🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty, BA حفظه لله تعالى
📖 Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Hari Tasyrik Serta Beberapa Panduan Praktis Berkurban
📗 Lathā’if Ma’ārif Karya Imam Ibnu Rajab dan Talkhish Kitab Ahkam Udhiyyab wa Ad-Dzakah Karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمهما الله
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
الـحـمـد لله رب الـعـالـمـيـن و الـصـلاة و الـسـلام عـلـى أشـرف الأنـبـيـاء و الـمـرسـلـيـن وعلى آله وأصحابه أجمعين اما بعد
Sahabat BiAS yang senantiasa dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Alhamdulillāh kita dipertemukan kembali pada kesempatan kali ini, dan kita akan bersama-sama mempelajari tentang:
▪︎ Hari Tasyriq serta Doa dan Dzikir
Doa dan dzikir apa saja yang bisa kita lakukan, kita baca, bisa kita amalkan, bisa kita dawwamkan dan rutinkan pada hari-hari tersebut.
⑴ Hari Tasyriq (أَيَّامُ اَلتَّشْرِيقِ)
Imamu Muslim telah meriwayatkan di dalam shahīhnya dari hadīts Nubaisyah al-Hudzali bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
أَيَّامُ مِنَى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ, وَذِكْرٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
_”Hari-hari Mina adalah hari-hari makan, minum dan berdzikir kepada Allāh Azza wa Jalla.”_
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 1141)
Hari-hari Mina di sini maksudnya adalah hari-hari tasyriq yaitu hari-hari yang jatuh setelah selesai hari penyembelihan (Idul Adha) yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah setiap tahunnya.
Diriwayatkan oleh para penulis kitab As-Sunnan dan Al-Musnad dari jalan yang banyak. Dari Nabi dan dalam sebagian jalannya disebutkan:
أن النبي صلى الله عليه وسلم مبعث في ايام منى مندينا مندي لَا تصوم هذه الايام فان ايام اكل وشرب وذكر لله عز وجل
_Bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengutus di hari-hari Mina yaitu di hari Tasyriq, Nabi mengutus seorang penyeru yang berseru dan berteriak,_ _”Janganlah kalian berpuasa di hari-hari ini (hari Mina atau hari-hari Tasyriq) karena ia merupakan hari-hari untuk makan, minum (berhari raya, bersuka-cita) dan hari untuk berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”._
Hari-hari Mina atau hari-hari Tasyriq yang telah ditentukan jumlahnya sebagaimana difirmankan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍۢ مَّعْدُودَٰتٍۢ
_”Dan berdzikirlah kalian dengan mengingat dan menyebut asma Allāh pada hari yang telah ditentukan jumlahnya.”_
(QS. Al-Baqarah: 203)
Yaitu jumlahnya tiga hari setelah hari penyembelihan sebagaimana tadi kita sampaikan.
Kemudian dari hari-hari Tasyriq yang tiga itu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah yang paling utama di antara ketiga hari tersebut adalah hari yang pertama yaitu tanggal 11 Dzulhijjah, biasa di sebut dengan hari Al-Qarr (القر) atau hari untuk menetap.
Kenapa dinamakan Al-Qarr (القر) ?
Karena orang yang berada di Mina (orang-orang yang sedang menunaikan ibadah haji) menetap di sana dan tidak boleh keluar dari sana. Sehingga tanggal 11 Dzulhijjah, orang-orang yang melaksanakan ibadah haji menetap di Mina.
Sebagaimana disebutkan di dalam firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam surat Al Baqarah 203.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
فَمَن تَعَجَّلَ فِي يَوۡمَيۡنِ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۖ
_”Dan barangsiapa mempercepat untuk meninggalkan Mina setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya.”_
(QS. Al-Baqarah: 203)
Adapun meninggalkan Mina di hari yang pertama yaitu hari ke-11 maka tidak boleh, maka disebut sebagai hari Al-Qarr (القر) Sehingga jama’ah haji tidak boleh keluar dari Mina.
Adapun yang keluar setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya dan barangsiapa mengakhirkan keberangkatannya maka tidak ada dosa pula baginya.
Itu adalah sekelumit tentang hari-hari Tasyriq.
⑵ Doa dan Dzikir
Macam-macam dzikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca dan di amalkan pada hari-hari Tasyriq. Karena Allāh telah memerintahkan agar kita memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut sebagaimana Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
أإنها أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
_”Hari Tasyriq adalah hari untuk makan, minum dan berdzikir kepada Allāh.”_
(HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)
Dzikir seperti apa yang disyariatkan?
① Bertakbir
Banyak di antaranya yang pertama adalah dzikir kepada Allāh setelah shalat fardhu, dengan membaca dzikir setelah shalat kemudian boleh juga bertakbir.
Sebagian ulama mengatakan ini adalah takbir khusus setelah seseorang selesai melakukan shalat jama’ah lima waktu.
اللهُ أكْبَرُ….. اللهُ أكْبَرُ….. لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ….. اللهُ أكْبَرُ….. اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ
Atau bacaan takbir yang lainnya.
Tetapi sebagian ulama kita mengatakan bahwa tidak ada keterangan untuk bertakbir secara khusus setelah shalat.
Tapi takbir itu setelah shalat, ketika kita di pasar, ketika kita di jalan, ketika kita di tempat kerja, ketika kita naik kendaraan. Sangat dianjurkan sekali untuk bertakbir.
