Bab 02 | Kondisi Jazirah Arab Sebelum Islam (Bag. 1 dari 8)

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, ونتوب إليه وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لا نبي بعده.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فإن اصدق الحديث كتاب الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَاتٍ بدعة وكلّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وكلّ ضلالة في النار

Para Ikhwān dan Akhawāt yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Alhamdulillāh, kita masuk tentang sirah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, pembahasan tentang sejarah tokoh yang luar biasa, dia adalah Nabi kita, Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang beliau berkata:

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا فَخْرَ

“Aku adalah pemimpin seluruh anak Ādam pada hari kiamat kelak dan aku tidak sombong.”

(HR Tirmidzi nomor 3615)

Dan seorang muslim akan berbahagia ketika menyisihkan waktunya untuk mempelajari sejarah Nabinya (Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam), karena mempelajari sejarah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mendatangkan kebahagiaan dan akan menuntunnya kepada jalan kebahagiaan.

Kita telah membahas tentang asal muasal datangnya nenek moyang Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam di kota Mekkah yaitu datangnya Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām yang kemudian kita jelaskan menikah dengan seorang wanita dari kabilah Jurhum.

Kabilah Jurhum dari kabilah Qahthani dari Yaman. Datang berhijrah ke Mekkah kemudian terjadi pernikahan antara Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām yang asalnya adalah bukan orang Arab.

Namun karena sejak kecil di Mekkah kemudian bergaul dengan orang-orang ‘Arab (tatkala itu semua orang ‘Arab, yang bukan orang Arab hanya Ismā’īl ‘alayhissalām dan ibunya, Hajar), maka tumbuh dan berkembanglah Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām dengan menguasai bahasa Arab. Terlebih lagi akhirnya menikah dengan orang Arab.

Dari Ismā’īl ‘alayhissalām kemudian lahir keturunannya yaitu Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dan kita sebutkan pada pertemuan kemarin akhirnya Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām membangun Ka’bah bersama Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām.

Setelah membangun Ka’bah, merekapun berdo’a:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Yā Rabb kami, terimalah amalan shālih kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(QS Al Baqarah: 127)

Setelah itu tinggallah Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām di Mekkah kemudian memiliki banyak anak. Ibunya, Hajar sudah meninggal.

Kemudian sebagai seorang Nabi, beliau berdakwah di jalan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Maka akhirnya tegaklah tauhīd di kota Mekkah.

Kemudian setelah Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām meninggal dunia, Ka’bah dan kepengurusan Ka’bah dipegang oleh kabilah Jurhum (kabilah dari istrinya), tidak dipegang oleh anak-anaknya Ismā’īl ‘alayhissalām. Dan mereka menguasai Ka’bah dalam waktu yang lama.

Dan kita tahu orang-orang Arab mengagungkan Ka’bah karena berkat dakwah Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām dan Nabi Ismā’īl ‘alayhissalā. Dan juga karena do’anya Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām maka semua orang mengagungkan Ka’bah. Dari berbagai penjuru jazirah Arab mendatangi Ka’bah, mereka beribadah mendatangi Ka’bah.

⇒ Jadi dakwah tauhīd sudah ada sejak zaman Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām dan Nabi Ismā’īl ‘alayhissalām.

Akan tetapi ketika kepengurusan Ka’bah dipegang oleh kabilah Jurhum, lama-lama akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan sebagaimana yang disebutkan oleh ahli sejarah.

Mereka mulai tidak amanah. Banyak orang yang datang ke Ka’bah kemudian memberikan hadiah ke Ka’bah, dimasukkan ke dalam Ka’bah, akhirnya hadiah-hadiah tersebut dicuri oleh kabilah Jurhum. Demikian kondisi mereka.

Terjadi berbagai macam kemaksiatan dan kezhaliman, namun belum sampai terjadi kesyirikan.

Sampai-sampai terjadi hal yang sangat parah yaitu terjadi perzinahan di dalam Ka’bah yang dilakukan oleh 2 orang pemuda pemudi yang bernama Isaf dan Nailah. Mereka datang ke Ka’bah kemudian berzina di dalam Ka’bah, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutuk mereka berdua menjadi batu.

Kemudian patung Isaf dan Nailah ini salah satunya diletakkan di Bukit Shafa dan satunya diletakkan di Bukit Marwa, sudah ada sa’i tatkala itu.

Lama kelamaan kedua patung ini disembah, Subhānallah.

Di antara perkara yang menakjubkan, yang menunjukkan dimana kebodohan merajalela tatkala itu, bahwa 2 orang ini dikutuk oleh Allāh menjadi patung (karena berzina) di dalam Ka’bah namun akhirnya disembah oleh orang Arab jāhilīyyah tatkala itu.

Dan demikianlah kezhaliman terus berlangsung di Mekkah karena Ka’bah dan kota Mekkah dikuasai oleh kabilah Jurhum.

Sampai akhirnya datang kabilah yang lain dari negeri Yaman berhijrah ke kota Mekkah yang dipimpin oleh Tsa’labah bin ‘Amr dan minta izin kepada kabilah Jurhum untuk tinggal bersama mereka di Mekkah. Akan tetapi mereka tidak diizinkan oleh kabilah Jurhum padahal sama-sama dari Yaman. Namun karena kabilah Jurhum sudah lama menguasai maka akhirnya ditolaklah Tsa’labah bin ‘Amr.

Akhirnya Tsa’labah bin ‘Amr tidak terima, maka diapun mengumpulkan kabilahnya lalu mengadakan peperangan melawan kabilah Jurhum dan akhirnya kabilah Jurhum pun kalah tatkala itu. Akhirnya kekuasaan berpindah kepada Tsa’labah bin ‘Amr dan para pengikutnya.

Setelah itu Tsa’labah disebutkan sakit, kemudian dia pergi ke negeri Syām, dan dia menyerahkan kekuasaan kota Mekkah (kepengurusan Ka’bah) kepada keponakannya Ibnu ‘Aqih yang bernama Rabi’ah bin Al Hāritsah dan ini yang disebut dengan kabilah Khuzā’ah.

Oleh karenanya setelah kabilah Jurhum menguasai Ka’bah maka berpindah kepada kabilah yang lain yaitu kabilah Khuzā’ah. Di zaman kabilah Khuzā’ah inilah terjadi kesyirikan.

Kita cukupkan disini saja, In syā Allāh besok kita lanjutkan lagi.

Wabillāhi taufīq walhidayah.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة

———————————–