🌍 Belajar Islam
🎙 Ustadz Beni Sarbeni حفظه لله تعالى
📗 Tematik Ramadhan
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد
Ikhwah grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada kesempatan ini secara khusus saya akan menjelaskan tentang “Lailatul Qadar”.
√ Keutamaannya
√ Kapan terjadi Lailatul Qadar
√ Bagaimana kita mengisi Lailatul Qadar
√ Demikian tanda-tanda Lailatul Qadar
1. Keutamaan Lailatul Qadar
Dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al Qadar, di antaranya Allah ungkapkan di ayat pertama, kedua dan ketiga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۞ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۞ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam alqadar.
(2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?
(3) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
(QS Al Qadar: 1-3)
Diantara keutamaannya adalah:
√ Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an.
√ Allah Subhanahu wa Ta’ala mengagungkan Lailatul Qadar dengan menyatakan, “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu”
Ini adalah istifham (pertanyaan) tapi. maksudnya adalah mengagungkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengagungkan Lailatul Qadar.
Jika Allah saja mengagungkan Lailatul Qadar, tentunya apalagi kita, semestinya memuliakan Lailatul Qadar. Kemudian di ayat ke-3 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan”, seribu bulan itu sama dengan 83 tahun, artinya ibadah yang dilakukan malam itu jauh lebih baik daripada ibadah yang dilakukan seseorang selama 83 tahun.
Apakah seorang mukmin tidak tergiur dengan pahala yang begitu besar yang dilakukan di malam tersebut ? Syaikh Abu Malik dalam kitabnya Shahih Fiqih Sunnah beliau mengatakan: “Ini malam yang penuh dengan berkah, maka barangsiapa yang luput dia tidak mendapatkanya dia telah terhalang dari seluruh kebaikan.”
Bagaimana tidak? Amalan-amalan yang dilakukan satu malam itu, lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama 83 tahun. Oleh karena itu kita lihat tauladan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“(Nabi) apabila sudah tiba disepuluh hari yang terakhir bulan Ramadhan beliau mengikat kencang tali pinggangnya (menjauhi istrinya) beliau menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (Hadits riwayat Bukhari nomor 2024 dan Muslim nomor 1174)
Tauladan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Nabi adalah hamba Allah, sebaik-baik hamba Allah, semulia-mulia hamba Allah yang dijamin masuk surga, tetapi memberikan tauladan kepada kita untuk betul-betul mencari Lailatul Qadar.
2. Kapan Lailatul Qadar itu terjadi ?
Tidak diragukan bahwasanya Lailatul Qadar itu terjadi di bulan Ramadhan. Kenapa demikian ? Tadi di ayat pertama dari surat Al Qadar, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam qadar.”
Sementara di dalam surat Al Baqarah ayat 185, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an.”
Jadi bila digabungkan ayat ini, kesimpulannya bahwa Lailatul Qadar terjadi di bulan Ramadhan. Kemudian dari sekian malam di bulan Ramadhan, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu ?
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Bahwasanya Lailatul Qadar itu terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Carilah Lailatul Qadar disepuluh terakhir bulan Ramadhan”
Kemudian dari sepuluh hari terakhir itu paling besar kemungkinan di malam-malam yang mana ? Jawabannya adalah di malam-malam ganjil, malam 21,23,25,27,29. Hal itu sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.”
Walaupun yang paling bagus adalah hidupkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan baik malam ganjil maupun malam yang genap. Karena masih ada kemungkinan ternyata di malam-malam genap pun terjadi Lailatul Qadar.
3. Bagaimana kita mengisi Lailatul Qadar
Apa yang semestinya kita lakukan di malam Lailatul Qadar? Melakukan ibadah tentunya, baik itu shalat, qira’atul Qur’an, menuntut ilmu dengan membaca buku-buku yang bermanfaat atau dengan Berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang jelas hidupkan dengan beragam ibadah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim beliau berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يجتهد ما لا يجتهده في غيره
“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh beribadah di malam tersebut melebihi kesungguhan beliau di malam-malam yang lain.”
Kemudian ada do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kita mendapati Lailatul Qadar. Sebagaimana diriwayatkan di dalam hadits shahih riwayat Imam At Tirmidzi dan Ibnu Majah, suatu hari Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, do’a apa yang sepantasnya aku baca ketika aku mendapatkannya.
قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Beliau menjawab, “Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun yang menyukai permohonan ampun, maka ampunilah aku).” (Hadits shahih riwayatTirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850, dan Ahmad 6/171)
4. Tanda-tanda Lailatul Qadar
Disebutkan didalam hadits, di antara adalah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam At Toyalisi, Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ, تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيْحَتُهَا صَفِيْقَةً حَمْرَاءَ
“Malam Lailatul Qadar itu, malam yang udaranya nyaman tidak panas dan juga tidak dingin (cuacanya nyaman), di pagi harinya matahari itu terbit dengan cahaya yang agak lemah dan kemerah-merahan.”
Dalam hadits lain riwayat Imam Muslim Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صبِيحةَ ليلةِ القدْرِ تَطلُعُ الشَّمسُ لا شُعاعَ لها؛ كأنَّها طِسْتٌ
“Pagi hari Lailatul Qadar matahari itu terbit tidak ada cahaya yang menyilaukannya seolah-olah matahari itu seperti nampan bulat terlihat jelas oleh mata.”
Itu di antara tandanya, demikian pula ketenangan yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman yang menghidupkan Lailatul Qadar. Itulah pembahasan tentang Lailatul Qadar, mudah-mudahan bermanfaat.
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Akhukum fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung