Halaqah 16 : Bantahan Kepada Orang-orang yang Mengingkari Yaumul Ba’ats
🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد
Sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.
In syā Allāh kita kembali melanjutkan pembahasan dari Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.
Dan in syā Allāh kita masuk pada pembahasan:
▪︎ Bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari yaumul ba’ats
Sebagian manusia mereka mengingkari adanya yaumul ba’ats, di antaranya orang-orang kafir. Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutan dalam sebuah ayat, di dalam surat At-Taghābun ayat 7.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْۚ قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبۡعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلۡتُمۡۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ
_”Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga di dunia mereka hidup semuanya, hidup sesuai dengan selera hawa nafsunya (nafsu kebinatangan mereka)_
Akan tetapi Allāh menegaskan:
قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبۡعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلۡتُمۡۚ
_Katakan ya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam: “Bahkan Allāh, Rabb-ku pasti kalian akan benar-benar dibangkitkan Allāh, lalu akan dikabarkan semua amalan-amal kalian_
وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ
_Dan pembangkitan manusia setelah kematiannya adalah perkara yang sangat mudah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla”._
Kemudian beliau membawakan bukti-bukti atau contoh sebagai bukti bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla betul-betul menjelaskan tentang pasti akan terjadi yaumul ba’ats. Baik itu contoh yang berkaitan dengan kehidupan (masih) di dunia, maupun yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat (kelak).
*Contoh di antaranya adalah:*
⑴ Kisah yang Allāh muat yang berkaitan dengan kisah kaum nabi Musa alayhissallām.
Kaum nabiyullāh Musa pernah berkeinginan untuk melihat Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Mereka mengatakan:
لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهْرَةًۭ
_’Kami tidak akan beriman kepadamu wahai Musa, sampai kami melihat Allāh dengan jelas (mata telanjang).”_
(QS. Al-Baqarah: 55)
Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla tampakkan kepada mereka dan mereka pun mati semua, kemudian Allāh hidupkan mereka kembali.
Sebagaimana Allāh sebutkan di dalam ayat tentang hal ini.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ فَأَخَذَتۡكُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ ۞ ثُمَّ بَعَثۡنَٰكُم مِّنۢ بَعۡدِ مَوۡتِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
_Ketika kalian mengatakan kepada Musa, “Wahai Musa, Kami tidak akan beriman kepada engkau, sampai kami melihat Allāh dengan terang benderang (jelas),” maka Allāh timpakan kepada mereka petir (ٱلصَّٰعِقَةُ) yang membuat mereka mati semua_
Dan mereka melihat hal itu, kemudian Allāh timpakan petir yang membuat mereka mati semuanya.
ثُمَّ بَعَثۡنَٰكُم مِّنۢ بَعۡدِ مَوۡتِكُمۡ
_Kemudian setelah kalian mati, Allāh bangkitkan kembali kalian dari kematian_
لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
_Semoga kalian mau bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”_
(QS. Al-Baqarah: 55-56)
Ini adalah peristiwa yang disaksikan oleh kaum nabiyullāh Musa, bagaimana Allāh mematikan mereka (manusia) lalu Allāh menghidupkan kembali.
⑵ Kisah pembunuhan yang terjadi pada zaman nabiyullāh Musa, ada seorang yang terbunuh lalu mereka saling menuduh, siapa pembunuh orang tersebut.
Lalu Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan kepada mereka untuk mencari seekor sapi kemudian memotong sapi tersebut. Kemudian Allāh perintahkan agar mereka memukul mayit tersebut dengan bagian anggota tubuh sapi, maka mayit tersebut hidup dan mengatakan siapa yang telah membunuhnya.
Kisah ini termuat dalam surat Al-Baqarah ayat 72.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِذۡ قَتَلۡتُمۡ نَفۡسٗا فَٱدَّٰرَٰٔتُمۡ فِيهَاۖ
_”Ketika kalian membunuh seseorang, lalu kalian tuduh-menuduh tentang (urusan) itu_
وَٱللَّهُ مُخۡرِجٞ مَّا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ
_Dan Allāh ingin membongkar (menyingkap) apa yang kalian sembunyikan (siapa yang membunuh orang tersebut)_
فَقُلۡنَا ٱضۡرِبُوهُ بِبَعۡضِهَاۚ
Maka Kami berfirman, _’Pukullah, mayit itu dengan sebagian anggota (bagian dari sapi) itu !’_
كَذَٰلِكَ يُحۡيِ ٱللَّهُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
_Demikianlah Allāh menghidupkan orang yang mati dan memperlihatkan kepada kalian ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, agar kalian berpikir.”_
(QS. Al-Baqarah: 72-73)
Ini adalah kisah yang pernah terjadi pada zaman nabiyullāh Musa alayhishshalātu wassalām, di mana ada orang yang terbunuh, kemudian mereka saling curiga lalu Allāh tampakkan siapa pembunuh orang tersebut dengan cara memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi dan memukulkan bagian dari potongan sapi tersebut kepada mayit, lalu mayit tersebut hidup dan berbicara (mengatakan) siapa yang telah membunuhnya.
⑶ Kisah sebuah kaum yang mereka keluar dari rumahnya karena takut mati. Adanya wabah sehingga mereka (ribuan manusia) keluar dari kampungnya. Lalu Allāh mematikan mereka semua kemudian Allāh hidupkan kembali.
Sehingga mereka betul-betul merasakan kematian yang dihidupkan Allāh lagi.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُوا۟ مِن دِيَـٰرِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَـٰهُمْ ۚ
_”Apakah anda tidak memperhatikan orang-orang yang mereka keluar dari kampung halaman, jumlahnya ribuan karena takut mati (karena wabah)_
Lalu Allāh katakan kepada mereka:
مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَـٰهُمْ
_Matilah kalian semua, lalu Allāh menghidupkan mereka.”_
(QS. Al-Baqarah: 243)
Itulah di antara bukti bagaimana Allāh menghidupkan orang-orang yang mati.
⑷ Kisah yang terjadi pada sebuah kampung yang sudah hancur berantakan.
Ada orang yang mereka berkomentar, bagaimana Allāh akan menghidupkan bumi yang telah hancur (kampung yang telah mati)?
Maka Allāh katakan:
أَوْ كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍۢ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا
_”Atau seperti orang yang melewati sebuah kampung, yang kampung itu temboknya sudah menutupi atapnya artinya sudah runtuh sampai temboknya menutupi atapnya (sudah ambruk semuanya)_
Lalu Orang itu berkomentar,
أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ
_Bagaimana Allāh akan menghidupkan kampung yang sudah mati seperti ini?_
Maka apa yang Allāh lakukan?
فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٖ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ
_Allāh mematikan orang itu selama seratus tahun, kemudian Allāh menghidupkan mereka kembali_
قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ
_Dan (Allāh) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal di sini?”_
قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ
_Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal di sini sehari atau setengah hari”_
قَالَ بَل لَّبِثۡتَ مِاْئَةَ عَامٖ
Allah berfirman, _”Tidak! Engkau telah tinggal di sini seratus tahun_
فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ
_Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah_
وَٱنظُرۡ إِلَىٰ حِمَارِكَ
_Tetapi lihatlah himār (keledaimu) telah menjadi tulang belulang_
وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ
_Dan agar menjadi ayat (tanda kebesaran) bagi manusia_
وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ كَيۡفَ نُنشِزُهَا
_Lalu Allāh perintahkan agar dia memperhatikan tulang belulang (himār) yang sudah berantakan, Bagaimana Allāh membungkus lagi dan menghidupkan himār itu?_
ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ
_Allāh bungkus dengan daging artinya Allāh hidupkan lagi himār itu, sehingga dia menyaksikan bagaimana Allāh menghidupkan sesuatu yang telah mati”_
(QS. Al-Baqarah : 259)
⑸ Kisah nabi Ibrahim alayhishshalātu wassalām ketika beliau meminta kepada Allāh,
كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ
_”Bagaimana Allāh menghidupkan orang yang mati?”_
Maka Allāh perintahkan Ibrahim untuk mengambil empat ekor burung, kemudian burung-burung itu dicacah dan ditebar di beberapa tempat, lalu nabi Ibrahim memanggil burung-burung itu, dan burung-burung itu menjadi burung yang hidup.
