Bab 03 | Kondisi Di Luar Jazirah Arab Sebelum Islam Dan Peristiwa Tentara Bergajah (Bag. 5 dari 5)
🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه لا نبي بعده. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Kita perhatikan disini!
Kejadian dihancurkannya tentara bergajah, kata para ulamā sebenarnya merupakan muqaddimah untuk menunjukkan adanya mu’jizat yang sangat besar yaitu lahirnya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dengan terjadinya (dihancurkannya) pasukan tentara bergajah ini maka Quraisy menjadi semakin mulia.
Kenapa Quraisy semakin mulia?
Karena mereka (Quraisy) tidak melawan sama sekali melainkan Allāh yang membela mereka.
Tatkala Abrahah berjalan dari Shan’a menuju ke Yaman banyak kabilah yang mengadakan perlawanan namun mereka kalah semua, harta mereka diambil oleh Abrahah.
Tatkala Abrahah telah tiba di pusatnya Quraisy, maka orang-orang Quraisy tidak melawan, malah kabur, yang membela mereka adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sehingga mulailah tersebar tatkala itu bahwasanya orang-orang Quraisy adalah orang-orang mulia buktinya Tuhan Pencipta alam semesta membela mereka.
Mereka tidak punya perlawanan sama sekali namun tentara bergajah dihancurkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⇒ Jadi kejadian ini mengangkat orang-orang Quraisy dan diantara orang-orang Quraisy tersebut ada kakeknya Nabi yaitu ‘Abdul Muththalib.
Sehingga dengan terangkatnya Quraisy maka posisi Nabi pun terangkat karena Nabi dilahirkan dari suku Quraisy.
Orang-orang Quraisy menjadi pusat segala kabilah, kabilah induk, yang membawahi semua kabilah-kabilah Arab tatkala itu.
Nabi dilahirkan dari kabilah yang induk, bukan dari sembarang nasab.
Sebagian pemikiran yang khurafat/sesat saat itu, karena dari kabilah yang rendah dan disepelekan atau direndahkan maka dia pun membuat pemikiran baru dengan mengaku sebagai Nabi karena ingin mencari kekuasaan.
Tapi tidak demikian!
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memang asalnya lahir dari kabilah yang terkenal dan kabilah yang dimuliakan.
Jadi kata para ulamā, dengan dihancurkannya tentara bergajah ini adalah dalam rangka untuk mengangkat derajat Nabi.
Adapun Quraisy hanya sekedar wasilah, wasilah untuk terangkatnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Karena itu kalau kita perhatikan, kata Ibnul Qayyim rahimahullāh:
“Mana yang lebih baik, orang-orang musyrikin penyembah berhala atau orang-orang Nashāra?”
→ Semuanya buruk, tapi mana yang lebih baik diantara keduanya?
√ Bukankah syirik bertingkat-tingkat?
√ Bukannya kekufuran bertingkat-tingkat?
√ Bukankah kemaksiatan bertingkat-tingkat?
Mana yang lebih baik, mencuri atau membunuh?
⇒ Yang lebih baik adalah mencuri daripada membunuh.
Sekarang saya tanya, mana yang lebih buruk, penyembah berhala atau orang-orang musyrikin Nashāra?
⇒ Yang lebih buruk jelas penyembah berhala.
Orang-orang Nashāra masih dikatakan ahlul Kitāb, adapun penyembah berhala bodoh sekali karena menyembah berhala.
Seharusnya, Allāh tidak memenangkan orang-orang penyembah berhala terhadap orang-orang Nashāra. Tetapi Allāh menghancurkan orang-orang Nashāra karena ada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan lahir dari orang-orang Quraisy.
Oleh karena itu kejadian tersebut disebutkan diantaranya:
⑴ Diantara mu’jizat kelahirannya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, terjadi di tahun dimana sebentar lagi Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam lahir.
⑵ Terjadi dimana tahun tersebut orang-orang Quraisy pamornya naik, karena dibela oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⑶ Kalau orang-orang Quraisy masuk Islām maka kabilah-kabilah dibawahnya akan ikut-ikutan.
Oleh karenanya nanti kalau sudah kita bahas sampai Fathu Makkah, tatkala Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menaklukkan kota Mekkah banyak kabilah-kabilah yang tidak mau masuk Islām.
Mereka berkata:
“Kita tunggu dulu, biar Muhammad berperang dengan orang-orang Quraisy. Kalau ternyata orang-orang Quraisy yang menang, maka hubungan kita (dengan orang Quraisy)masih baik. Tetapi apabila orang-orang Quraisy kalah dengan Muhammad maka kita masuk Islām.”
Dan benar, tatkala Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menaklukkan kota Mekkah, orang-orang Quraisy semua tunduk kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka orang-orang Arab yang rendahan semua ikut masuk Islām.
