🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
In syā Allāh kita akan menyampaikan tentang peristiwa dibelahnya dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Di antara mu’jizat yang dialami oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yaitu dibelahnya dada Nabi beliau alayhi shallatu wa sallam. Dan proses pembelahan dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam disebutkan oleh para ulamā, terjadi 2 (dua) kali.
⑴ Tatkala Beliau dirawat di ibu persusuan Beliau yaitu Halīmah As Sa’diyyah, dada beliau dibelah dan disucikan oleh malāikat.
⑵ Tatkala Beliau hendak melakukan Isrā Mi’raj, dada Beliau dibelah untuk kedua kalinya.
Pada pertemuan kali ini yang akan kita bahas adalah pembelahan yang pertama.
Sebagaimana hadīts yang shahīh yang diriwayatkan oleh banyak riwayat, di antaranya adalah:
Dari shahābat Anas bin Mālik radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, beliau berkata:
انَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ , فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ قَلْبَهُ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً , قَالَ : هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ , ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ , ثُمَّ لأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ , وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ ـ يَعْنِي ظِئْرَهُ ـ فَقَالُوا : إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ , فَاسْتَقْبَلَتْ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ , قَالَ أَنَسٌ : قَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ الْمَخِيطِ فِي صَدْرِهِ
_Bahwasanya suatu hari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam didatangi malāikat Jibrīl dan Beliau sedang bermain bersama dengan anak-anak yang lain._
_Maka malāikat Jibrīl menjatuhkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kemudian membelah dada Beliau, kemudian mengeluarkan jantung dari dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam._
_Kemudian dari jantung tersebut diambil segumpal darah yang hitam, kemudian Jibrīl berkata:_
_”Ini adalah bagian syaithān darimu.”_
_Kemudian jantung Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dicuci oleh Jibrīl ‘alayhissalām di sebuah tempayan yang terbuat dari emas, dicuci dengan air zamzam. Setelah itu dijahit kembali oleh Jibrīl ‘alayhissalām._
_Kemudian jantung itu dimasukkan kembali ke dalam dada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam._
_Maka teman-teman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketakutan dan mereka lari menuju ke ibu persusuan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam (Halīmah As Sa’diyyah) dan mereka berkata:_
_”Wahai ibu kami, sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.”_
_Kemudian mereka menuju Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) dalam keadaan pucat._
_Kata Anas bin Mālik radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu:_
_”Saya melihat bekas jahitan di dada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.”_
(Hadīts Riwayat Imām Muslim nomor 236, versi Syarh Muslim nomor 162)
Dan juga dalam riwayat lain yang lebih terperinci.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
كَانَتْ حَاضِنَتِي مِنْ بَنِي سَعْدِ بْنِ بَكْرٍ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَابْنٌ لَهَا فِي بَهْمٍ لَنَا وَلَمْ نَأْخُذْ مَعَنَا زَادًا فَقُلْتُ يَا أَخِي اذْهَبْ فَأْتِنَا بِزَادٍ مِنْ عِنْدِ أُمِّنَا فَانْطَلَقَ أَخِي وَمَكَثْتُ عِنْدَ الْبَهْمِ فَأَقْبَلَ طَيْرَانِ أَبْيَضَانِ كَأَنَّهُمَا نَسْرَانِ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ أَهُوَ هُوَ قَالَ نَعَمْ فَأَقْبَلَا يَبْتَدِرَانِي فَأَخَذَانِي فَبَطَحَانِي إِلَى الْقَفَا فَشَقَّا بَطْنِي ثُمَّ اسْتَخْرَجَا قَلْبِي فَشَقَّاهُ فَأَخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَتَيْنِ سَوْدَاوَيْنِ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ قَالَ يَزِيدُ فِي حَدِيثِهِ ائْتِنِي بِمَاءِ ثَلْجٍ فَغَسَلَا بِهِ جَوْفِي ثُمَّ قَالَ ائْتِنِي بِمَاءِ بَرَدٍ فَغَسَلَا بِهِ قَلْبِي ثُمَّ قَالَ ائْتِنِي بِالسَّكِينَةِ فَذَارَّهَا فِي قَلْبِي ثُمَّ قَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ حِصْهُ فَحَاصَهُ وَخَتَمَ عَلَيْهِ بِخَاتَمِ النُّبُوَّةِ
_Saat itu, yang mengasuhku adalah seorang wanita dari Bani Sa’d bin Bakr (Halimah As Sa’diyah)._
_Kemudian aku bersama seorang dari anaknya pergi menuju tempat pengembalaan binatang ternak kami, namun kami tidak membawa bekal._
_Aku pun berkata:_
_”Wahai saudaraku, pergi dan ambillah bekal (makanan) dari ibu.”_
_Maka saudaraku itu pergi, dan aku pun tetap berada di sisi domba gembalaan kami. Tiba-tiba datanglah dua ekor burung berwarna putih dan sepertinya kedua burung itu adalah burung nasar. Salah satu dari burung itu berkata kepada temannya:_
_”Apakah dia, orang (yang kita cari)?”_
_Temannya menjawab: “Ya.”_
_Lalu keduanya pun bergegas saling berlomba untuk mengambilku dan menelungkupkanku di atas punggungnya._
_Kemudian keduanya pun membelah dadaku dan mengeluarkan hatiku. Kemudian mereka mengeluarkan dua noktah hitam darinya._
_Setelah itu, salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya._
Yazid menyebutkan dalam hadits yang diriwatkannya:
_”Ambilkan air dan salju.”_
_Lalu mereka mencuci isi perutku dengan air dan salju. Kemudian salah satu dari mereka berkata lagi:_
_”Ambilkanlah air yang dingin.”_
_Dan mereka pun mencuci hatiku dengan air dingin itu._
_Salah satunya berkata lagi:_
_Ambilkanlah As Sakinah (ketenangan dan kedamaian).”_
_Dan keduanya pun menebarkannya di dalam hatiku._
_Setelah itu, salah satu dari keduanya berkata:_
_”Jahitlah (tutuplah).”_
_Ia pun menutupnya kembali dan memberikannya tanda kenabian._
(HR Ahmad nomor 16990)
⇒ Kita tahu bahwasanya Allāh menciptakan malāikat itu memiliki sayap.
جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلاً أُولِي أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ
_”Allāh menciptakan malāikat ada yang bersayap 2, 3 atau 4 dan Allāh menambah sayap malāikat sesuai dengan yang Allāh kehendaki.”_
(QS Fāthir: 1)
⇒Ada yang sayapnya banyak seperti malāikat Jibrīl yang memiliki sayap sampai 600 sayap.
Di antara para ulamā ada yang menyatakan inilah sebabnya mengapa Halīmah As Sa’diyyah akhirnya mengembalikan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ke ibunya.
Ibunya beberapa kali meminta agar Nabi dikembalikan, namun Halīmah senang kalau ada Nabi dikampungnya. Karena banyak keberkahan.
Akan tetapi terjadi peristiwa yang menakutkan ini membuat khawatir Halīmah As Sa’diyyah.
Akhirnya ibunya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengambil Beliau saat berusia 4 (empat) tahun. Kemudian dilanjutkan dirawat oleh ibunya sampai berusia 6 (enam) tahun.
Demikianlah kajian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan hari ini, In syā Allāh mudah-mudahan besok kita lanjutkan lagi.
وبالله التوفيق و الهداية
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______________________