Home > Bimbingan Islam > Syarah Ushul Iman > Halaqah 02 : Definisi Agama Islām Bagian Kedua

Halaqah 02 : Definisi Agama Islām Bagian Kedua

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد

Sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.

Berjumpa lagi dalam silsilah kajian Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.

Setelah beliau menyampaikan muqaddimahnya maka beliau memasuki pembahasan yang pertama.

Beliau ingin menjelaskan tentang:

▪︎ AGAMA ISLĀM (الدين الإسلامي).

Apa yang harus kita mengerti tentang poin-poin penting yang berkaitan dengan agama Islām ini. Karena jangan sampai seorang muslim tetapi tidak tahu hakikat ajaran agamanya.

Yang pertama beliau menegaskan bahwa agama Islām adalah :

الدين الذي بعث الله به محمدا ﷺ

_Islām adalah agama yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan agama itu._

Dan agama ini Allāh jadikan sebagai penutup seluruh agama-agama yang pernah Allāh turunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyempurnakan Islām ini untuk para hamba-Nya, sehingga sempurnalah nikmat Allāh. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla hanya ridha dengan agama yang Allāh turunkan yaitu Islām.

Dan Allāh tidak akan menerima agama apapun yang dibawa oleh seseorang selain Islām. Itulah diantara yang diungkapkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam beberapa ayat Allāh Ta’āla, bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah adalah penutup para rasul.

وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ

_”Muhammad itu tidak lain adalah utusan dan penutup para nabi.”_

(QS. Al Ahzab: 40)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ

_”Dan Aku telah sempurnakan hari ini untuk kalian agama kalian._

وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى

_Dan Aku telah cukupkan untuk kalian nikmat-Ku ini._

وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا ۚ

_Dan Aku ridha Islām sebagai agama kalian.”_

(QS. Al Māidah: 3)

Dan Allāh tidak menerima agama kecuali hanya Islām, karena Allāh hanya memiliki satu agama yaitu agama Islām.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَـٰمُ

_”Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allāh hanyalah Islām.”_

(QS. Āli Imrān: 19)

Dan barangsiapa mencari selain Islām sebagai agama maka tidak akan diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَـٰمِ دِينًۭا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ

_”Barangsiapa mencari agama selain agama Islām, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”_

(QS. Āli Imrān: 85)

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan seluruh manusia untuk beragama dengan agama Islām ini.

Sehingga seruannya adalah:

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا

_Katakanlah, “Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allāh untuk kalian semua.”_

(QS. Al Arāf: 158)

Artinya, agama ini wajib untuk diimani oleh setiap manusia yang bertemu dengan masa kerasulan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Apabila seseorang bertemu dengan masa kerasulan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam walaupun mereka sebelumnya merasa beriman kepada Nabiyullāh Musa atau Nabiyullāh Isa lalu tidak beriman kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka mereka dikatakan kafir dan diancam sebagai penghuni neraka dan kekal di dalamnya.

Nabi kita bersabda di dalam hadīts shahīh di dalam Shahīh Muslim, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ

_”Demi Allāh yang jiwa Muhammad ada di tangannya._

لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ

_Tidaklah seorangpun dari kalangan umat ini mendengar kerasulan-Ku baik itu Yahudi atau Nashrani._

ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ

_Kemudian dia mati dalam keadaan dia tidak beriman kepada risalah yang aku bawa._

إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّار

_Kecuali pasti dia akan menjadi penghuni neraka.”_

(HR. Muslim: 153)

Dan mengimani Islām artinya membenarkan seluruh apa yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, membenarkan semua apa yang datang dalam Islām, dengan penerimaan, kelapangan dada, dan ketunduk patuhan. Tidak sekedar membenarkan tanpa adanya ketunduk patuhan terhadap isi kandungan ajarannya.

