Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Al-'Aqīdah Al-Wāsithiyyah > Halaqah 100 | Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama dan Sifat Allāh ﷻ ~ Hadits 6 dan 7 Tentang Sifat Kalam Bagi Allāh ﷻ

Halaqah 100 | Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama dan Sifat Allāh ﷻ ~ Hadits 6 dan 7 Tentang Sifat Kalam Bagi Allāh ﷻ

🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah
🖊 Ilmiyyah.com
〰〰〰〰〰〰〰

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-100 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Hadits-hadits yang merupakan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allāh ﷻ. Beliau mendatangkan dua hadits yang menunjukkan tentang sifat kalam bagi Allāh ﷻ.

وَقَوْله

Dan juga sabda Nabi ﷺ

يقولُ اللَّهُ تَعالَى

Allāh ﷻ berkata kepada Adam ‘alaihissalam

يا آدَمُ، فيَقولُ: لَبَّيْكَ وسَعْدَيْكَ

Wahai Adam maka Nabi Adam mengatakan لَبَّيْكَ وسَعْدَيْكَ

Allāh ﷻ mengatakan يا آدَمُ menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ berbicara, karena disebutkan disini يقولُ (Allāh ﷻ berkata kepada Adam) يا آدَمُ memanggil Nabi Adam, يا disini adalah ādatun nida (huruf yang digunakan untuk memanggil), dan nida (memanggil) ini adalah ucapan dengan suara yang keras, itu namanya memanggil.

Maka Nabi Adam mengatakan لَبَّيْكَ وسَعْدَيْكَ, menjawab panggilan Allāh ﷻ menunjukkan bahwasanya Kalāmullāh itu bisa didengar buktinya Nabi Adam ‘alaihissalam Beliau menjawab panggilan Allāh ﷻ dan mengatakan لَبَّيْكَ وسَعْدَيْكَ.

لَبَّيْكَ artinya adalah ijabah ba’da ijabah, kalau diterjemahkan dalam bahasa kita artinya Ya Allāh ﷻ aku senantiasa menjawab panggilan-Mu setelah menjawab panggilan-Mu artinya terus-menerus menjawab panggilan-Mu, sehingga orang yang melakukan haji dan juga umrah mengatakan

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ

Semoga Allāh ﷻ memudahkan kita semuanya untuk bisa kembali ke sana untuk berziarah ke Ka’bah ke Baitullāh baik dalam rangka umrah maupun dalam rangka haji untuk memenuhi panggilan Allāh ﷻ.

وسَعْدَيْكَ maksudnya adalah is’ādun ba’da is’ād yaitu aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allāh ﷻ dan terus meminta kepada-Mu kebahagiaan, dari kata سَعَادَة (kebahagiaan) yaitu meminta kepada Allāh ﷻ kebahagiaan setelah kebahagiaan

فَيُنَادِي بِصَوتٍ

kemudian Allāh ﷻ memanggil (dan sudah berlalu bahwasanya makna nida adalah ucapan dengan suara yang keras) dengan suara, dan ini jelas bahwasanya Allāh ﷻ Kalām-Nya dengan suara, aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Kalāmullāh dengan huruf dan juga dengan suara, ucapan يُنَادِي itu sudah menunjukkan bahwa dia dengan suara dikuatkan lagi بِصَوتٍ (dengan suara) menunjukkan bahwasanya Kalāmullāh adalah dengan suara

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تُخْرِجَ مِن ذُرِّيَّتِكَ بَعْثًا إلَى النَّارِ

Sesungguhnya Allāh ﷻ menyuruhmu (yang berbicara adalah Allāh ﷻ) untuk mengeluarkan dari keturunanmu utusan ke dalam neraka, dari setiap 1000 orang 999 ke dalam neraka dan 1 orang ke dalam surga, termasuk di antara yang masuk ke dalam neraka tadi adalah ya’juj dan juga ma’juj yang disebutkan dalam hadits-hadits yang shahih tentang banyaknya jumlah mereka.

