Halaqah 13: Al-Jidāl (الجدال) dan Al-Khushūmah (الخُصُوْمَة)
🎙 Ustadz Afit Iqwanudin, Amd., Lc. حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Āfātul Lisān
📝 Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله و صلاة وسلم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، و لَاحول ولاقوة الا بالله أما بعد
Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kembali kita akan melanjutkan pembahasan dari Risalah Āfātul Lisān fī Dhau’il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthāni rahimahullāhu ta’āla.
Pada kesempatan kali ini kita akan memasuki bab seputar:
*▪︎ Al Jidāl (الجدال) dan Al Khushūmah (الخُصُوْمَة)*
⑴ Al Jidāl (الجدال)
Al jidāl atau berdebatan terbagi menjadi dua macam, yaitu:
① Al Jidāl yang Sifatnya Terpuji (الجدال المحمود)
Yaitu setiap berdebatan yang dilakukan dalam rangka membela yang hak dengan niat yang ikhlas dan dengan cara yang benar.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَـٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
_”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”_
(QS. An Nahl: 125)
وَلَا تُجَـٰدِلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ إِلَّا ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْهُمْ …..
_”Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka.”_
(QS. Al Ankabut: 46)
Perdebatan yang baik ialah sangat perdebatan tersebut dilakukan atas dasar ilmu dengan akhlak yang baik, lemah lembut, membela yang hak serta membantah perkara yang bathil dengan cara yang santun.
Perdebatan tersebut harus didasari niat yang ikhlas bukan semata- mata karena ingin menang dan dianggap lebih hebat dari lawannya akan tetapi tujuannya ialah agar bisa menunjukkan orang lain ke jalan yang benar.
② Al Jidāl yang Sifatnya Tercela (الجدال المذموم)
Yaitu setiap perdebatan yang dilakukan dengan tujuan membela perkara yang bathil atau perdebatan yang tanpa didasari ilmu.
Jenis perdebatan yang satu ini termasuk penyakit lisan yang paling berbahaya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَـٰنٍۢ مَّرِيدٍۢ
_”Dan diantara manusia ada orang yang membantah tentang Allāh tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat.”_
(QS. Al Hajj: 3)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
لاَ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلاَ لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ
_”Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk mendebat para ulama dan tidak pula untuk meremehkan orang-orang yang bodoh serta menghiasi majelis-majelis ilmu. Barangsiapa melakukan hal itu, maka baginya neraka baginya neraka.”_
(Hadīts dhaif riwayat Ibnu Mājah nomor 254)
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوتُوا الْجَدَلَ
_”Tidaklah suatu kaum tersesat setelah mendapatkan petunjuk yang ada pada mereka melainkan karena mereka suka berbantah-bantahan.”_
Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam membaca firman Allāh:
مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلَۢاۚ بَلۡ هُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُونَ
_”Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.”_
(QS. Az Zukhruf: 58)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahkan menjamin surga bagi mereka yang rela meninggalkan perdebatan meskipun dia berada di atas jalan yang benar.
Adapun beberapa hal mendorong seseorang untuk melakukan perdebatan yang tercela ialah karena kesombongan. Kemudian karena ingin menunjukkan ilmu yang dimiliki, kemudian karena keinginan untuk menyakiti orang lain dengan menunjukkan kekurangan mereka.
Dan obat dari penyakit ini ialah dengan bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta berusaha membuang sikap sombong yang ada pada dirinya.
Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian memasuki pembahasan baru yaitu seputar:
⑵ Permusuhan dan Perselisihan (الخُصُوْمَة والنِّزاع)
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ
_”Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allāh (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.”_
(QS. Al Baqarah: 204)
Cukup banyak hadīts yang menjelaskan betapa buruknya sifat seperti ini, di antaranya adalah sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
_”Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah orang yang paling gemar menantang orang lain.”_
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 2668)
Dalam hadīts lain Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
إن الله لا يحب الفاحش المتفحّش
_”Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci orang-orang yang berperangai buruk dan suka berkata-kata kotor.”_
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْبَلِيغَ مِنَ الرِّجَالِ الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ كَمَا تَتَخَلَّلُ الْبَقَرَةُ
_”Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci para tukang syair yang gemar memainkan lidahnya sebagaimana sapi memainkan lidahnya.”_
(Hadīts hasan riwayat At Tirmidzi nomor 2853)
Maksud dari memainkan lidah di sini ialah orang-orang yang suka memainkan kata-kata dalam rangka memanipulasi fakta. Mereka membuat seakan-akan hal yang hina menjadi mulia dan hal yang mulia menjadi tampak terhina atau dalam rangka menjilat para penguasa dan hal-hal yang semisalnya.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dari sifat buruk ini, آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
وصلى الله على نبينا محمّد و على آله وصحبه وسلم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________