Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Beriman Kepada Hari Akhir > Halaqah – 68 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 3

Halaqah – 68 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 3

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Beriman Kepada Hari Akhir

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-68 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah Dan Kenikmatannya Bagian Ketiga”

Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan.

Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening kepala.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

يَطُوفُ عَلَيۡہِمۡ وِلۡدَٲنٌ۬ مُّخَلَّدُونَ (١٧) بِأَكۡوَابٍ۬ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٍ۬ مِّن مَّعِينٍ۬ (١٨) لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡہَا وَلَا يُنزِفُونَ (١٩) وَفَـٰكِهَةٍ۬ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ (٢٠) وَلَحۡمِ طَيۡرٍ۬ مِّمَّا يَشۡتَہُونَ (٢١) وَ

“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan seloki atau piala yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.

(QS Al-Wāqi’ah:17-21)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta, Kemudian beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,
Yang memakannya lebih baik dari padanya”

(Hadīts hasan riwayat Tirmidzi)

Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus (Hadīts riwayat Bukhāri ).

⇒Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadīts Tsauban Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulamā Yahūdi, Apa yang mereka makan setelah itu?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk surga”

Ulamā Yahūdi tersebut berkata,
Apa yang mereka minum setelahnya?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Mereka akan minum dari mata air di dalam surga yang dinamakan salsabil”

Para penduduk surga makan bukan karena lapar, dan minum bukan karena haus. Dan mereka tidak mengeluarkan kotoran.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum, dan tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak buang air besar dan tidak membuang ingus.

Mereka bertanya, Lalu ke mana makanannya?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

“Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi”

(Hadīts riwayat Muslim)

⇒Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya. Dan Dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam keduanya”

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

⇒Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak dan mutiara.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬ا‌ۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٌ۬

“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra”

(QS Al-Hajj : 23)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

عَـٰلِيَہُمۡ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضۡرٌ۬ وَإِسۡتَبۡرَقٌ۬‌ۖ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ۬ وَسَقَٮٰهُمۡ رَبُّہُمۡ شَرَابً۬ا طَهُورًا

“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada mereka dengan air yang sangat bersih.

(QS Al-Insān : 21)

Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal (Lihat Ar-Rahman:54)

Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun (Lihat At-Thur:20)

Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَأَقۡبَلَ بَعۡضُہُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ يَتَسَآءَلُونَ (٢٥) قَالُوٓاْ إِنَّا ڪُنَّا قَبۡلُ فِىٓ أَهۡلِنَا مُشۡفِقِينَ (٢٦) فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا وَوَقَٮٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ (٢٧) إِنَّا ڪُنَّا مِن قَبۡلُ نَدۡعُوهُ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡبَرُّ ٱلرَّحِيمُ (٢٨)

“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata,
Sesungguhnya kita dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kita merasa takut dengan adzab. Maka Allāh memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari adzab neraka. Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang.

(QS At-Thur :25-28)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

3 thoughts on “Halaqah – 68 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 3”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top