Home > Bimbingan Islam > Bekal Bulan Ramadhan > Halaqah 06 : Bentuk Terbaik Tilawah Al Qur’ān

Halaqah 06 : Bentuk Terbaik Tilawah Al Qur’ān

🎙 Ustadz Amrullah Akadhinta, ST حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Majalis Syahri Ramadhān (مجالس شهر رمضان)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أما بعد:

Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Bulan Ramadhān syahrul Qur’ān, bulannya Al Qur’ān. Para ulama menyebutkan bahwa membaca Al Qur’ān itu ada dua.

⑴ Membaca lafazhnya, membaca kata-katanya.

Yang mendapatkan pahala dalam setiap hurufnya sepuluh kebaikan.

⑵ Membaca, memahami hukum yang ada di dalamnya dan kemudian mengamalkannya.

Yang kedua ini, insyaAllāh akan kita bahas pada kesempatan kali ini dengan ringkas.

Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Membaca, memahami dan mengamalkan Al Qur’ān adalah fungsi, tujuan utama diturunkannya Al Qur’ān kepada hamba-hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Bayangkan, apabila kita memiliki sebuah buku petunjuk dan tidak kita baca, maka kita tidak akan memahami petunjuk yang ada di dalamnya.

Bayangkan, jika kita baca tanpa kita pahami, kita juga tidak bisa mengambil pelajaran dari dalamnya.

Kita baca, kita pahami tapi tidak kita amalkan, kita juga tidak akan bisa mendapatkan manfaat dengan buku petunjuk tersebut.

Buku petunjuk tersebut akan bermanfaat jika kita baca, kita pahami dan kita amalkan.

Begitulah Al Qur’ān, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman dalam surat Shad ayat 29.

كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ

_”Inilah sebuah kitab (Al Qur’ān), yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad), penuh dengan keberkahan (kebaikan). Agar manusia mentadabburi, (merenungi) ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang terdapat di dalamnya. Dan agar orang-orang yang mempunyai pikiran (berakal) mengingat Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadīts:

القُرآنُ حُجَّةٌ لك أو عليك

_”Sesungguhnya Al Qur’ān hujjah yang akan membelamu pada hari kiamat atau hujjah yang akan menuntutmu pada hari kiamat.”_

(Hadīts shahīh riwayat Muslim).

Begitulah Al Qur’ān

Jika kita menjadikan Al Qur’ān berada di depan kita dan kita mengikutinya maka Al Qur’ān akan menjadi pembela bagi kita di hari kiamat nanti.

Akan tetapi apabila kita menjadikan Al Qur’ān di belakang kita, kita menjadikan Al Qur’ān yang justru mengikuti kita, kita beragama sesuai dengan hawa nafsu, maka Al Qurān akan menjadi: حُجَّةٌعليك , akan menjadi penuntut kita pada hari kiamat nanti.

Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Demikian pula ahlul Qur’ān, hendaknya mengamalkan Al Qur’ān, tampak pada dirinya sifat-sifat ahlul Qur’ān.

Shahabat Abdullāh bin Mas’ud radhiyallāhu ‘anhu mengatakan :

يَنْبَغِي لقارى القُرْآنِ أنْ يُعْرَفَ بِلَيْلِهِ إذا النّاسُ نائِمُونَ

_Selayaknya bagi ahlul Qur’ān menjadi tampak di malam hari ketika manusia tidur (dia bangun di malam hari)._

وبِنَهارِهِ إذا النّاسُ مُفْطِرُونَ

_Dan dia tampak di siang hari, ketika manusia di siang hari dia tampak sebagai seorang yang berpuasa._

وبِبُكائِهِ إذا النّاسُ يَضْحَكُونَ

_Dan dia tampak dengan tangisnya ketika manusia tertawa._

وبورعه إذا الناس يخلطون

_Dan dengan waranya (sifat sederhananya) ketika manusia berlebihan._

وبصمته إذا الناس يخوضون

_Dan dengan diamnya ketika manusia banyak berbicara._

وبِخُشُوعِهِ إذا النّاسُ يَخْتالُون

_Dan dengan khusyuknya ketika manusia lalai._

وبِحُزْنِهِ إذا النّاسُ يَفْرَحُونَ

_Dan dengan sedihnya apabila manusia saling bergembira._

Itulah Al Qur’ān, dia harus menampakkan dirinya berbeda dengan banyak manusia, berbeda dalam arti kebaikan.

Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Terakhir, Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan orang-orang yang meninggalkan Al Qur’ān.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَـٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلًۭا

_Dan pada hari di mana orang-orang zhalim akan dibalas, akan diikat dengan tangannya, dia mengatakan, “Seandainya dahulu aku mengambil jalan para rasul.”_

(QS. Al Furqān: 27)

Ini penyesalan orang-orang yang kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian diantara penyesalan kekufuran mereka (orang-orang yang kufur) tersebut:

يَـٰوَيْلَتَىٰ لَيْتَنِى لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًۭا

_”Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan Si Fulan itu teman akrabku.”_

(QS. Al Furqān: 28)

Seandainya aku tidak menjadikan Si Fulan itu sebagai temanku.

Kenapa?

Dia menyesal, karena menjadikan Si Fulan sebagai teman dan karena Si Fulan menjauhkan dia dari Al Qur’ān.

لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ

_”Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari adz dzikr, dari peringatan (Al Qur’ān) setelah Al Qur’ān itu datang kepadaku._

وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا

_Dan syaithan itu benar-benar menggiring manusia ke jalan Keburukan.”_

(QS. Al Furqān: 29)

Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Begitulah, janganlah kita menjadi orang-orang yang dekat dengan orang-orang yang menjauhkan kita dengan Al Qur’ān. Dekatlah kita dengan orang-orang yang mendekatkan kita dengan Al Qur’ān, baik mendekatkan kita dengan bacaan Al Qur’ān maupun mendekatkan kita untuk beramal dengan Al Qur’ān.

Wallāhu Ta’āla A’lam bishshawāb.

وصلى على نبينا محمّد وعلى آله وصحبه وسلم و الحمدلله رب الـعـالـمـيـن

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top