Halaqah – 47 Telaga Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Beriman Kepada Hari Akhir
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-47 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān kepada hari akhir adalah tentang ” Telaga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam”
Diantara berimān kepada hari akhir adalah Berimān tentang Adanya Telaga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada Hari Kiamat.
Hadīts -hadīts yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawwatir.
Diantaranya adalah sabda beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً
“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga dan sesungguhnya mereka akan saling berbangga siapa di antara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap akulah yang telaganya akan paling banyak didatangi.”
(Hadīts ini dishahīhkan oleh Tirmidzi)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
حَوْضِيْ مَسِيْرَةُ شَهْرٍ، مَا ؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، وَرِيْحُهُ أَطْيَبُ مِنَ اْلمِسْكِ وَكِيْزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَ فَلاَ يَظْمَأُ أَبَدًا
“Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya lebih wangi dari minyak kesturi dan kiizān-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang di langit. Barangsiapa meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya.”
(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim)
Sebagian ulamā mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus.
Umat beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan mendatangi telaga beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan meminum darinya.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
• Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta orang lain dari telaganya
Maka para shahābat bertanya kepada beliau:
“Wahai Rasūlullāh , apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut?”
Beliau menjawab:
“Iya….Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu”.
(Hadīts Riwayat Muslim)
Orang yang berimān ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam masih hidup kemudian dia murtad sepeninggal beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan dijauhkan dari telaga beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dalam sebuah hadīts, beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
“Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku.
Akupun bertanya, “Wahai Rabb-ku, Bukankah mereka adalah para sahabatku?” Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu.”
(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim, dari ‘Abdullāh bin Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu)
Di dalam hadīts yang lain dikatakan kepada beliau:
“Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu.”
(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim)
Sebagian ulamā mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk merubah yang dimaksud di dalam hadīts ini.
Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam Namun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia kekal di dalamnya.
Karena yang kekal di neraka hanyalah orang-orang kāfir.
Dua hadīts terakhir menunjukkan bahwa setelah meninggal dunia, beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.
Semoga Allāh menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada hari dimana kita sangat membutuhkannya.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته