Home > Bimbingan Islam > Amalan di Bulan Dzulhijjah dan Muharram > Halaqah 15 : Keutamaan Bulan Muharram

Halaqah 15 : Keutamaan Bulan Muharram

🎙 Ustadz Abu Rufaydah Lc, M.A حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Ahadits Asyri Dzulhijjah wa Ayyamit Tasyriq: Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Muharram
〰〰〰〰〰〰〰

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله و الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين

Pertemuan yang ketiga dari Kitab Risalatun Fī Ahāditsu Sahrillāhi Al-Muharram (أحاديث شهر الله المحرم) dengan tema:

فضل شهر الله المحرم

▪︎ _Keutamaan Bulan Allāh (Muharram)_

Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu ia berkata, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

_”Seutama-utama puasa setelah Ramadhān adalah bulan Muharram._

وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

_Seutama-utama shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”_

(HR. Muslim nomor 1163).

Dalam riwayat lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

الصَّلَاةُ في جَوْفِ اللَّيْلِ

_”Shalat di sepertiga malam.”_

(Hadīts ini diriwayat oleh Imam Muslim).

Sahabat-sahabat yang dirahmati oleh Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Hadīts ini menunjukkan akan keutamaan berpuasa di bulan Muharram, karena puasa ini adalah puasa yang paling afdhal untuk dilaksanakan setelah puasa Ramadhān. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadīts yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

_Bulan Muharram_ adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Hijriyyah dan penetapan kalender Hijriyyah ini pertama kalinya dilakukan oleh khalifah Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.

Beliau menetapkan bulan-bulan dan tahun Hijriyyah, setelah banyaknya keluhan dan masukan dari para sahabat ketika mengirim surat, mengiriman delegasi dan lain sebagainya, dan mendapatkan saran-saran dari para sahabat penentuan masuknya bulan Hijriyyah (dengan) terhitung dari wafatnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Ada yang menganjurkan dari wafatnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan lain sebagainya.

Maka (pada masa) Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam saat itu belum ditetapkan tahun.

Kemudian Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ta’ala ‘anhu setelah mendapatkan saran dari para sahabat. Beliau menetapkan tahun Hijriyyah dengan hijrahnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

(Karena dengan hijrahnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentu ini milik siapapun)

Hijrah milik para sahabat, hijrah milik orang-orang yang berada disekitar Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan orang-orang yang ada setelahnya.

Allāh Tabāraka wa Ta’āla berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًۭا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ

_”Sesungguhnya perhitungan bulan-bulan disisi Allāh itu ada dua belas bulan ditetapkan Allāh di hari penciptaan langit dan bumi dan diantaranya ada empat bukan haram. Itulah agama yang lurus maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian.”_
(QS. At-Taubah: 36)

Dari sahabat Abu Bakrah radhiyallāhu Ta’āla.’anhu, ia menyampaikan bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:

السَّنةُ اثنا عَشَرَ شَهرًا، منها أربعةٌ حُرُمٌ، ثلاثٌ متوالية: ذو القَعْدةِ، وذو الحِجَّةِ، والمحَرَّمُ، ورَجَبُ

_”Hitungan bulan-bulan disisi Allāh ada dua belas dan diantaranya ada empat bulan yang haram, ada tiga yang beruntun (Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram) dan satu lagi bulan Rajab.”_

(Hadīts shahīh riwayat Al-Bukhāri nomor 4662 dan Muslim nomor 1679).

_Bulan Muharram memiliki keutamaan, diantaranya Allāh Tabāraka wa Ta’āla menyandarkan bahwasanya bulan Muharram adalah bulan-bulan Allāh Ta’āla. Bulan yang diistimewakan afdhaliyahnya melebihi bulan yang lain._

Karena itu bulan yang sangat mulia ini, Allāh Ta’āla berpesan:

فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

_”Jangan kalian menzhalimi diri-diri kalian dengan melakukan perkara-perkara yang mengandung unsur dosa ataupun maksiat.”_

Sehingga Qataadah mengatakan:

إن الظلم في الأشهر الحرام أعظم خطيئة ووزرًا من الظلم فيما سواها

_”Sesungguhnya kezhaliman yang dilakukan di bulan-bulan Haram lebih besar dosanya dibandingkan kezhaliman yang dilaksanakan pada bulan selainnya._

وإن كان الظلم على كل حال عظيمًا

_Sekalipun melakukan kezhaliman dalam setiap kondisi adalah perkara-perkara yang sangat besar._

ولكن الله يعظم من أمره ما يشاء

_Akan tetapi Allāh mengagungkan dalam segala perintah sesuatu yang Allāh Tabāraka wa Ta’āla kehendaki.”_

Karena itu sahabat-sahabat yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta’āla.

Setiap terjadinya perpindahan dari bulan ke bulan ataupun tahun ke tahun setiap muslim hendaknya mengambil ibrah (mengambil pelajaran) dan dia mengambil kesempatan dari waktu-waktu yang ia lalui dengan beribadah.

Diantara ibadah yang bisa dilakukan oleh seseorang yang masuk pada bulan Muharram adalah berpuasa.

Berpuasa pada bulan Muharram.

Sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyampaikan dalam sabdanya di atas yaitu _untuk memaksimalkan waktu di bulan Muharram ini salah satunya dengan melaksanakan puasa, yaitu puasa Asy-Syura di mana puasa ini akan dijelaskan pada pembahasan setelahnya._

Wallāhu Ta’āla A’lam.

والحمد لله رب العالمين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top