② Dzikir kepada Allāh dengan membaca tasmiyah yaitu membaca bismillāh dan takbir (الله اكبر)
بسم الله الله اكبر
Kapan itu?
Saat menyembelih, karena hari-hari Tasyriq merupakan hari-hari diperbolehkan bagi kita untuk menyembelih, yang tidak bisa menyembelih di hari Idul Adha bisa menyembelih di hari taysriq.
Sesaat sebelum menyembelih dia membaca بسم الله الله اكبر sebagaimana disebutkan dalam satu hadīts,
ضَحَّى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَالَ وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا قَالَ وَسَمَّى وَكَبَّرَ
_”Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyembelih dua ekor domba dan beliau meletakkan kaki beliau di samping badan si domba dan beliau membaca tasmiyah dan bertakbir (بسم الله الله اكبر).”_
(HR. Bukhari dan Muslim)
③ Dzikir kepada Allāh saat makan dan minum, karena tadi dikatakan hari Tasyriq adalah hari makan dan minum, sebelum makan membaca bismillāh dan setelah makan membaca alhamdulillāh.
Jika tidak sebagaimana disebutkan dalam kitab Adabul Mufrad, ada satu riwayat hadīts dari Nabi menerangkan orang yang makan kemudian dia tidak membaca bismillāh tidak membaca tasmiyah maka syaithan akan ikut makan dengannya.
Dan jika dia membaca tasmiyah maka syaithan akan berkhutbah kepada teman-temannya لَا أَسْأَلكُمْ tidak ada jatah makan bagi kalian. Karena si fulan sebelum makan dia membaca tasmiyah.
Itu di antara dzikir yang bisa kita lakukan.
Kemudian dalam hadīts yang lain, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ
_’Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla benar-benar ridha, Allāh Subhānahu wa Ta’āla benar-benar senang dan suka terhadap hamba jika dia makan kemudian dia memuji Allāh atas nikmat tersebut (setelah makan dia mengucapkan Alhamdulillāh memuji Allāh)._
وَيَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
_Dan si hamba tadi minum kemudian memuji Allāh atas nikmat berupa minuman tersebut.”_
(Hadīts riwayat Muslim Nomor 2734)
Jadi sebelum makan membaca bismillāh setelah makan dan minum membaca alhamdulillāh.
⑷ Dzikir kepada Allāh dengan bertakbir pada saat melempar jumrah di hari-hari Tasyriq yang ini berlaku khusus untuk orang-orang yang menunaikan ibadah haji.
Dalam perintah berdzikir pada saat selesai ibadah haji terdapat satu makna khusus yaitu bahwa ibadah-ibadah itu bisa habis waktunya dan berakhir, sedangkan dzikir kepada Allāh tetap abadi. Tidak habis waktunya, tidak berakhir, bahkan ia terus berlaku bagi orang-orang mukmin di dunia maupun di akhirat.
Allāh juga memerintahkan untuk berdzikir setiap kali selesai shalat.
فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ
_”Jika kalian telah selesai shalat maka bacalah dzikir kepada Allāh baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.”_
(QS. An-Nissā: 103)
Bacaan setelah shalat yang sudah sangat kita kenal itu lebih ditekankan lagi dibaca pada hari-hari Tasyriq.
Sahabat BiAS yang senantiasa dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dan di antara bentuk kecerdasan seorang hamba adalah dia senantiasa bersyukur dan berdzikir kepada Allāh atas nikmat dan anugerah yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepadanya.
_Terjemah_
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menguasai hawa nafsunya dan ia beramal untuk kepentingan setelah mati”
Mumpung Allāh masih menganugerahkan kesehatan kepada kita, kita gunakan nikmat sehat itu untuk banyak-banyak berdzikir kepada Allāh.
Disebutkan dalam beberapa untaian syair, satu nasehat untuk kita semua dan ini sebagai penutup juga (untuk pertemuan hari ini)
Dikatakan:
إِذا كُنتَ في نِعمَةٍ فَاِرعَها ~ فَإِنَّ المَعاصي تُزيلُ النِعَم
وداوم عليها بشكر الإله ~ فشكر الإله يزيل النقم
إِذا كُنتَ في نِعمَةٍ فَاِرعَها
_Apa bila engkau merasakan satu kenikmatan, maka jagalah, peliharalah, lestarikanlah, kenikmatan itu_
فَإِنَّ المَعاصي تُزيلُ النِعَم
_Karena sesungguhnya maksiat itu menghilangkan kenikmatan tersebut_.
Ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kepada kita kesehatan. Jatah makan, jatah minum, anak, istri, sandang, papan, pangan, maka hendaknya kita menjaga kenikmatan itu agar tidak tidak hilang.
Dengan cara apa?
Menjauhi maksiat, karena maksiat akan menghilangkan nikmat.
وداوم عليها بشكر الإله
_Dan abadikan kenikmatan itu dengan bersyukur kepada Allāh_.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ
_”Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu.”_
(QS. Ibrahim: 7)
فشكر الإله يزيل النقم
_Karena bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghilangkan hukuman-hukuman_
Menghilangkan apa?
Pidana-pidana yang barangkali Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada orang-orang yang tidak mau bersyukur.
Semoga bermanfaat.
Wallāhu ta’āla a’lam.
____________________