Home > Bimbingan Islam > Amalan di Bulan Dzulhijjah dan Muharram > Halaqah 16 : Sejarah Hari Asy-Syura

Halaqah 16 : Sejarah Hari Asy-Syura

🎙 Ustadz Abu Rufaydah Lc, M.A حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Ahadits Asyri Dzulhijjah wa Ayyamit Tasyriq: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Muharram
〰〰〰〰〰〰〰

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله و الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين

Pertemuan berikutnya dari pembahasan Kitab Risalatun Fī Ahāditsu Sahrillāhi Al-Muharram (أحاديث شهر الله المحرم) dengan tema:

يوم عاشوراء في التأريخ

▪︎ _Hari Asy-Syura dalam Timbangan Tarikh (Sejarah)_

Dari Aisyah radhiyallāhu ‘anhā, ia berkata:

كان يوم عاشوراء تصومه قريش في الجاهلية

_”Hari Asy-Syura adalah hari kebiasaan orang-orang Quraisy berpuasa pada zaman Jahiliyyah._

وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصومه في الجاهلية

_Demikian juga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam puasa Asy-Syura pada masa Jahiliyyah._

فلما قدم المدينة صامه

_Ketika beliau sampai ke Madīnah pun beliau berpuasa Asy-Syura._

وأمر بصيامه

_Dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa._

فلما فُرِضَ رمضان ترك يوم عاشوراء

_Ketika disyariatkanya puasa Ramadhān, kemudian meninggalkan puasa Asy-Syura._

فمن شاء صامه، ومن شاء تركه

_Siapa yang hendak berpuasa berpuasalah dan siapa yang tidak berpuasa maka tinggalkan.”_

(Hadīts riwayat Imam Al-Bukhāri nomor 2002 dan Imam Muslim nomor 1125).

Teman-teman yang dirahmati oleh Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Hadīts ini menunjukkan bahwasanya _orang-orang Jahiliyyah mengetahui akan keutamaan puasa Asy-Syura. Dan Asy-Syura ini sangat masyhur dikalangan mereka, sehingga mereka pun berpuasa. Demikian pula Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berpuasa pada masa Jahiliyyah sebelum Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam hijrah._

Pada awalnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.

Tentunya pelaksanaan puasa Asy-Syura oleh orang-orang kafir Jahiliyyah saat itu menandakan bahwa puasa Asy-Syura adalah puasa yang sangat terkenal di zamannya dan mengetahui keutamaan dan kedudukan Asy-Syura di masyarakat Jahiliyyah sebelum Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam diutus.

Karena itulah (pada waktu itu) mereka juga menutup Ka’bah sebagaimana hadīts yang disampaikan Aisyah radhiyallāhu ta’ala ‘anhā, ia mengatakan:

كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ

_”Mereka melaksanakan puasa Asy-Syura sebelum diwajibkan puasa Ramadhān._

وكانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فيه الكَعْبَةُ

_Dan di hari itu pula ditutupnya Ka’bah.”_

(Hadīts shahīh riwayat Al-Bukhāri nomor 1952)

Al-Qurtubi rahimahullāhu ta’āla mengatakan:

_”Hadīts Aisyah menunjukkan bahwa puasa pada hari itu sangat masyhur karena kedudukan dan keutamaannya. Mereka melaksanakan puasa Asy-Syura karena mengetahui bahwa ini adalah salah satu syari’at dari syari’atnya nabi Ibrahim dan nabi Ismail dan mereka menisbatkan puasa ini kepada keduanya. Demikian juga mereka mengetahui tentang hukum-hukum ibadah haji.”_

Kalau dikumpulkan dari beberapa dalīl yang berkaitan dengan puasa Asy-Syura maka kita akan dapati bahwa pada mulanya puasa Asy-Syura dihukumi dengan wajib sebelum Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam hijrah ke Madīnah.

Karena adanya ketetapan dalīl salah satunya dari Salamah bin Akwa’, ia mengatakan bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan seseorang dari bani Aslam untuk menyampaikan kepada orang-orang bahwa,

_”Siapa yang (sudah) makan maka hendaknya dia melanjutkan sisa (waktu untuk) puasanya, adapun orang yang tidak makan maka hendaknya dia melanjutkan (tidak makan/berpuasa)”_

Dan itu ada pada hari Asy-Syura sebagaimana hadīts Muttafaqun alaihi.

_Namun ketika syariat puasa Ramadhān diperintahkan pada tahun kedua Hijriyyah, maka kewajiban puasa Asy-Syura ini dihapus dan hukumnya dari sebelumnya wajib menjadi sunnah._

Puasa Asy-Syura ini adalah puasa yang pertama kali ada di masa Jahiliyyah ataupun setelah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam hijrah, kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyampaikan kalau beliau masih diberi usia maka beliau akan puasa Asy-Syura yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.

Mudah-mudahan Allāh Tabāraka wa Ta’āla memberikan kepada kita kemampuan untuk bisa melakukan ketaatan kepada Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Wallāhu Ta’āla A’lam.

والحمد لله رب العالمين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top