa Asy-Syura

Halaqah 17 : Keutamaan Puasa Asy-Syura

🎙 Ustadz Abu Rufaydah Lc, M.A حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Ahadits Asyri Dzulhijjah wa Ayyamit Tasyriq: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Muharram
〰〰〰〰〰〰〰

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله و الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين

Pembahasan berikutnya dari Risalah Fī Ahāditsu Sahrillāhi Al-Muharram (أحاديث شهر الله المحرم) dengan tema:

الترغيب في صيام يوم عاشوراء

▪︎ _Motivasi untuk Melaksanakan Puasa Asy-Syura_

Dari Abu Qataadah radhiyallāhu ta’ala ‘anhu, sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya tentang puasa Asy-Syura.

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ و في رواية صيام يوم عاشوراء، أحتسب على اللَّه أن يكفر السّنة التي قبله.

_”Bahwa puasa Asy-Syura itu akan menggugurkan dosa setahun lalu” sebagaimana dalam riwayat lain, “Puasa Asy-Syura aku berharap kepada Allāh agar menghapuskan dosa-dosa setahun sebelumnya”._

(Hadīts ini diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Dalam hadīts ini menunjukkan akan keutamaan puasa Asy-Syura yaitu puasa yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dan ini adalah pendapat yang paling rajih dan masyhur dikalangan para ahli ilmu.

Dari Abdullāh ibnu Abbās radhiyallāhu ta’ala ‘anhumā, ia pernah ditanya tentang puasa Asy-Syura maka beliau mengatakan:

ما عَلِمْتُ أنَّ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ صَامَ يَوْمًا يَطْلُبُ فَضْلَهُ علَى الأيَّامِ إلَّا هذا اليومَ وَلَا شَهْرًا إلَّا هذا الشَّهْرَ. يَعْنِي رَمَضَانَ

_”Aku tidak mengetahui bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berpuasa dalam sehari dan memohon keutamaan dalam puasa tersebut kecuali pada hari ini._

وَلَا شَهْرًا إلَّا هذا الشَّهْرَ. يَعْنِي رَمَضَانَ

_Dan tidak ada bulan kecuali bulan ini yakni bulan Ramadhān.”_ (Muttafaqun alaihi)

Hadīts Abdullāh bin Abbās menyampaikan akan keutamaan puasa Asy-Syura dan puasa Ramadhān, karena itu selayaknya bagi setiap muslim agar memotivasi, mengajak keluarganya, anak-anaknya untuk melaksanakan puasa Asy-Syura dengan menyampaikan keutamaan-keutamaannya dan bagian dari bentuk meneladani Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Jābir bin Samurah radhiyallāhu ta’ala ‘anhu berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأمر بصيام يوم عاشوراء ويحثنا عليه و يتعاهدنا عليه

_”Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan saya untuk melaksanakan puasa Asy-Syura dan memotivasi untuk melaksanakannya serta membiasakan diri untuk melaksanakannya.”_

(Hadīts riwayat Imam Muslim nomor 1128).

Puasa tidak diragukan lagi adalah seutama-utamanya amalan disisi Allāh Tabāraka wa Ta’āla, diantara keutamaan-keutamaan yang ada pada puasa sunnah yaitu puasa yang bisa melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada puasa wajib dan itu bagian dari keutamaan agama Islam ketika mensyari’atkan puasa tathawwu’ (sunnah).

Sebagaimana dalam hadīts yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhāri di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda Allāh Ta’āla berfirman:

انظُروا، هل لعبدي مِن تطوُّعٍ؟

_”Maka lihatlah kepada hambaKu adakah amalan-amalan sunnah?_

فَيُكَمَّل بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَة

_Maka sempurnakan dengan puasa atau ibadah sunnah itu, apa yang kurang dari ibadah-ibadah yang fardhu._

ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

_Demikian juga seluruh amalan-amalannya.”_

Puasa sunnah atau ibadah yang sunnah adalah sarana (jembatan) tangga menuju mendekatkan diri kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Sebagaimana Allāh Ta’āla menyampaikan dalam hadits qudsi:

ما تقرّب إليّ عبدي بأفضل مما افترضتُه عليه

_”Tidak ada hambaKu yang mendekatkan diri kepadaKu yang lebih utama dari yang fardhu atau yang difardhukan kepadaNya._

ولا يزال عبدي يتقرّب إلي بالنوافل حتّى أحبّه

_Dan senantiasa hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan yang sunnah sampai Aku mencintainya.”_

_Artinya melaksanakan ibadah yang fardhu disertai dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang sunnah adalah sarana untuk dicintai oleh Allāh Tabāraka wa Ta’āla._ Apalagi kita ketahui tadi bahwa puasa Asy-Syura adalah puasa yang akan menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Ini tentunya keutamaan yang sangat agung di sisi Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Demikian juga wudhu, puasa Ramadhān, puasa Arafah, puasa Asy-Syura tentunya akan menggugurkan dosa-dosa yang kecil karena keagungan apa yang ada pada ibadah-ibadah tersebut seperti shalat lima waktu, kemudian shalat Jum’at, Ramadhān, ini akan menggugurkan dosa-dosa kecil dan tentunya tidak menggugurkan dosa-dosa yang besar.

Karena itu kata jumhur ulama dosa-dosa besar seperti riba, zina, sihir dan selainnya tidak bisa digugurkan dengan amalan-amalan yang tadi akan tetapi orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, maka dia harus bertaubat kepada Allāh dengan taubat Nasuha atau ditegakkan kepadanya had sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dia lakukan dari dosa-dosa yang besar.

Karena itu bagi setiap muslim agar segera bertaubat, beristighfar, kembali kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla dari dosa kecil apalagi dosa besar dengan senantiasa berharap kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla agar dosa-dosanya diampuni.

Dan yakin bahwasanya Allāh Tabāraka wa Ta’āla adalah Dzat yang Maha Mengampuni.

Wallāhu Ta’āla A’lam.

والحمد لله رب العالمين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top