Begitulah nanti Allāh menghidupkan manusia.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ
_Dan (ingatlah) ketika nabiyullāh Ibrahim berkata, “Ya Rabb, aku ingin melihat bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”._
قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن
_Kata Allāh, “Apakah engkau tidak beriman, tidak percaya ya Ibrahim?”_
قَالَ بَلَىٰ وَلَـٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى
_”Ibrahim menjawab, “Ya Allāh bukan aku tidak percaya, tapi hatiku ingin tenteram”_
قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةًۭ مِّنَ ٱلطَّيْرِ
_Kata Allāh, “Ambillah empat ekor burung”_
فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍۢ مِّنْهُنَّ جُزْءًۭا
_Lalu cacahlah (potong-potong) burung itu, kemudian letakkan di empat gunung_
ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًۭا ۚ
_Lalu panggillah burung-burung itu, niscaya mereka datang kepada kamu dalam keadaan hidup_
وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ
_”Ketahuiah bahwasanya Allāh adalah Dzat yanga Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (tepat segala keputusan-Nya)”_
(QS. Al-Baqarah: 260)
Ini semua adalah contoh di antara bukti Allāh akan mengadakan yaumul ba’ats, bukti yang hissi, dilihat oleh mata manusia peristiwa-peristiwa di dunia.
Adapun secara akal, Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah menciptakan langit, bumi, menciptakan apa saja yang ada di langit dan bumi. Dan Allāh juga yang telah mengawali penciptaan.
Bagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang bisa menciptakan kali yang pertama tidak bisa menciptakan kali yang kedua?
Ini adalah hal yang mudah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk menciptakan yang kedua itu.
وَهُوَ ٱلَّذِى يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ ۚ
_’Dan Dia-lah Allāh yang telah mengawali penciptaan lalu Allāh akan mengembalikan (menghidupkan) lagi, dan mengembalikan kali yang kedua itu (menghidupkan) lebih gampang tentunya bagi Allāh”_
(QS. Ar-Rum: 27)
Secara logika tentunya mengembalikan yang kedua lebih gampang. Yang pertama prograsi, membayangkan segala macam, yang kedua tinggal mengulang.
Bagaimana Allāh sudah mampu kali yang pertama, tidak mampu kali yang kedua?
كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍۢ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ
_”Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya”_
(QS. Al-Anbiyya: 104)
Allāh akan mengulangi penciptaan pada kali yang kedua yaitu dibangkitkannya manusia.
Kemudian, bagaimana bumi yang dulunya mati, kering kerontang tidak ada pepohonan yang hidup lalu Allāh turunkan air hujan, sehingga bumi menjadi hijau menjadi hidup. Seperti itulah nanti Allāh akan membangkitkan manusia.
Sebagaimana Allāh jelaskan dalam beberapa ayat di antaranya dalam surat Al-Fushilat, surat Qaf. Bagaimana Allāh akan membangkitkan manusia.
Itulah di antara beberapa dalīl bantahan kepada orang-orang yang mengingkari adanya yaumul ba’ats. Allāh tunjukkan dalīl yang hissi, dalīl yang logika.
Intinya bahwa kebangkitan itu adalah sesuatu yang pasti, dan dalīlnya telah Allāh penuhi untuk membantah orang-orang yang ragu akan adanya yaumul ba’ats.
Semoga bermanfaat.
و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
________________