🌍 Grup Islam Sunnah | GiS
🎙 Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A.
📗 صفة صلاة النبي ﷺ من التكبير إلى التسليم كأنك تراها
📝 Syaikh Al-Albani رحمه الله
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه
Kaum muslimin dan muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS atau Grup Islam Sunnah yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu ‘Alaihi sa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
Baiklah kita lanjutkan kajian kita,
Syaikh Al Albani Rahimahullah mengatakan:
و صلى ﷺ في مرض موته جالسا
(Wa shallaa fi maradhi mautihi jaalisan)
Dan Beliau dahulu shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat saat Beliau sakit, yang menyebabkan wafatnya, sambil duduk.
Ini keadaan lain apabila seseorang tidak mampu untuk berdiri karena sakit maka dibolehkan bagi dia untuk shalat wajib dalam keadaan duduk sebagaimana dituntunkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau sakit di akhir hayat beliau. Dengan sakit tersebut Beliau wafat, Beliau shalatnya dalam keadaan duduk.
Pernah suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mampu untuk shalat di masjid. Akhirnya shahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu maju ke depan untuk menjadi imam kaum muslimin.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa sehat ditengah-tengah shahabat Abu Bakar menjadi menjadi imam. Akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin shalat bersama kaum muslimin. Rasulullah dibawa, dibawa oleh dua orang kiri kanannya untuk shalat didepan. Ketika itu shahabat Abu Bakar ingin, ingin ke belakang karena Rasulullah datang. Ini dalam keadaan shalat semua, ditengah-tengah shalat Rasulullah datang. Shahabat Abu Bakar ingin mundur tetap diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap di didepan. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di belakang shahabat Abu Bakar. Sehingga Rasullullah disini, beliau shalat di belakang Abu Bakar dan kaum muslimin shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Beliau shalatnya dalam keadaan duduk.
Ini menunjukkan bolehnya orang yang tidak mampu untuk berdiri karena sakit shalat wajib dalam keadaan duduk. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah melakukan demikian.
و صلاها كذلك مرة أخرى قبل هذه
(Wa shallaahaa kadzaalika marratan ukhraa qabla haadzihi)
Beliau juga pernah melakukan hal yang serupa pada kesempatan yang lain sebelum itu ketika beliau mengeluh sakit.
حين اشتكى
(hiinasytakaa)
وصلى الناس وراءه قياما فأشار إليهم أن اجلسوا فجلسوا
(Wa shallan naasu waraa`ahu qiyaaman fa asyara ilaihim anijlisuu fa jalasuu)
Pada kesempatan yang lain sebelum itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengeluh sakit sehingga beliau shalat dalam keadaan duduk. Sementara orang-orang, kaum muslimin para shahabat beliau, shalat di belakang beliau sambil berdiri. Lantas beliau mengisyaratkan kepada mereka agar duduk. Maka merekapun akhirnya shalat dalam keadaan duduk.
Jadi para shahabat kadang belum tahu hukum, belum tahu cara, cara shalat bersama orang yanh duduk ketika jadi imam. Jadi Beliau shalat dalam keadaan duduk ketika sakit. Para shahabat shalat dalam keadaan berdiri. Di tengah-tengah shalat itu Rasulullah mengisyaratkan kepada mereka untuk, untuk duduk. Memberikan isyarat untuk duduk akhirnya mereka di dalam shalat tersebut shalat dalam keadaan, mengubah keadaan mereka jadi duduk semua.
فلما انصرف قال
(Fa lammansharafa qaala)
Maka setelah shalat Beliau menyabdakan:
إن كدتم آنفا لتفعلون فعل فارس و روم
(Inkittum aanifan la taf’aluuna fi’la faaris wa ruum)
Tadi kalian hampir saja melakukan perbuatan seperti orang-orang persia dan romawi.
يقومون على ملوكهم وهم قعود
(Fa laa taf’aluu yaquumuna ‘alaa muluukihim wa hum qu’uudun fa laa taf’alu)
Mereka, orang-orang persia dan romawi, kebiasaan mereka adalah berdiri untuk menghormati raja-raja mereka sedangkan para raja itu tetap duduk.
Ini bentuk penghormatan orang-orang persia dan orang-orang romawi. Mereka berdiri di depan raja-raja mereka. Makanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak senang apabila Beliau datang kemudian para shahabatnya berdiri semuanya. Ini tidak disenangi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena ini menyerupai kebiasaan kaum persia dan kaum romawi.
Kalau misalnya berdirinya untuk menyalami tamu maka tidak mengapa. Karena tidak etis kalau tamu menyalami orang yang duduk semuanya. Tapi orang yang ingin menyalami tamu yang menuju ke tamu tersebut. Berdirinya kalau untuk menyalami tamu ini tidak mengapa. Tapi berdirinya kalau untuk menghormati saja maka ini dimakruhkan. Ini makruh tidak disenangi. Karena itu menyerupai tindakan kaum persia dan kaum romawi dalam menghomati raja-raja mereka.
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu juga membenci hal tersebut.
فلا تفعلوا
(Fa laa taf’aluu)
Janganlah kalian lakukan hal tersebut.
إنما جعل الإمام ليؤتم به
(Innama ju’ilal imaamu liyu`tamma bihi)
Sesungguhnya imam ditunjuk sebagai imam hanyalah untuk diikuti.
فإذا ركع فاركعوا
(Fa idzaa raka’a farka’uu)
Apabila imam rukuk maka rukuklah.
وإذا رفع فارفعوا
(Wa idzaa rafa’a farfa’uu)
Dan jika dia mengangkat kepalanya maka angkatlah kepala kalian
وإذا صلى جالسا فصلوا جلوسا أجمعون
(Wa idzaa shallaa jaalisan fa shalluu juluusan ajma’uun)_
Apabila imam shalat dalam keadaan berdiri, apabila imam shalat dalam keadaan duduk maka shalatlah kalian dalam keadaan duduk semuanya.
Ini menunjukkan bahwa apabila imam tidak mampu untuk berdiri maka imam shalat dalam keadan duduk dan makmumnya juga shalat dalam keadaan duduk.
“Ustaz, makmumnya masih bisa berdiri semuanya.”
Kita katakan, walaupun demikian, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallalallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu para shahabatnya diperintahkan untuk shalat dalam keadaan duduk, sehingga itu juga yang kita lakukan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa ‘Ala.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته