Materi 35 – Poin-Poin Beriman Kepada Alloh Yang Terkandung Di Dalam QS As Syura Ayat 11 dan 12 Bag 02 -selesai
🌍 WAG Dirosah Islamiyah
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pasal Beriman Kepada Allah.
Kemudian Allah mengatakan:
وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
“Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS Asy-Syura: 11]
Berarti di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan di antara nama-Nya adalah ٱلسَّمِيعُ (Maha Mendengar), yaitu mendengar segala sesuatu.
Tidak ada yang luput dari pendengaran Allah, sekecil apapun suara dan sebanyak apapun suara, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mendengar, dengan berbagai bahasa. Ini adalah pendengaran Allah yang sangat-sangat sempurna.
Dan Dia adalah ٱلْبَصِيرُ (Maha Melihat), semua yang ada di langit, yang ada di bumi, di kerajaan Allah semuanya, baik yang di dalam bumi maupun yang di atas bumi. Tidak ada yang luput dari penglihatan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berarti di sini ada penetapan nama ٱلسَّمِيعُ dan juga ٱلْبَصِيرُ bagi Allah. Dan ٱلسَّمِيعُ mengandung sifat As-Sam’a (Mendengar) dan ٱلْبَصِيرُ mengandung sifat Al-Bashar (Melihat). Tentunya semua itu dengan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berbeda dengan pendengaran dan penglihatan manusia.
Di antara faedah yang bisa kita ambil apabila kita mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Dia-lah ٱلسَّمِيعُ, jangan kita berbicara dengan ucapan-ucapan yang tidak diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla. Baik ketika kita di dalam rumah maupun di luar rumah, baik ketika kita bersama anak-anak kita, maupun bersama orang lain. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mendengar terhadap apa yang kita ucapkan.
Demikian pula harus menjaga kejujuran, menjauhi kedustaan, hati-hati di dalam berbicara, demikian pula kalau kita mengetahui bahwasanya Allah adalah ٱلْبَصِيرُ maka kita bergerak, beramal sesuai dengan apa yang Allah ridhai. Jangan sampai kita melakukan perkara yang tidak diridhai oleh Allah Azza wa Jalla.
Kemudian Allah mengatakan:
لَهُۥ مَقَالِیدُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi.” [QS Asy-Syura: 12]
Seluruh kekayaan, seluruh perbendaharaan baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi adalah milik Allah. Oleh karena itu hendaklah seseorang meminta kepada Allah.
وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ
“Hendaklah kalian meminta kepada Allah dari karunia-Nya.” [QS An-Nisa: 32]
Kita meminta kepada yang memiliki, maka orang yang kaya ketika dia mengetahui bahwasanya ini adalah milik Allah, dia tidak akan sombong dengan kekayaannya, karena dia tahu ternyata kekayaan itu milik Allah Azza wa Jalla.
Dan orang yang miskinpun tidak putus asa, karena pasti dia akan mendapatkan rezekinya, dia menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ternyata seluruh perbendaharaan seluruh kekayaan yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah Azza wa Jalla.
Dan kita adalah hamba Allah, maka jangan kita berputus asa. Kita berharap dan kita bekerja melakukan sebab-sebab untuk mendapatkan rezeki yang halal.
Kemudian Allah mengatakan:
یَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن یَشَاۤءُ وَیَقۡدِرُۚ
[QS Asy-Syura: 12]
Allah meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki, sebagian orang diluaskan rezekinya oleh Allah, sehingga dia memiliki Triliyunan, Milyaran, Jutaan. Dimudahkan dia untuk mendapatkan rezeki.
وَیَقۡدِرُۚ لِمَن یَشَاۤءُ
“Bagi orang yang Allah kehendaki.”
Seseorang mendapatkan kekayaan, mendapatkan rezeki yang luasnya, mendapatkan rezeki yang banyak. Itu semua dengan kehendak Allah.
Allah menghendaki maka dia menjadi orang kaya. Maka orang yang membaca ayat ini dan seorang yang beriman yang membaca ayat ini baik dia orang kaya ataupun orang miskin dalam keadaan dia beriman, dalam keadaan dia مُطْمَئِنٌّ – muthamain (tenang).
Allah yang telah menjadikan si fulan itu kaya, kalau Allah menghendaki dia miskin, dia akan jadi miskin. Allah sudah mentakdirkan dia menjadi orang kaya, sehingga tidak ada hasad bagi seseorang. Untuk apa dia hasad bagi sesuatu yang sudah ditakdirkan oleh Allah.
Apakah dia bisa menghalangi apa yang Allah takdirkan. Tidak!
Demikian pula orang yang kaya, tidak sombong dengan kekayaannya, dia mendapatkan seperti itu karena dikehendaki oleh Allah. Seharusnya dia bersyukur kepada Allah yang menghendaki demikian. Bersyukur dengan makna yang benar.
وَیَقۡدِرُۚ
Demikian pula Allah mengurangi, menyempitkan rezeki bagi sebagian.
Sebagian orang mau mencari uang 100 ribu saja susah. Dengan susah payah dia mendapatkan. Siapa yang menjadikan dia demikian? Allah yang menjadikan dia demikian.
Sekali lagi. Allah Subhanahu wa Ta’ala meluaskan dan menyempitkan semua sesuai dengan kehendak-Nya. Allah melakukan itu semua dengan hikmah, dengan tujuan.
Di antara hikmahnya; seandainya seseorang diluaskan rezekinya seperti orang yang lain mungkin justru dia akan lupa kepada Allah. Karena luasnya rezeki kemudian orang mempunyai banyak keinginan, akhirnya dia menggunakan uangnya untuk beli itu, untuk beli ini, melancong ke tempat-tempat yang diharamkan oleh Allah, membeli sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Maka ini banyak orang kalau punya harta justru dia semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah mengatakan:
وَلَوْ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزْقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ
“Dan jikalau Allah meluaskan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berlebihan di atas bumi.” [QS Asy-Syura:27]
Makanya sebagian Allah jadikan tidak menjadi orang kaya-raya, karena hikmah yang Allah ketahui ini adalah maslahat bagi seseorang.
Demikian pula miskinnya seseorang dengan hikmah Allah agar kita tidak lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah ingin melihat kesabaran kita, Allah ingin melihat kita banyak berdoa kepada-Nya, banyak bertawakal kepada-Nya. Yang justru ini lebih baik daripada seseorang diberikan kenikmatan justru semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kemudian Allah mengatakan:
إِنَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS Asy-Syura: 12]
Yaitu siapa yang berhak untuk diluaskan rezekinya, siapa yang berhak untuk disedikitkan rezekinya, maka ini Allah Maha Mengetahui.
Ini di antara faedah yang bisa kita ambil dan dengannya kita menutup pelajaran kita pada kesempatan kali ini.
Dari ayat ini pertama kita bisa mengambil faedah bahwasanya:
⑴ Tidak ada yang serupa dengan Allah, baik di dalam Dzat, Sifat maupun Pekerjaan Allah.
⑵ Allah memiliki nama ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ ini dua nama Allah yang mengandung sifat mendengar dan juga melihat. Dan ini harus kita tetapkan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
⑶ Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rezeki kepada siapa yang Allah kehendaki dengan hikmah dan Allah menyempitkan bagi yang lain rezeki dengan hikmah juga.
⑷ Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu.
Mungkin itu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan In sya Allah kita lanjutkan pembahasan kitab ini pada kesempatan yang akan datang.
و الله تعالى أعلم، و بالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════