Jadi istilahnya kabilah Quraisy ini seperti kabilah kepala dan yang lainnya seperti badan. Sehingga menunggu apa yang dilakukan orang-orang Quraisy, karena kabilah Quraisy merupakan kabilah yang paling top dan pamornya paling tinggi.
Ada beberapa faidah yang bisa kita ambil dari kisah Abrahah dan dihancurkannya tentara bergajah oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, diantaranya:
⑴ Bagaimanapun hebatnya seseorang dan kuatnya seseorang maka ada yang lebih hebat dari dia.
Abrahah yang dengan sombong membawa pasukan bergajah akhirnya hancur dengan kekuatan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh karenanya keyakinan bahwasanya negara ini akan selama-lamanya jaya, ini tidak benar. Telah lewat dalam sejarah bagaimana negara-negara adidaya (negara yang kuat) akhirnya hancur lebur.
→ Kemana Persia sekarang?
→ Kemana Romawi sekarang?
Dahulu mereka menguasai dunia (istilahnya)
→ Kemana kaum ‘Ād yang begitu sombong?
Mereka mengatakan:
“Siapa yang lebih kuat dari kita?”
Dan kemudian dihancurkan oleh Allāh.
→ Kemana Fir’aun?
Fir’aun yang begitu sombongnya, yang menyiksa Bani Isrāil puluhan tahun, sejak Nabi Mūsa dilahirkan sampai Nabi Mūsa kembali lagi berdakwah, kemudian hancurnya Fir’aun, adalah waktu yang panjang.
Puluhan tahun Fir’aun dalam keadaan puas bersenang-senang dengan kesombongannya (sombong diatas muka bumi) namun akhirnya Allāh pun menghancurkannya.
→ Kemana Qarun, yang begitu sombong dengan hartanya?
⇒ Artinya, tidak ada namanya kekuatan yang dibangun di atas kebathilan, tidak akan jaya selama-lamanya.
Ada suatu saat Allāh akan menghancurkan mereka dengan cara Allāh, seperti orang-orang Abrahah dihancurkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⑵ Bahwasanya orang-orang Arab tatkala belum ada Islām dalam diri mereka, mereka merupakan kabilah yang terpecah-pecah.
Mereka tidak bisa berhadapan dengan Abrahah, padahal mereka berkumpul dalam satu kalimat Arab dan sama-sama mengagungkan Ka’bah, tapi mereka tidak di atas satu ikatan Aqidah, akhirnya mereka kalah.
Oleh karenanya, orang-orang Arab, mereka menjadi mulia karena Islām.
Para ulamā disini membantah pemikiran yang disebut dengan qaumiyyah yaitu fanatik terhadap golongan yang mengelu-elukan Arab seakan-akan kita harus kembali kepada Arab, kita yang jayakan Arab.
Maka dibantah oleh para ulamā seperti Syaikh bin Bāz rahimahullāh beliau mengatakan:
“Bahwasanya Islāmlah yang memuliakan Arab, kalau tidak ada Islām maka Arab tidaklah mulia, Arab rendah sebagaimana yang lainnya. Tapi dengan Islām maka Arab menjadi mulia.”
⇒ Maka siapa saja yang berpegang teguh kepada agama Islām maka Allāh akan memuliakannya.
Inilah diantara beberapa faedah yang bisa kita ambil dari kisah ashābul Fīl.
Kemudian:
√ Pada tahun tersebutlah lahir Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
√ Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjaga Ka’bahnya tanpa ada yang membantu Allāh.
√ Tatkala Orang-orang Quraisy mundur maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla sendiri yang mengalahkan tentara bergajah.
Oleh karenanya, Ka’bah adalah tempat yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan barangsiapa yang berniat melakukan keburukan di Mekkah maka dia akan mendapatkan adzab yang pedih.
Sebagaimana dalam ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
_”Barangsiapa yang ingin melakukan kezhaliman di Mekkah maka Kami akan buat dia rasakan adzab yang pedih.”_
(QS Al Hajj: 25)
Dan ini kekhususan kota Mekkah.
Barangsiapa niat buruknya (walau hanya dihati) kalau ditempat-tempat lain maka dia tidak berdosa.
Berbeda dengan Mekkah, barangsiapa yang punya niat buruk untuk melakukan maksiat di Mekkah meskipun badannya tidak di Mekkah (misal masih di Indonesia) maka dia sudah diancam dengan adzab yang pedih meskipun badannya belum di Mekkah, meskipun dia belum melakukan.
Karena Allāh mengatakan:
وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ
_”Barangsiapa berkehendak (belum melakukan, masih baru niat dan dia lakukan di Mekkah, meskipun dia belum melakukan) maka Kami ancam dia dengan adzab yang pedih.”_
Demikian saja yang bisa kita sampaikan, In syā Allāh besok kita akan bahas tentang hari lahinya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan nasab Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam srta yang berkaitan dengan hal tersebut.
وبالله التوفيق و الهداية
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
____________________