Oleh karena itu, walaupun Abu Thālib membenarkan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, membenarkan agama yang Beliau bawa tapi karena Abu Thālib tidak mengucapkan syahadat dan tidak tunduk patuh dengan kandungan ajaran Islām, maka Abu Thālib dikatakan kafir walaupun hatinya membenarkan ajaran Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Kemudian diantara karakter Ad Dīnul Islām, bahwa Islām ini adalah:

صالحا لكل زمان

_Islām ini layak (akan bagus) untuk seluruh waktu._

Islām ini layak untuk seluruh waktu dan tempat, karena Allāh menjadikan risalah ini, risalah penutup (akhir risalah).

Dulu Allāh menjadikan risalah para nabi hanya untuk kaumnya semata, tetapi risalah Islām adalah risalah akhir zaman. Sampai hari kiamat kelak, Allāh tidak akan menurunkan lagi risalah. Maka risalah ini sangat istimewa.

صالحا لكل زمانو مكان و أمة

_Risalah ini akan cocok disegala waktu, di semua tempat dan di segenap umat manapun._

Inilah yang disebutkan oleh Allāh di dalam banyak ayat tentang isi kandungan risalah tersebut.

Yang dimaksud bahwa risalah ini adalah: صالحا لكل زمانو مكان و أمة , risalah ini cocok untuk setiap zaman, tempat dan umat.

Barangsiapa yang berpegang teguh dengan risalah ini dengan cara yang benar maka akan menghasilkan kebaikan dan kebaikan, tidak akan muncul keburukan dengan menjalankan agama ini.

Agama ini akan cocok disepanjang waktu disegala tempat dan di setiap umat yang melaksanakannya. Hanya akan menghasilkan kebaikan dan kebaikan.

Bukan maknanya cocok disegala tempat itu Islām tunduk kepada perkembangan zaman sehingga mereka dengan bebas mengubah-ubah ajaran Islām, sebagaimana pemikiran sebagian orang. Sehingga justru mereka banyak melakukan perubahan-
perubahan tentang Islām bahkan sebagian mereka mengingkari ini. Ini bukan seperti itu sifatnya.

Tapi siapapun yang mereka melaksanakan ajaran agama ini, maka hasilnya akan baik dan cocok di seluruh tempat, waktu dan umat.

Demikian pula bahwa Islām adalah agama yang haq. Barangsiapa yang berpegang teguh dengan agama ini dengan sebenar-benarnya dalam memegang agama ini. Allāh akan menolongnya dan Allāh akan mengunggulkan di atas seluruh agama yang lainnya.

Allāh menjanjikan kemenangan bagi agama ini yang Allāh di antaranya katakan:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ

_”Dialah (Allāh) yang telah mengutus para rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang haq untuk diunggulkan di atas seluruh agama, walaupun orang-orang musyrik membenci.”_

(QS. At Taubah: 33)

Allāh juga menjanjikan kekhilafahan, kemudian keamanan dan kemudian menjanjikan kekokohan agama ini sebagaimana dalam surat An Nur dalam ayat 55. Dan agama ini adalah agama yang mencakup aqīdah dan juga syari’ah yang sempurna dalam perkara aqīdah dan syariatnya itu.

√ Islām memerintahkan tauhīd dan melarang syirik.
√ Islām memerintahkan jujur dan melarang dusta.
√ Islām memerintahkan adil dan melarang berbuat zhalim.
√ Islām memerintahkan amanah dan melarang khianat.
√ Islām memerintahkan memenuhi janji dan melarang ingkar janji.
√ Islām memerintahkan birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua) dan melarang durhaka kepada orang tua.
√ Islām memerintahkan silaturahim kepada para kerabat dan melarang memutuskan silaturahim.
√ Islām memerintahkan berbuat baik kepada tetangga dan melarang berbuat buruk.

Secara umum Islām memerintahkan akhlak yang mulia, kepada binatang pun kita diperintahkan untuk berbuat baik.

In syā Allāh akan kita lanjutkan pembahasan-pembahasan berikutnya, kita cukupkan sekian dulu.

و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top