Home > Grup Islam Sunnah > Kitab Sifat Shalat Nabi ﷺ > Halaqah 138 – Wajibnya Tasyahud Awal dan Disyariatkan Berdoa di Dalamnya Bag 04

Halaqah 138 – Wajibnya Tasyahud Awal dan Disyariatkan Berdoa di Dalamnya Bag 04

🌍 Grup Islam Sunnah | GiS
🎙 Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A.
📗 صفة صلاة النبي ﷺ من التكبير إلى التسليم كأنك تراها
📝 Syaikh Al-Albani رحمه الله
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta’ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

Kita sudah sampai kepada pembahasan tentang “Tasyahud Awal itu Wajib dan Disyariatkan untuk Berdoa di Dalamnya.”

(Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, -ed),

وَ ❲ كَانَ ﷺ يُعَلِّمُهُمُ التَّشَهُّدَ ❳

“Dahulu Rasulullah ﷺ mengajarkan tasyahud kepada para sahabatnya”

❲ كَمَا يُعَلِّمُهُمُ السُّوْرَةَ مِنَ الْقُرْآنِ ❳

“sebagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada para sahabatnya”

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ dalam mengajarkan tasyahud, Beliau mengulang-ulangnya. Mengajarkan kepada sahabat ini, mengajarkan kepada sahabat yang lainnya, mengajarkan lagi kepada sahabat yang lainnya. Beliau mengulang-ulang sebagaimana Beliau mengulang-ulang dalam mengajarkan surat Al-Qur’an kepada para sahabat, mentalqin. Dan ini menunjukkan Beliau sangat perhatian dalam masalah mengajarkan tasyahud. Beliau sangat perhatian terhadap tasyahud. Sampai-sampai Beliau mengajarkannya sebagaimana/seperti Beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an.

Kita juga demikian ya, kita sebagai umatnya maka bersungguh-sungguhlah dalam mempelajari tasyahud. Karena Rasulullah ﷺ sangat bersungguh-sungguh dalam mengajarkannya kepada umatnya. Dan tasyahud ini termasuk di antara bacaan yang banyak tidak dimengerti artinya oleh kaum muslimin. Banyak dari kaum muslimin membaca tasyahud tidak tahu artinya. Maka berusahalah untuk mengetahui artinya, terjemahannya apa. Termasuk di antara kesungguhan kita dalam mempelajari tasyahud adalah kesungguhan kita dalam mempelajari artinya.

Ketika membaca [ اَلتَّحِيَّاتُ لِله ]  /at-tahiyyaatu lillaah/ , artinya apa?

atau

[ اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِله ]

/at-tahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-thoyyibaatu lillaah/, artinya apa?

Coba, berapa kali kita membaca tasyahud ini? Pantaskah kalau kita sudah membaca ribuan kali, kemudian kita tidak tahu apa maksud dan mengetahui arti-arti bacaan dalam shalat kita? Itu sebab yang sangat besar, yang menjadikan kita bisa khusyuk dalam shalat.

Sangat sulit untuk khusyuk bagi mereka yang tidak tahu terjemahan atau maksud dari bacaan-bacaan di dalam shalat. Dia membaca sesuatu, dia tidak tahu artinya, dia tidak tahu maksudnya. Maka ini, orang yang seperti ini akan sulit sekali untuk bisa khusyuk di dalam shalat. Bagaimana dia akan menghayati shalatnya, bagaimana dia akan merenungi shalatnya, kalau dia tidak tahu apa yang dia baca.

و ❲ السُّنَّةُ إِخْفَاؤُهُ ❳

“dan yang disunahkan adalah menyamarkan bacaan tasyahud.”

Yang disunahkan adalah menyamarkan bacaan tasyahud, maksudnya jangan mengeraskannya; bukan tidak usah menggerakkan bibir; maksudnya bukan bacalah dengan hati, tapi kita samarkan. Karena tasyahud ini wajib untuk dibaca. Dan ketika orang Arab mengatakan “membaca”, maka itu harus dengan menggerakkan bibir dan harus ada suaranya, tapi suaranya disamarkan.

Jadi tetap wajib untuk membacanya. Membaca dengan lisan kita, bukan membaca dengan hati kita. Kalau dibaca dengan hati, maka tidak sah sebagai bacaan tasyahud. Dia dianggap tidak membaca tasyahud kalau dia membacanya dengan hati.

Begitu pula dalam masalah bacaan-bacaan yang lainnya. Membaca Al-Fatihah misalnya, kalau dia membacanya dengan hati, maka tidak dianggap sebagai orang yang membaca Al-Fatihah di dalam shalat. Sehingga bisa batal shalatnya kalau dia shalat sendirian. Karena dia tidak melakukan rukun, tidak melakukan salah satu dari rukun shalatnya.
Wallahu Ta’ala A’lam.

____

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa ‘Ala.

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top