🎙 Ustadz Afit Iqwanudin, Amd., Lc. حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Āfātul Lisān
📝 Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله و صلاة وسلم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، و لَاحول ولاقوة الا بالله أما بعد
Sahabat BiAS kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kembali kita akan melanjutkan pembahasan dari Risalah Āfātul Lisān fī Dhau’il Kitābi was Sunnah ( آفات اللسان في ضوء الكتاب والسُّـنَّة) karya Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthāni rahimahullāhu ta’āla.
Kali ini kita akan mulai memasuki: القذف , yaitu menuduh seseorang melakukan perbuatan zina.
*• Definisi Al Qadzaf (القذف)*
Dalam bahasa Arab qadzaf (قذف) memiliki makna melemparkan sesuatu dengan kuat. Namun (kemudian) istilah qadzaf (قذف) ini digunakan untuk menunjukkan perbuatan seseorang yang melemparkan tuduhan zina kepada orang lain.
*• Ancaman Bagi Orang yang Melakukan Qadzaf (تعريف القذف)*
Dalam surat An Nūr, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَٱلَّذِينَ يَرْمُونَ ٱلْمُحْصَنَـٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا۟ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ فَٱجْلِدُوهُمْ ثَمَـٰنِينَ جَلْدَةًۭ وَلَا تَقْبَلُوا۟ لَهُمْ شَهَـٰدَةً أَبَدًۭا ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ
_”Dan orang-orang yang menuduh wanita baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.”_
(QS. An Nūr: 4)
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ وَأَصۡلَحُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
_”Kecuali mereka yang bertaubat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sungguh, Allāh Maha Pengampun, Maha Penyayang.”_
(QS. An Nūr: 5)
وَٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ أَزۡوَٰجَهُمۡ وَلَمۡ يَكُن لَّهُمۡ شُهَدَآءُ إِلَّآ أَنفُسُهُمۡ فَشَهَٰدَةُ أَحَدِهِمۡ أَرۡبَعُ شَهَٰدَٰتِۭ بِٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
_”Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali bersumpah dengan (nama) Allāh, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang berkata benar.”_
(QS. An Nūr: 6)
وَٱلۡخَٰمِسَةُ أَنَّ لَعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡهِ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
_”Dan (sumpah) yang kelima bahwa laknat Allāh akan menimpanya, jika dia termasuk orang yang berdusta.”_
(QS. An Nūr: 7)
وَيَدۡرَؤُاْ عَنۡهَا ٱلۡعَذَابَ أَن تَشۡهَدَ أَرۡبَعَ شَهَٰدَٰتِۭ بِٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
_”Dan istri itu terhindar dari hukuman apabila dia bersumpah empat kali atas (nama) Allāh bahwa dia (suaminya) benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.”_
(QS. An Nūr: 8)
وَٱلۡخَٰمِسَةَ أَنَّ غَضَبَ ٱللَّهِ عَلَيۡهَآ إِن كَانَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
_”Dan (sumpah) yang kelima bahwa kemurkaan Allāh akan menimpanya (istri), jika dia (suaminya) itu termasuk orang yang berkata benar.”_
(QS. An Nūr: 9)
Kemudian pada ayat yang lain Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ٱلۡغَٰفِلَٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ لُعِنُواْ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
_”Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan yang beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka mendapat azab yang besar.”_
(QS. An Nūr: 23)
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ
_”Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).”_
(QS. An Nūr: 11)
Dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhāri, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ
_”Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.”_
Kemudian para shahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ
_”Wahai Rasūlullāh, apakah tujuh perkara tersebut?”_
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab:
الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
_”Berbuat syirik kepada Allāh, berbuat sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allāh kecuali yang hak, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan peperangan, menuduh wanita mukminah yang suci berbuat zina.”_
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6857)
Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Saat berada di Mina Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertanya kepada para shahabatnya.
أَتَدْرُونَ أَىُّ يَوْمٍ هَذَا
_”Apakah kalian tahu, hari apakah ini?”_
Para shahabat menjawab:
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
_”Allāh dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui.”_
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ هَذَا يَوْمٌ حَرَامٌ
_”Sesungguhnya hari ini adalah hari yang haram (suci).”_
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertanya:
أَتَدْرُونَ أَىُّ بَلَدٍ هَذَا
_”Tahukah kalian negeri apa ini?”_
Para shahabat kembali menjawab:
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
_”Allāh dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui.”_
Beliau bersabda:
بَلَدٌ حَرَامٌ
_”Negeri ini negeri Haram.”_
Beliau kembali bertanya:
أَتَدْرُونَ أَىُّ شَهْرٍ هَذَا
_”Tahukah kalian bulan apa ini?”_
Para shahabat kembali menjawab:
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ
_”Allāh dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui.”_
Kemudian Beliau bersabda:
شَهْرٌ حَرَامٌ
_”Ini adalah bulan Haram.”_
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
_”Sungguh Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengharamkan darah kalian harta-harta kalian dan kehormatan kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini pada bulan ini dan di negeri kalian ini.”_
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6043)
Saat mensyarah hadīts di atas Ibnu Hajar rahimahullāh mengatakan:
“Bahwa kehormatan yang dimaksud dalam hadīts tersebut adalah umum, baik yang mencakup kehormatan dirinya, nasabnya, ataupun keturunannya.”
Dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
كلُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ حَرَامٌ, دَمُهُ, وَمَالُهُ, وَعِرْضُهُ
_”Setiap muslim yang satu dengan yang lainnya haram darahnya, haram hartanya dan kehormatannya.”_
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 1539)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
مَنْ قَذَفَ مَمْلُوكَهُ وَهْوَ بَرِيءٌ مِمَّا قَالَ، جُلِدَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِلاَّ أَنْ يَكُونَ كَمَا قَالَ
_”Barangsiapa yang menuduh budaknya melakukan zina padahal ia tidak seperti yang diucapkan maka si penuduh akan dicampuk pada hari kiamat kecuali jika ia jujur dari apa yang diucapkannya.”_
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6858)
و صلى الله على نبينا محمّد و على آله وصحبه وسلم
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________