Halaqah 07 : Iman Terhadap Uluhiyyah Allāh ﷻ
🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد
Alhamdulillāh, sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.
Kita in syā Allāh kembali melanjutkan pembahasan dari Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.
Kita masuk pada pembahasan tentang:
▪︎ Iman Terhadap Uluhiyyah Allāh
Yang dimaksud dengan mengimani Uluhiyyah Allāh adalah keyakinan bahwasanya hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata اله yang hak. Selain Allāh adalah اله yang bathil.
Ini terkandung pada kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ bahwa tidak ada sesembahan yang haq (yang sebenarnya) kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Maka kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ dimaknai oleh para ulama dengan ungkapan:
لا معبود بالحق الا الله
_”Tidak ada sesembahan yang hak kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata.”_
Kalimat ini menegaskan:
⑴ Hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla sesembahan yang sebenarnya, kemudian seandainya ada sesembahan selain Allāh yang disembah. Maka itu semua adalah sesembahan yang bathil.
Itu semua sesembahan yang bathil, sehingga hanya Allāh sesembahan yang haq. Maka tauhīd Uluhiyyah itu adalah wujud dari kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ (tidaklah sesembahan yang haq kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla).
Ini sebagaimana ada di dalam beberapa ayat di antaranya adalah:
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
_”Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allāh. Demikian pula malaikat, para ulama yang adil, mereka mempersaksikan لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ (tidak ada sesembahan kecuali Allāh). Allāh Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”_
(QS. Āli-Imrān: 18)
Semua yang dijadikan selain Allāh sebagai sesembahan itu semua adalah sesembahan yang bathil.
Sehingga Allāh menegaskan:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلْبَـٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ
_”Yang demikian itu karena sesungguhnya Allāh adalah sesembahan yang haq dan sesungguhnya apa yang mereka sembah selain Allāh adalah sesembahan yang bathil. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”_
(QS. Al-Hajj: 62)
Di sini Allāh menamai dirinya أله هُوَ ٱلْحَقُّ (sesembahan yang haq) dan Allāh menamai semua yang disembah selain Allāh الالهة الباطلة (sesembahan yang bathil).
Pertanyaannya adalah kenapa Allāh Subhānahu wa Ta’āla sesembahan yang haq?
Secara ringkas jawabannya:
Karena Allāh sang pemilik Rububiyyah dan Allāh sang pemilik kesempurnaan sifat. Tidak ada yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memiliki seluruh alam semesta dan mengendalikannya kecuali hanya Allāh Ta’āla.
⑵ Hanya Allāh yang memiliki kesempurnaan sifat. Hanya Allāh yang memiliki sifat-sifat yang sempurna secara total secara mutlak. Adapun selain Allāh semuanya penuh dengan sifat kekurangan.
Oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta’āla menegaskan dirinya, bahwa Allāh adalah sesembahan yang haq dan selain Allāh adalah sesembahan yang bathil.
Ketika Allāh menegaskan tentang apa yang mereka sembah selain Allāh.
إِنۡ هِيَ إِلَّآ أَسۡمَآءٞ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ
Di antara perkataan nabiyullāh Yusuf, _”Tidak lain apa yang kalian sembah selain Allāh hanya nama-nama yang kalian dan bapak kalian namai sendiri sebagai sesembahan, yang sama sekali Allāh tidak turunkan dalīlnya tentang mereka sebagai sesembahan.”_
(QS. An-Najm: 23)
⇒ Artinya semua yang mereka sembah itu hanya mereka reka-reka sendiri dan itu semua adalah kebathilan.
Oleh karena itu para nabiyullāh alayhishshalātu wassalaām dakwah yang pertama kali disampaikan kepada manusia adalah mengenalkan bahwa Allāh adalah sesembahan yang haq dan selain Allāh adalah sesembahan yang bathil.
⇒ Dikenalkan kepada mereka tentang siapa Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Berkata nabiyullāh Hud alayhishshalātu wassalām:
أَتُجَـٰدِلُونَنِى فِىٓ أَسْمَآءٍۢ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّا نَزَّلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَـٰنٍۢ
_”Apakah kalian membantah aku tentang nama-nama sesembahan kalian yang kalian dan bapak kalian namai sendiri dan Allāh tidak pernah menurun dalīl tentang sebenarnya yang kalian sembah, selain Allāh tersebut.”_
(QS. Al-A’rāf: 71)
Apakah kalian membantah kepadaku tentang benarnya Allāh dan tentang bathilnya apa yang kalian sembah selain Allāh?
Kemudian nabiyullāh Yusuf ketika mendakwahi temannya di penjara.
Beliau mengatakan:
ءَأَرْبَابٌۭ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ ۞ مَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسۡمَآءٗ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ
_”Apakah Rabb-Rabb (sesembahan-sesembahan) yang bermacam-macam itu ataukah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa, yang lebih baik?”_
Tentu yang lebih baik adalah yang tunggal Yang Maha Perkasa, sehingga orang-orang yang menyembahnya jelas.
مَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسۡمَآءٗ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم
_”Tidaklah yang kalian sembah selain Allāh, kecuali hanya nama-nama yang kalian dan bapak kalian namai sendiri, yang Allāh tidak pernah menurunkan dalīlnya sama sekali.”_
(QS. Yusuf: 39-40)
Inilah ucapan nabiyullāh alayhishshalātu wassalām yang mengajak untuk menyembah Allāh dan meninggalkan sesembahan selain Allāh Ta’āla.
Yang secara global semua nabi dan rasul mengucapkan kalimat yang sama,
أعبدوا الله مالكم من إله غيره
_”Sembahlah Allāh, tidak ada sesembahan yang haq kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_
Para pemirsa yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Allāh membatalkan sesembahan mereka dari dua sisi. Bathilnya yang mereka sembah dari dua sisi.
⑴ Bahwa mereka tidak memiliki sifat-sifat Uluhiyyah, tidak memiliki keistimewaan sebagai dzat yang disembah.
Kenapa?
Karena mereka makhluk, makhluk yang diciptakan dan tidak menciptakan.
Mereka tidak bisa memberikan manfaat atau menolak mudharat dari para penyembahnya.
Mereka tidak menguasai kehidupan, tidak menguasai kematian, tidak memiliki apapun di langit maupun di bumi.
Sehingga Allāh jelaskan dengan gamblang dalam satu ayat, di antaranya:
وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةًۭ لَّا يَخْلُقُونَ شَيْـًۭٔا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ ضَرًّۭا وَلَا نَفْعًۭا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًۭا وَلَا حَيَوٰةًۭ وَلَا نُشُورًۭا
_”Mereka menjadikan selain Allāh sesembahan-sesembahan, yang sesembahan yang mereka sembah itu tidak menciptakan sesuatu pun bahkan mereka diciptakan. Mereka tidak menguasai diri mereka, mereka tidak bisa menolak mudharat dan mendatangkan manfaat, tidak bisa menguasai kematian dan kehidupan dan tidak bisa membangkitkan.”_
(QS. Al-Furqān: 3)
⇒ Mereka tidak mempunyai kekuasaan apapun.
Bahkan Allāh membatalkan dengan sangat jelas tentang apa yang mereka sembah.
Yang mereka sembah, kata Allāh:
لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ
_”Mereka tidak mempunyai apapun (kekuasaan) walau seberat dzarrah di langit maupun di bumi.”_
(QS. Saba’: 22)
Bagaimana yang tidak mempunyai apa-apa, disembah?
وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍۢ
_”Dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam kepemilikan (penciptaan) langit dan bumi.”_
(QS. Saba’: 22)
Kepemilikan mutlak tidak punya, saham pun tidak punya.
وَمَا لَهُۥ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍۢ
_”Dan tidak mempunyai jasa apapun kepada Allāh Ta’āla”_
(QS. Saba’: 22)
وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُۥ
_”Mereka juga tidak bisa memberikan syafa’at di sisi Allāh, jika tidak mendapatkan izin dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_
(QS. Saba’: 23)
Allāh membabat habis alasan yang mereka jadikan alasan menyembah selain Allāh. Mereka tidak mempunyai apa-apa.
Boleh jadi mereka mempunyai saham ternyata, ternyata mereka tidak mempunyai saham pula.
Boleh jadi mereka mempunyai jasa kepada Allāh ternyata, mereka tidak mempunyai jasa kepada Allāh.
Boleh jadi mereka bisa memberikan syafa’at disisi Allāh ternyata mereka juga tidak bisa memberikan syafaat disisi Allāh.
Sehingga tidak ada alasan sedikitpun yang membenarkan mereka menyekutukan Allāh Ta’āla.
⑵ Orang-orang musyrikin mengakui tentang Allāh Ta’āla.
Bagaimana mereka mengakui Allāh sang pencipta, Allāh memberi rezeki dan seterusnya (seperti yang telah kita baca di atas) lalu mereka menyembah selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla? Ini tentu tidak logis.
Inilah beberapa penjelasan singkat bahwa hanya Allāh-lah yang layak untuk disembah karena Allāh sang pemilik Rububiyyah dan Allāh sang pemilik kesempurnaan sifat. Sedangkan mereka semua (yang mereka sembah) tidak memiliki Rububiyyah, tidak memiliki kesempurnaan sifat.
Oleh karena itu ketika Allāh menyuruh mereka mentauhīdkan Allāh pasti Allāh memberikan alasan, bahwa Allāh pemilik Rububiyyah, Allāh pemilik kesempurnaan sifat.
Ketika Allāh membatalkan, membathilkan, rusaknya yang mereka sembah selain Allāh, pasti Allāh jelaskan mereka tidak mempunyai Rububiyyah dan tidak mempunyai kesempurnaan sifat.
Semoga bermanfaat.
و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
________________