Halaqah 23 : Sabar

🎙 Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Al-Irsyād ilā Shohīhil I’tīqod (الإرشاد إلى صحيح الإعتيقاد)
📝 Fadhillatus Syaikh Sholih bin Fauzan حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين
وصلاة وسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين اما بعد

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Salah satu masalah aqidah yang sangat penting adalah masalah sabar.

Imam Ahmad mengatakan:

ذكر الله تعالى الصبر في تسعين موضعاً من كتاب

_”Allāh menyebutkan kata sabar dalam Al Qur’ān dalam 90 tempat dalam kitab-Nya.”_

Dalam hadīts, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

الصَّبْرُ ضِيَاءٌ

_“Sabar itu adalah cahaya (sinar).”_

(Hadīts shahih riwayat Muslim).

Umar bin Khaththāb mengatakan:

وجدنا خير عيشنا بالصبر

_”Kami mendapati kebaikan hidup kami dengan sabar.”_

Ali bin Abī Thalib mengatakan:

إنَّ الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد

_”Sabar bagian dari iman, sabar dari keimanan bagaikan kepala dari jasad.”_

Kemudian beliau mengatakan:

لا إيمان لمن لا صبر له

_”Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak sabar._

Maka seorang harus sabar ketika terjadi musibah.

Sabar ada tiga macam:

⑴ Sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allāh.
⑵ Sabar dalam meninggalkan larangan-larangan Allāh.
⑶ Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dari musibah-musibah yang diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepadanya.

Seorang mukmin harus sabar karena dia akan diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Baik diuji perekonomiannya, diuji kesehatannya, diuji keluarganya dan lain sebagainya.

Seorang mukmin itu seperti pohon, angin senantiasa menggoyahkan dirinya. Begitu juga bala, senantiasa akan menimpa orang-orang yang beriman.

Maka seorang muslim harus sabar, dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla karena ini bagian dari iman dengan takdir. Iman kepada takdir, salah satunya kita harus sabar.

Buah iman kepada takdir adalah sabar menghadapi ujian, cobaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Kalau seseorang tidak sabar berarti ada yang lemah dalam iman atau aqidahnya.

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan bahwa tidak sabar dalam menghadapi ujian, seperti meratapi mayit dan sebagainya termasuk perilaku perilaku jahiliyyah.

Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

اِثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّيَاحَةِ عَلَى الْمَيِّتِ

_”Ada dua perkara yang masih ada pada diri manusia padahal itu termasuk kekufuran yaitu mencela nasab dan meratapi mayit.”_

(HR . Muslim no. 67)

Demikian juga dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

 مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُوْدَ وَشَقَّ الْجُيُوْبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

_”Bukan termasuk golongan kami orang yang memukul pipi, kemudian merobek kerah baju dan memanggil dengan panggilan-panggilan jahiliyyah.”_

(HR . Al Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103)

Ingat! Kalau Allāh Subhānahu wa Ta’āla menurunkan musibah kepada kita, pasti di sana ada hikmahnya. Agar kita mengakui kelemahan diri kita dan kita tidak bisa sombong. Agar kita sadar, agar kita kembali kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah mengatakan:

(مُصيبةٌ تُقبِلُ بك على الله، خيرٌ لك من نعمةٍ تُنسِيك ذكرَ الله).
جامع المسائل ٣٨٧/٩

_”Musibah yang membuat dirimu semakin dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla jauh lebih baik daripada nikmat yang membuat dirimu lalai dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

(Jaami’ul Masaa-il 387/9)

Seorang muslim ketika mendapatkan ujian, musibah, maka bersabar, introspeksi dan muhasabah dirinya, sehingga bertaubat, beristighfar kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa sabar.

Baik sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allāh maupun sabar dalam meninggalkan larangan-larangan Allāh, maupun sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allāh.

صلى الله و سلم على نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top