Home > Bimbingan Islam > Bekal Bulan Ramadhan > Halaqah 29 : Taubat Nasuha

Halaqah 29 : Taubat Nasuha

🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Majalis Syahri Ramadhān (مجالس شهر رمضان)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمدلله و صلاة و سلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه و لاحول ولاقوة الابالله أما بعد

Para pemirsa.

Saat yang sangat tepat bagi seorang mukmin di bulan Ramadhān ini adalah benar-benar mewujudkan pertaubatannya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kapan lagi?

Seandainya di bulan Ramadhān seorang mukmin tidak tergerak bertaubat kepada Allāh, mau bulan apa lagi?

Ramadhān membukakan pintu Surga seluas-luasnya. Allāh tutup pintu Neraka serapat-rapatnya. Allāh Subhānahu wa Ta’āla membelenggu para syaithan (مَرَدة الشَّيَاطِينُ), gembong-gembong syaithan. Sehingga Allāh bantu seluas-luasnya untuk mewujudkan kebaikan dan mengakhiri keburukan.

Taubat adalah kunci kesuksesan seorang mukmin, sehingga Allāh membagi manusia:

إما تائبون وإما ظالمون ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون

_Termasuk yang bertaubat atau yang zhalim, barangsiapa dia tidak bertaubat maka dia adalah orang yang zhalim._

Maka, jadilah kita orang yang bebas dari kezhaliman dengan senantiasa kembali kepada Allāh yaitu bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Keberuntungan kita bertumpu kepada pertaubatan kita, yang Allāh katakan:

َتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

_”Bertaubatlah kalian semuanya wahai mukminin kepada Allāh agar kalian betul-betul menjadi orang yang beruntung.”_

(QS. An Nūr: 31)

Keberuntungan kita bersama dengan taubat kita. Dan Allāh janjikan bagi mereka yang bertaubat dengan kebaikan-kebaikan yang banyak.

Di antaranya Allāh memerintahkan kita untuk taubat nasuha.

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ

_”Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian kepada Allāh dengan taubat nasuha (taubat yang sebenarnya, yang serius, yang sungguh-sungguh). Mudah-mudahan Allāh mengampunkan (menghapuskan) keburukan kalian dan memasukkan kalian ke Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”_

(QS. At Tahrīm: 8)

Syaikh Utsaimin mengatakan bahwa taubatan nasuha, taubat yang serius, syaratnya ada lima, di antaranya:

⑴ Ikhlas karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Yang menggerakkan kita bertaubat bukan faktor duniawi, bukan faktor yang lainnya, tapi semata-mata karena Allāh Ta’āla.

⑵ Dia menyesal dengan perbuatan tersebut dengan penyesalan yang mendalam dari hatinya.

⑶ Dia tinggalkan perbuatan maksiatnya.

⑷ Dia berazam untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.

⑸ Dia lakukan di waktu masih diterimanya taubat.

Secara umum, taubat akan berakhir ketika matahari muncul di barat.

Sehingga Allāh berfirman dalam ayat:

يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَـٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَـٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَـٰنِهَا خَيْرًۭا

_”Hari ketika telah datang tanda-tanda ayat Allāh yaitu munculnya matahari dari barat, maka tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha (dia tidak beramal yang baik).”_

(QS. Al An’ām: 158)

Secara pribadi taubat itu akan tertutup ketika nyawa sudah sampai di: يُغَرْغِرْ (tenggorokan) atau sakaratul maut. Di antaranya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam katakan bahwasanya pintu taubat akan diterima oleh Allāh, akan senantiasa dibuka oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ.

_”Sesungguhnya Allāh menerima taubat seorang hamba selama ruh belum sampai di tenggorokan.”_

(HR At Tirmidzi no. 3537)

Selama ruh belum sampai di tenggorokan, yaitu
sakaratul maut atau habis waktunya untuk dia bertaubat.

Sekali lagi bergembiralah menjadi seorang mukmin. Karena kita yang lemah ini, yang pasti banyak dosa, kita masih dibuka kesempatan untuk datang kepada Allāh dengan bersih. Dengan cara bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, apapun dosa kita.

Apapun dosa Anda, walaupun Anda memiliki dosa sebesar bumi setinggi langit seluas lautan.

Apa kata Allāh dalam hadīts qudsi?

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ

_”Wahai anak Adam! Seandainya Anda memiliki dosa besar sampai menyentuh langit lalu Anda beristighfar meminta ampun kepada Allāh dan bertaubat kepada Allāh, niscaya Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak peduli dengan dosa-dosamu.”_

(HR. At Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih)

Sebuah kebahagiaan seorang mukmin bahwa kembalinya seorang mukmin kepada Allāh lebih Allāh suka (Allāh lebih bergembira) dibandingkan seorang hamba yang pergi dengan perbekalannya di atas kendaraannya, dia berteduh sebentar di bawah pohon, tahu-tahu kendaraannya hilang, kemudian dicari sampai tidak ketemu, dia pun tinggal menunggu kematian, tiba-tiba kendaraannya kembali utuh dengan semua perbekalannya.

“‏ لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ ‏.‏ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ ‏”‏ ‏.‏

_Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya, ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, “Ya Allāh, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.” Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya._

(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 2747).

Pemirsa gunakan sebaik mungkin kesempatan Ramadhān kita!

Jangan Anda lewatkan tanpa bertaubat kepada Allāh. Dan ingat setiap malam Allāh memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari api Neraka

Jadikan diri Anda satu di antara deretan orang yang Allāh bebaskan dari Neraka, tentunya dengan usaha yang kita lakukan di antaranya dengan banyak bertaubat, banyak beristighfar dan berharap untuk menjadi satu di antara orang yang terbebaskan dari adzab Jahannam.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla meringankan kita dan menggerakkan hati kita untuk kembali kepada Allāh, sehingga meraih keberuntungan yang hakiki, keberuntungan saat kelak kita menghadap Allāh.

Kita datang dengan amal shalih dan diampunkan dosa-dosa kita. Sehingga kita dipersilakan masuk ke dalam Jannatun Na’im (surga yang penuh dengan keselamatan).

Demikian semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top