Bab 10 | Hijrahnya Sebagian Shahabat Ke Habasyah (Bag. 11 dari 11)

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
​​​الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kita lanjutkan kisah berikutnya tentang Islāmnya ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ta’āla ‘anhu.

Masuk Islāmnya ‘Umar bin Khaththāb adalah luar biasa. Oleh karenanya Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ta’āla ‘anhu mengatakan:

ما زلنا أعزة منذ أسلم عمر

“Kami selalu dalam keadaan mulia sejak ‘Umar masuk Islām.”

Bahkan dalam riwayat disebutkan:

لقد رأيتنا وما نستطيع أن نصلى بالبيت حتى أسلم عمر م فلما أسلم عمر قاتلهم حتى تركونا نصلاي

“Kami dahulu tidak bisa shalāt di Masjidil Harām sampai ‘Umar masuk Islām. Maka ‘Umar membela kami sampai mereka biarkan kami shalat di Masjidi Haram.”

Para shahābat dahulu tidak bisa shalāt dimasjidil Harām, karena setiap akan shalāt di Masjidil Harām mereka diganggu oleh kaum musyrikin.

Setelah ‘Umar bin Khaththāb masuk Islām tidak ada yang berani menganggu kaum muslimin lagi.

Oleh karena itu Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah berkata:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ إِلا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, wahai ‘Umar, tidaklah engkau menempuh suatu jalan kecuali syaithān akan cari jalan yang lain.”

Syaithān takut kepada ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ta’āla ‘anhu.

Di antara faidah yang bisa diambil dari apa yang telah disampaikan bahwa seseorang tidak boleh berputus asa terhadap orang-orang yang mungkin memusuhi atau menjatuhkan kita. Bisa jadi Allāh memberikan hidayah kepadanya.

Dan tidak mengapa kita mendo’akan agar Allāh memberi hidayah kapadanya sebagaimana Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mendo’akan ‘Umar agar dapat hidayah dan ternyata dikabulkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan kita lihat bagaimana perjuangan para shahābat berhijrah ke negeri Habasyah dalam rangka untuk menyelamatkan agama mereka, agar bisa beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karena kita tahu bagaimanapun yang dituntut oleh Allāh dari kita adalah beribadah.

Dunia akan pergi, penderitaan akan pergi dan yang tersisa hanya pahala yang Allāh sediakan bagi orang-orang yang berimān kepada Allāh dan Rasūl-Nya.

وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِالَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Dan tidaklah mereka menyiksa para shahābat (orang-orang mu’min) melainkan karena mereka (orang-orang mu’min) itu bertauhīd (berimān kepada Allāh) Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”

(QS Al Burūj: 8)

Itu saja, tidak ada alasan lain, sebagaimana Allāh sebutkan, “Tidaklah mereka menyiksa dan membunuh kaum muslimin kecuali karena mereka berimān kepada Allāh.”
Karena mereka berimān kepada Allāh maka mereka disiksa dan dibunuh oleh orang-orang musyrikin.

Demikian saja.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________