Bab 10 | Hijrahnya Sebagian Shahabat Ke Habasyah (Bag. 9 dari 11)
🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita lanjutkan kisah berikutnya yaitu tentang Islāmnya ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.
Kenapa dia masuk Islām?
Ada banyak riwayat tentang penyebab masuknya ‘Umar bin Khaththāb ke dalam agama Islām, tetapi riwayat-riwayat itu banyak yang lemah.
Saya akan bawakan riwayat yang shahīh. Adapun kisah bahwasanya dia mendengar bacaan Al Qurān maka itu riwayat yang lemah.
Riwayat yang shahīh disebutkan oleh Layla bintu Hasma bintu ‘Abdillāh, istrinya Amir bin Rabī’ah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, suatu saat mereka hendak pergi berhijrah ke negeri Habasyah.
⇒ Jadi ‘Umar masuk Islām tidak lama setelah hijrah kedua ke negeri Habasyah.
Tatkala itu ‘Umar melihat Layla sedang menyiapkan kendaraannya, dia akan pergi.
Kemudian dia berkata (waktu itu):
والله إنا لنترحل إلى أرض الحبشة، وقد ذهب عامر في بعض حاجاتنا، إذ أقبل عمر بن الخطاب حتى وقف علي – وهو على شركه، قالت: وكنا نلقى منه البلاء والشدة علينا
“Demi Allāh, Kami ingin pergi ke negeri Habasyah dan suamiku (Amir) sedang pergi (keluar rumah) karena ada keperluan. Tiba-tiba datang ‘Umar (waktu itu masih musyrik) dan kami dahulu diganggu oleh ‘Umar.
(‘Umar dahulu terkenal keras terhadap kaum muslimin.)
Sampai Layla mengatakan, “Kami telah diganggu oleh ‘Umar (dikerasi dan dipukuli oleh ‘Umar).”
Tiba-tiba hari itu dia datang dan melihat saya hendak pergi ke negeri Habasyah bersama suamiku.
Tiba-tiba ‘Umar bertanya:
إنه الإنطلاق يا أم عبد الله؟
“Wahai Ummu Abdillāh, apakah engkau hendak pergi?”
Layla menjawab:
نعم , والله لنخرجن في أرض الله، آذيتمونا , وقهرتمونا، حتى يجعل الله لنا مخرجا
“Iya, Demi Allāh, kami akan pergi ke bumi Allāh. Kalian telah mengganggu dan menzhālimi kami, sampai Allāh datangkan kepada kami solusi.”
Tiba-tiba ‘Umar berkata:
صَحِبَكُمْ الله
“Semoga Allāh menemani kalian.”
⇒ Ini ajaib tiba-tiba ‘Umar mendo’akan mereka (‘Umar berubah hatinya).
Kata Layla:
ورأيت له رقة لم أكن أراها، ثم انصرف وقد أحزنه – فيما أرى – خروجنا
Saya melihat kesedihan padanya, saya belum pernah melihat kesedihan seperti itu.
Kemudian ‘Umar pun pergi, ternyata kondisi yang seperti ini membuat hati ‘Umar berubah.
قالت: فجاء عامر بن ربيعة من حاجته تلك، فقلت له يا أبا عبد الله , لو رأيت عمر آنفاورقته وحزنه علينا
Tiba-tiba datang suaminya, lalu Layla berkata, “Wahai, Abū Abdillāh, kalau engkau tadi melihat wajah ‘Umar bin Khaththāb, bagaimana dia sedih melihat kita akan pergi, engkau akan heran.”
قال أفطمعت في إسلامه؟
Maka suaminya (Amir bin Rabī’ah) berkata, “Engkau ingin dia masuk Islām, wahai istriku?”
قلت: نعم
Ummu Layla menjawab, “Iya, tentu.”
Maka suaminya mengatakan:
قال لا يسلم الذي رأيت حتى يسلم حمار الخطاب
“‘Umar yang engkau lihat tidak akan masuk Islām, sampai himārnya (keledainya) masuk Islām.”
Karena ‘Umar sangat keras, sangat kencang mengganggu kaum muslimin. Badannya kuat, tubuhnya hebat, semua orang takut dengan ‘Umar bin Khaththāb.
Sehingga Amir bin Rabī’ah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu mengatakan, “Engkau mau ‘Umar masuk Islām? (Mustahil,) tunggu keledainya masuk Islām baru dia mau masuk Islām.”
Ini sesuatu yang mustahil, keledai masuk Islām.
Namun, Subhānallāh, karena melihat kondisi umat Islām yang disiksa membuat sedih ‘Umar (merubah hati ‘Umar).
Ini adalah berkat do’anya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Beliau perhatian terhadap ‘Umar dan pernah berdo’a agar Allāh memberi hidayah, kalau tidak kepada Abū Jahal atau ‘Umar.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mencari orang yang kuat, karena Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam membutuhkan orang yang kuat untuk membela Islām.
Maka di antara do’a Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, beliau berkata:
اللهم أعز الإسلام بأحب هذين الرجلين إليك , بأبي جهل أو بعمر بن الخطاب
“Yā Allāh, jayakanlah Islām dengan salah seorang dari dua orang ini, dengan Abū Jahal atau ‘Umar bin Khaththāb.”
فكان أحبهما إلى الله عمر بن الخطاب – رضي الله عنه
Akan tetapi yang paling dicintai dan diinginkan oleh Nabi adalah ‘Umar bin Khaththāb (meskipun keduanya sama-sama keras).
Nabi tidak pernah putus asa walau keduanya suka menganggu Nabi, mencaci maki Nabi, Nabi berharap keduanya bisa masuk Islām.
Sehingga Nabi berdo’a secara khusus lagi, diriwayatkan oleh ‘Āisyah,
اللهم أعز الإسلام بعمر بن الخطاب خاصة
“Yā Allāh, Jayakanlah Islām khusus dengan ‘Umar bin Khaththāb.”
Maka Allāh mengabulkan do’a Nabi dan masuklah ‘Umar ke dalam Islām.
Dan luar biasa tatkala ‘Umar masuk Islām.
Demikian saja.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_______