🎙 Ustadz Amir As-Soronji, Lc., M.Pd.I حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Majalis Syahri Ramadhān (مجالس شهر رمضان)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركات
إن الحمدلله الله و صلاة و سلام على رسول الله و لاحول ولاقوة الابالله أما بعد
‘Ibadallāh, wahai hamba-hamba Allāh.
Ketahuilah bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki hukum yang sempurna dan hikmah yang tinggi dalam ciptaan dan syari’at-Nya.
Dialah yang Maha Bijaksana dalam ciptaan dan syari’at-Nya. Segala sesuatu yang Allāh syari’atkan pasti ada hikmahnya termasuk di dalamnya puasa.
Banyak sekali hikmah-hikmah puasa, diantaranya:
⑴ Puasa adalah ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Seseorang bisa mendekatkan diri kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan puasa. Dengan cara meninggalkan hal-hal yang disukainya, hal-hal yang diinginkannya. Baik itu makanan, minuman maupun melakukan hubungan intim.
Dengan menjalankan ibadah puasa maka nampak kejujuran keimanan seseorang, kesempurnaan ubudiyyahnya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kekuatan cintanya dan harapannya yang besar kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑵ Puasa sebab ketakwaan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
_”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”_
(QS. Al Baqarah: 183)
Pengertian takwa secara umum adalah melaksanakan segala perintah Allāh dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Orang yang berpuasa diperintahkan untuk menjalankan perintah-perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan menjauhi kemaksiatan – kemaksiatan.
Dalam hadīts riwayat Al Bukhāri, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
من لم يدَعْ قولَ الزُّورِ والعملَ بِهِ ، فليسَ للَّهِ حاجةٌ بأن يدَعَ طعامَهُ وشرابَهُ
_”Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, perbuatan dusta atau perbuatan bodoh maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak butuh dengan puasanya.”_
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 1903)
Orang yang berpuasa tidak boleh bohong, tidak boleh mengatakan perkataan dusta atau melakukan perbuatan dusta.
Kemudian dalam hadīts yang lain, orang yang berpuasa dilarang membalas celaan orang yang mencelanya atau mencacinya. Ketika dia di cela atau dicaci Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkannya untuk mengatakan:
اني صائم
_”Sesungguhnya aku sedang berpuasa.”_
Orang yang berpuasa tidak boleh mencela atau mencaci maki.
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑶ Dengan puasa hati menjadi fokus untuk berpikir dan berdzikir.
Menuruti hawa nafsu bisa menyebabkan kelalaian bahkan terkadang mengeraskan hati dan membutakan hati dari kebenaran. Oleh Karenanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan bimbingan untuk sedikit makan.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadīts riwayat Ahmad, An Nassā’i dan Ibnu Mājah, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
بِحَسَبِ بْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ
_”Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya.”_
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑷ Bahwasanya orang kaya menyadari betapa besar nikmat kekayaan yang Allāh berikan kepadanya.
Dimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memberikan nikmat makanan, minuman dan istri kepadanya. Sementara kebanyakan orang tidak mendapatkan kenikmatan ini. Tidak mempunyai makan, tidak mempunya minum, tidak mempunyai pasangan.
Maka dia pun memuji Allāh Subhānahu wa Ta’āla, bersyukur kepadanya. Dan dia ingat saudaranya yang fakir (miskin), maka hatinya tergerak untuk membantu mereka. Untuk bersedekah kepada mereka supaya mereka bisa menutupi rasa laparnya. Supaya mereka bisa memakai pakaian, menutupi auratnya.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan kedermawanan Beliau semakin meningkat di bulan Ramadhān. Ketika Jibril alayhissallām menemuinya, mengajarkan Al Qur’ān kepadanya.
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑸ Melatih mengendalikan nafsu yang menguasainya dan memegangnya kuat-kuat sehingga dia bisa mengendalikan dan mengarahkannya ke arah kebaikan dan kebahagiaan.
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑹ Menghilangkan kesombongan dari jiwa orang yang melaksanakannya sehingga dia tunduk kepada kebenaran dan bersikap lemah lembut terhadap sesama.
Orang yang kenyang kemudian dia penuhi syahwatnya dengan melakukan hubungan intim terkadang perkara-perkara ini bisa mengantarkan dirinya kepada sikap sombong. Sombong terhadap kebenaran maupun sombong terhadap sesama.
Nafsu manusia ketika butuh terhadap perkara-perkara ini, butuh makan dan minum butuh melakukan hubungan intim, maka dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Kalau dia sudah mendapatkannya dia pun merasa telah meraih keinginannya maka muncullah rasa senang yang tercela dan rasa sombong yang bisa menjadi sebab kebinasaannya.
Kemudian dantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑺ Bahwasanya dengan puasa maka aliran-aliran darah menjadi sempit disebabkan lapar dan haus maka jalan-jalan syaithan di tubuh manusia juga menjadi sempit. Karena syaithan berjalan di tubuh manusia melalui aliran darah sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Oleh karenanya puasa bisa mengekang hawa nafsu, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda kepada para pemuda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
_Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu untuk menikah maka hendaklah kalian menikah. Karena menikah itu bisa menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan._
_Namun barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa karena puasa bisa menundukkan hawa nafsunya (puasa bisa mempersempit jalan-jalan syaithan dalam tubuhnya)._
Kemudian diantara hikmah puasa berikutnya adalah:
⑻ Puasa bisa menghasilkan berbagai manfaat kesehatan.
Dengan mengurangi makanan mengistirahatkan alat-alat pencernaan untuk beberapa waktu tertentu. Kemudian membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan-endapan makanan yang berbahaya bagi tubuh manusia. Dan lain-lain.
Masih banyak hikmah-hikmah puasa yang dijelaskan oleh para ulama. Walhasil, betapa agung dan tinggi hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, betapa bermanfaat dan bermaslahat syari’at-syari’at Allāh bagi makhluknya
وصلى الله على نبينا محمّد و الحمدلله رب العالمين
____________________