Bab 05 | Beberapa Peristiwa Di Masa Kecil Nabi (Bag. 2 dari 7)
🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
In syā Allāh kita akan menyampaikan peristiwa, dibelahnya dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam (lanjutan).
Para ulamā menyebutkan bahwa banyak hikmah di mu’jizat ini.
Di antara mu’jizat pembelahan dada (jantung) Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
⑴ Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sejak kecil sudah ma’shum.
√ Beliau tatkala kecil tumbuh tidak seperti anak-anak kecil yang lain.
√ Saat mencapai masa dewasa (belasan tahun), Beliau tidak melakukan kemaksiatan atau kelalaian, hura-hura, seperti yang dilakukan pemuda lain di kota Mekkah.
Kenapa?
Karena hati Beliau sudah disucikan (dibersihkan) oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Bagian yang mungkin diganggu oleh syaithān sudah diambil oleh malāikat.
Bahkan disebutkan dalam suatu hadīts, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
“Tidak pernah terbetik dalam hati saya untuk mengikuti acara-acara orang Mekkah kecuali 2 (dua) kali.”
(Hadits ini dengan sanad yang hasan)
“Suatu hari (kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam), saya sedang menggembalakan kambing lalu saya berkata kepada teman saya:
‘Tolong jaga kambing saya, saya ingin pergi, ada acara pernikahan’.”
Maka kemudian Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam pergi (turun ke kota) ingin menghadiri acara walimahan (pernikahan) yang pasti ada kemaksiatan di situ.
Tatkala Beliau mulai mendengar ada suara-suara, tiba-tiba Allāh Subhānahu wa Ta’āla membuat Beliau pingsan (tidak sadar), tiba-tiba telinga Beliau tertutup dan tidak sadar kecuali sudah siang (matahari sudah terbit).
Akhirnya Beliau pulang dan bertemu dengan temannya dan temannya bertanya tentang acara tersebut.
Kata Nabi:
“Saya tidak melakukan apa-apa.”
Kedua kali juga terjadi demikian, terbetik lagi dalam hati Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin tahu acara pernikahan, lalu saat berjalan menuju acara tersebut, maka terjadilah seperti kejadian awal.
Beliau dibuat pingsan (tidak sadar) oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan tidak sempat mengikuti acara-acara demikian.
Oleh karenanya, sebelum Beliau menjadi seorang Nabi, dikenal oleh orang-orang Quraysh dengan “Al Amīn” (orang yang terpercaya).
Kenapa?
Karena akhlaqnya mulia.
Bagaimana Beliau tidak berakhlaq mulia sementara jantungnya telah dibersihkan oleh malāikat.
Di sana ada orang-orang Nashara yang berusaha mengingkari kejadian pembelahan dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Mereka mengatakan 2 hujjah:
⑴ Ini tidak sesuai dengan tabiat manusia.
⑵ Ini tidak masuk akal (di luar sunnatullāh, jantung dikeluarkan seharusnya mati).
Namun kita bantah, justru inilah mu’jizat (kejadian luar biasa), kalau hanya biasa-biasa saja maka tidaklah disebut mu’jizat.
Mu’jizat artinya adalah keluar dari kebiasaan, karena Allāh yang mengatur sunnatullāh maka Allāh yang bisa merubah sunnah tersebut.
Contohnya:
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām. Api sunnatullāhnya membakar, tetapi karena Allāh yang menjadikan api yang membakar maka Allāh memerintahkan agar api dingin.
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
_”Wahai api jadilah engkau dingin dan selamat bagi Nabi Ibrāhīm.”_
(QS Al Anbiyā: 69)
Merubah sunnatullāh, ini adalah bukti bahwasanya Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām adalah utusan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Nabi adalah utusan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, utusan Tuhan, karena Tuhan bisa merubah aturan kauniyyah (aturan sunnatullāh).
Thayyib, kita katakan kepada orang-orang Nashara, Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām waktu kecil bisa berbicara, itu keluar dari sunnatullāh dan aneh atau tidak?
Nabi ‘Isa ‘alayhissalām bisa menghidupkan orang mati, bisa menyembuhkan orang buta. Ini semua keluar dari kewajaran.
Kalau kalian tidak percaya dengan pembelahan jantung, maka:
⑴ Jangan percaya juga kalau Nabi ‘Īsā bisa berbicara di waktu kecil, bisa menyembuhkan penyakit dan mu’jizat lainnya.
⑵ Jangan percaya juga di zaman Nabi Mūsā ‘alayhissalām laut terbelah dua, laut bisa naik ke atas, ini keluar dari sunnatullāh.
Kita katakan, inilah mu’jizat dan ada asal dari mu’jizat tersebut.
Kita akan buktikan bagaimana dampak dari pembelahan dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Bantahan yang kedua, kata mereka hal ini tidak masuk akal.
Kenapa tidak masuk akal?
Sekarang zaman modern, jantung bisa dikeluarkan atau tidak?
Misalnya:
√ Pada kasus kelainan jantung pada anak yang tidak memiliki katup jantung, maka bisa dipasang katupnya, subhānallāh.
√ Adapula orang yang jantungnya rusak lalu ditransplantasi dengan jantung orang yang sudah mati namun masih sehat jantungnya.
Apa yang datang dalam Al Qurān maupun Sunnah yang terkadang akal kita tidak sampai, kita harus berimān.
Belum lagi kalau Allāh berbicara tentang hal yang ghāib, tentang Malāikat, Surga, Neraka dan lainnya, kalau kita pakai akal kita maka tidak akan masuk akal semua.
Pada zaman sekarang, pengeluaran jantung bisa dilakukan sehingga apa yang terjadi Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, adalah yang sangat mudah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
_”Jika Allāh berkehendak, maka Allāh akan berkata, ‘Jadi.’ maka jadilah.”
(QS Yāsin: 82)
Demikianlah kajian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan hari ini, In syā Allāh mudah-mudahan besok kita lanjutkan lagi.
وبالله التوفيق و الهداية
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________