🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد
Sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.
In syā Allāh kita melanjutkan pembahasan dari
Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.
Dan kita masuk pada pembahasan:
▪︎ RUKUN-RUKUN ISLĀM (اركان الإسلام)
Arkānul Islām (اركان الإسلام) maknanya adalah pondasi, yang di atas pondasi inilah dibangun seluruh ajaran Islām. Dan berdasarkan hadīts Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhāri.
Rukun Islām itu adalah lima.
بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ {على أن يوحدالله} وفي رواية : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Islām dibangun di atas lima pondasi pertama adalah mentauhīdkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dalam riwayat yang lainnya شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ dan شَهَادَةِ أَنْ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ , kemudian shalat, kemudian zakat, kemudian puasa Ramadhān, kemudian haji.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
⑴ Rukun Pertama Syahadat
Adapun tentang syahadat,
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Syahadat ini mengajarkan kepada kita keyakinan yang bulat yang diungkapkan dengan lisan, sehingga kita mengucapkan,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُ الله
Seakan-akan dia menyaksikan dua syahadat itu, dia bulat menjadi saksi atas kandungan dua kalimat syahadat tersebut. Dan ini Allāh jadikan sebagai rukun yang pertama dari rukun Islām.
Dimana orang yang mereka bersyahadat,
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Dua syahadat ini Allāh jadikan satu rukun, rukun yang pertama dalam rukun Islām karena agama kita tidak sah kecuali dengan dua syahadat ini.
Syahadat,
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Dan amal kita tidak akan diterima oleh Allāh kecuali dengan dua syahadat ini, ikhlas dan ittiba’ kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan wajib kita bersyahadat dengan dua syahadat ini,
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Karena Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyampaikan risalah dari Allāh. Syahadat ini mempersaksikan ketuhanan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Bagaimana seorang hamba menyembah Allāh dan bagaimana menyembah Allāh itu harus dengan syariat yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Sehingga syahadat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ mengajarkan tauhīd agar kita memurnikan, penghambaan kita kepada Allāh dan syahadat مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ mengajarkan wajibnya kita ittiba’, beragama dengan cara mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bukan dengan bid’ah-bid’ah, bukan dengan perkara-perkara baru yang tidak pernah ada di dalam ajaran Islām.
Buah yang bisa dipetik dari syahadat ini adalah terbebasnya hati dari perbudakan kepada makhluk. Sehingga hanya diperhamba oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan itu fitrah manusia. Dan akan menjadikan seorang hanya ittiba’ kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bukan kepada yang lainnya.
⑵ Rukun Kedua Shalat
Adapun shalat rukun yang kedua dari rukun Islām adalah penghambaan kepada Allāh dengan melakukan apa yang telah diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang shalat ini dengan cara istiqamah.
Dia perhatian waktu dan pelaksanaannya sehingga dia tegakkan shalat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan barangsiapa yang dia menegakkan shalat, dia lakukan dengan khusyuk, dia lakukan terus menerus, dia jaga rukun, wajibnya, sunnahnya, waktunya. Maka akan membuahkan انشراح الصدر (kelapangan dada) وقرة العين (kesejukan mata). Ini membuahkan kebahagiaan dalam kehidupan seorang dan akan menghindarkan seorang dari perbuatan الفحشاء و المنكر.
⑶ Rukun Ketiga Zakat
Adapun rukun yang ketiga adalah zakat, ini menghamba kepada Allāh dengan mencurahkan harta kita, mengeluarkan sebagian harta kita yang merupakan kewajiban yang berkaitan dengan harta untuk ditunaikan kepada orang yang berhak menerima dengan kadar yang telah ditentukan dalam syariat agama ini.
Dan apabila seorang menunaikan zakat dengan benar, sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Maka dengan zakat ini akan membuahkan jiwa itu menjadi bersih dari akhlak-akhlak yang rendah seperti bakhil, demikian juga akan menutup hajat kebutuhan kaum muslimin.
⑷ Rukun Keempat Puasa Ramadhān
Adapun puasa Ramadhān adalah beribadah kepada Allāh dengan melakukan puasa selama 30 atau 29 hari, dari sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari dengan menahan diri dari melakukan pembatal-pembatal puasa dari sejak terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
Dan kalau orang betul-betul berpuasa dengannya yang benar maka akan menjadikan jiwa ini betul-betul sehat. Kemudian jiwa ini betul-betul menjadi jiwa yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dia betul-betul akan senantiasa mencari keridhaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, terbiasa mencari keridhaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Jiwanya akan bersih dengan meninggal apa yang dia sukai.
Sehingga tidak menjadi pengekor hawa nafsu tetapi pengekor wahyu dan melatih keikhlasan karena ini termasuk ibadah yang lebih banyak disembunyikannya.
⑸ Rukun Kelima Haji
Adapun haji sebagai pondasi yang kelima sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allāh, dimana kita menuju ke Kabah (Baitullāh) melakukan berbagai macam manasik haji yang telah diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan apabila betul-betul orang ini berhaji dengan benar, maka akan mendidik jiwanya mencurahkan segala kesungguhan, baik yang berkaitan dengan harta. Karena haji dia mesti mengorbankan harta karena perjalanan jauh.
Kemudian juga mendidik badan untuk senantiasa taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga haji ini juga betul-betul termasuk diantara jihad fīsabilillāh karena dia korbankan harta, dia siapkan badan dia untuk menunaikan segala kewajiban haji.
Dan apabila seorang menunaikan haji dengan cara yang benar maka akan menjadikan umat ini, adalah umat yang bersih, umat yang benar-benar beragama semata-mata karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan akan betul-betul membangun muamalah antar makhluk dengan cara adil dan penuh dengan kejujuran.
Inilah diantara beberapa faedah dan buah yang bisa kita petik ketika kita menegakkan syariat Islām atau rukun islām yang lima ini, dari tauhīdnya kemudian shalat, puasa, zakat, haji dan syarat ini, rukun Islām ini akan menjadi pondasi tegaknya semua syariat yang lainnya yang akan mewujudkan kebaikan, kehidupan ditengah-tengah manusia sehingga terhindar dari segala macam keburukan dan mewujudkan amal shalih yang sesungguhnya.
Demikian semoga bermanfaat, in syā Allāh kita lanjutkan pada pertemuan yang akan datang, biidznillāh.
و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
________________