Home > Kajian Kitāb > Kitab Awaa’iqu ath Thalab > Materi 09 ~ Mencari Ilmu Bukan Karena Allah (8) – Ilmu mewariskan ketakwaan, amal memperkuat keimanan

Materi 09 ~ Mencari Ilmu Bukan Karena Allah (8) – Ilmu mewariskan ketakwaan, amal memperkuat keimanan

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Untuk bisa melaksanakan perintah Allah perlu tau apa saja sih perintahnya ? bagaimana cara melaksanakan perintah itu ? kamu tidak akan bisa menjadi orang yang bertaqwa sebelum berilmu makanya kalau ayat

وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

bertaqwalah kamu kepada Allah maka Allah akan balas dalam bentuk ilmu tanpa harus belajar maka ini terbalik. Menjadikan taqwa sebagai sesuatu yang asal kemudian ilmu menjadi sesuatu yang akibat, Taqwa sebagai sebab dan ilmu menjadi akibat. Maka hal tersebut sangat keliru. Seharusnya ilmu sebab dan taqwa akibat. Berkata muallif disini karena yang ma’ruf dikalangan para ulama yang juga masuk akal adalah ilmu lah yang mewariskan taqwa, ilmu lah yang menyebabkan lahirnya ketaqwaan, tidak ada ketaqwaan tanpa ilmu. Maka ilmu adalah sesuatu yang pokok, sesuatu yang menjadi pondasi lahirnya ketaqwaan. Inilah makna atau bantahan yang kedua berkata muallif dan ini adalah ucapan yang sangat bagus. Penjelasan, penerangan yang sangat masuk akal yang bisa menambah penjelasan lebih gamblang adalah amal menyebabkan hati memiliki kekuatan imaniyah, karena begitu beramal ilmu-ilmu yang sudah dipahami tadi diamalkan dan itu dampaknya terhadap hati luar biasa. Bukan sekedar teori tetapi juga langsung praktik. Nanti dari praktik itu akan lahir hal-hal yang tadinya tidak terduga secara teoritis karena sifatnya bathiniyah, jangankan urusan ibadah umpamanya sensifitasnya hati setelah umpamanya kita mengamalkan ilmu diterapkan lama-lama hati mulai mudah tersentuh ketika nama Allah disebut, ketika ayat-ayatnya dibacakan. Oleh karena itulah dia akan mampu meraih banyak faedah yang faedah itu sendiri tidak bisa dicapai oleh orang-orang yang tidak bisa mengamalkan ilmu ini dan ini tersaksikan.

Jadi ilmu dulu, setelah itu amalkan dari pengamalan itu lahirlah taqwa, bukan sebaliknya. Maka disebutkan disini dia tidak pernah belajar ilmu lalu dia meyakini bertaqwa kepada Allah lalu nanti Allah akan kasih ilmu kepada kalian ini adalah kebodohan. Lalu disebutkan bahwa ro’a itu artinya orang yang hina itu tidak akan pernah lepas dari kondisi kebodohannya. Ketika salah, ketika keliru dalam beribadah bukannya nambah pahala tetapi malah nambah dosa karena terjerumus kedalam kebid’ahan yang tidak dicontohkan oleh Nabi ﷺ. Orang itu melanggar ayat, melanggar hadits, apa ayat dan hadist yang dilanggar umpamanya ayat dalam surah An-Nur: 63 Allah berfirman,

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Orang-orang yang menyimpang dari sunnah Nabi harus takut karena mereka akan ditimpa fitnah atau adzab yang sangat pedih”

Kalau menyimpang dari tuntunan Nabi ketika beramal dan penyimpangan itu dikarenakan kebodohan. Hadits shahih riwayat imam Bukhori menyatakan,

وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ

“Jauhi oleh kalian setiap perkara-perkara yang baru dalam agama karena setiap perkara baru dalam agama itu bid’ah”

Dizaman Nabi tidak ada untuk apa kita ada-adakan (Hal ini berkaitan dengan masalah agama) tetapi dalam urusan dunia mengadakan perkara baru boleh saja karena kalian lebih tahu dalam urusan dunia. Di zaman Nabi tidak diamalkan oleh kita diadakan maka hal itulah yang terlarang, maka jauhilah. Orang yang tidak berilmu lalu ibadah, semangat ibadahnya tinggi dan ilmunya tidak ada sama sekali akhirnya terjerumus kedalam perkara-perkara baru dalam agama. Maka dia melanggar ayat tadi , dilanggar hadits tadi, dan ini makna yang pertama tentang

وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
image_pdfimage_print

1 thought on “Materi 09 ~ Mencari Ilmu Bukan Karena Allah (8) – Ilmu mewariskan ketakwaan, amal memperkuat keimanan”

  1. Assalamu’alaikum, Saudaraku, terima kasih atas ilmunya. Jazakallahu fiik.
    Mohon maaf koreksi, kalimat terakhir materi ini sepertinya belum selesai.
    Wassalamu’alaikum

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top