Disini kenapa Allāh ﷻ mengatakan إِنَّ الله (sesungguhnya Allāh ﷻ) padahal yang berbicara adalah Allāh ﷻ seakan-akan yang berbicara adalah bukan Allāh ﷻ, para ulama menjelaskan penggunaan uslub seperti ini adalah untuk menunjukkan keagungan Allāh ﷻ, yang berbicara adalah Allāh ﷻ kemudian Allāh ﷻ mengatakan إِنَّ الله maka ini menunjukkan tentang keagungan Allāh ﷻ menunjukkan tentang kebesaran Allāh ﷻ, dan ini seperti Firman Allāh ﷻ

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا
[An-Nisa’:58]

Sesungguhnya Allāh ﷻ menyuruh kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak. Maka ini menunjukkan tentang pengagungan terhadap Allāh ﷻ.

مُتَّفقٌ عَلَيْهِ

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menunjukkan sifat di antara sifat-sifat Allāh ﷻ yaitu sifat Al-Kalām bagi Allāh ﷻ.

Maka yang seperti ini di antara Hikmah yang bisa kita ambil adalah tentang harusnya seseorang memiliki rasa takut karena penduduk neraka ini jumlahnya sangat banyak, dari 1000 orang ada 999 yang masuk ke dalam neraka, kalau kita bayangkan 1000 orang yang ada di sekitar kita satu orang saja yang masuk kedalam surga, maka seorang muslim antara takut dan berharap, takut apabila masuk ke dalam 999 tadi dan dia berharap dia adalah termasuk 1 orang yang masuk ke dalam surganya Allāh ﷻ.

Dan ini menunjukkan bahwasanya keselamatan ini adalah nikmat yang sangat berharga yang Allāh ﷻ berikan kepada seseorang, diberikan dia sebab-sebab keselamatan yaitu Islam Iman dan dikenalkan kita sunnah Nabi ﷺ dan dimudahkan kita untuk menempuh jalan menuntut ilmu dan ini semua adalah sebab-sebab masuknya seseorang ke dalam surga, tauhid sunnah

فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ

من لقي الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة

Orang yang bertemu dengan Allāh ﷻ dalam keadaan dia tidak menyekutukan Allāh ﷻ dengan sesuatu apapun maka dia masuk dalam surga

‎مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Barang siapa yang menempuh sebuah jalan mencari ilmu di dalamnya, maka Allāh ﷻ akan mudahkan dia masuk kedalam surga.

Maka seorang muslim antara takut dan berharap, senantiasa ada rasa takut di dalam hatinya dan dia memiliki rasa harap ketika dia melihat rahmat Allāh ﷻ yang begitu luas yang Allāh ﷻ berikan kepada dirinya.

Kemudian hadits yang kedua tentang masalah kalam ini

وَقَوْله

Dan sabda Nabi ﷺ

ما من أحدٍ إلا سيُكلِّمُه ربُّه ليس بينه وبينه حاجب ولا ترجمانُ

Tidaklah ada di antara kalian kecuali Allāh ﷻ akan berbicara kepadanya (disini syahidnya, berarti masing-masing dari kita akan diajak bicara oleh Allāh ﷻ) tidak ada antara dia dan dia (antara Allāh ﷻ dan hamba tersebut) penghalang dan penerjemah (artinya kita berbicara dengan bahasa kita, dan Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu bahkan bahasa Allāh ﷻ yang menciptakan dan ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allāh ﷻ sehingga saat itu ketika Allāh ﷻ berbicara dengan kita maka tidak ada di sana penerjemah).

Disini tidak disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah siapa yang meriwayatkan hadits ini tapi dia diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim (muttafaqun ‘alaih), dan hadits ini menunjukkan tentang satu sifat diantara sifat-sifat Allāh ﷻ yang harus kita tetapkan yaitu sifat Al-Kalām karena disitu disebutkan سيُكلِّمُه, Allāh ﷻ akan berbicara kepada masing-masing diantara kita dan tidak ada antara kita dengan Allāh ﷻ ترجمانُ (penerjemah, yang menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa yang lain).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top