Materi 31 – Poin-Poin Beriman Kepada Alloh Yang Terkandung Di Dalam QS As Syura Ayat 49 dan 50

🌍 WAG Dirosah Islamiyah
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه

Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.

Setelah kemarin kita mendengar bersama penjelasan secara singkat dari apa yang Allah sebutkan di dalam akhir surat Al-Hashr, mulai dari firman Allah Azza wa Jalla:

هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِی لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَـٰلِمُ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِیمُ۞ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِی لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَـٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَیۡمِنُ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا یُشۡرِكُونَ ۞ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَـٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَاۤءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ یُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ ۞

Dan di dalamnya mengandung nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau kita hitung semuanya ada 15, termasuk di dalamnya adalah Lafdzul Jalallah, kemudian Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus, As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, Al-Aziiz, Al-Jabbar, Al-Mutakabir, Al-Khaliq, Al-Bari, Al-Mushawir dan terakhir Al-Hakim.

Ini adalah nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah sebutkan di akhir surat Al-Hashr ayat ke-22 sampai ayat ke-24.

Dengannya kita mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala atau mengenal sebagian nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ini adalah bagian dari beriman kepada Allah Azza wa Jalla.

Kita lanjutkan dengan ucapan beliau selanjutnya:

ونؤمن بأن له ملك السموات والأرض :

Dan kita (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) di antara aqidah (keyakinan) kita adalah beriman bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia-lah yang memiliki kerajaan langit dan bumi.

Kerajaan langit, di sana ada langit yang tujuh dengan makhluk-makhluk Allah yang ada di sana (Al-malaikah, planet, bintang dan seterusnya) di sana ada Arsy, di sana ada kursi Allah, di sana ada air, maka ini semua milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kerajaan yang begitu besar, yang sangat luas (sangat besar) itu adalah kerajaan Allah.

Ini menunjukkan tentang kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia-lah Allah yang Maha Kaya, Dia-lah Allah yang Maha Raja.

Demikian pula milik Allah Subhanahu wa Ta’ala kerajaan bumi, bumi yang begitu indah, yang luas terbentang dengan berbagai kekayaan alam yang ada di dalamnya atau di atasnya, manusia dan jin menempatinya maka itu adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah Al-Malik, Dia-lah yang merajai semuanya dan kita semuanya berada di bawah dan di dalam kerajaan Allah.

Oleh karena itu orang yang berada di dalam kekuasaan Allah, di bawah kerajaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seharusnya mereka meng-Esa-kan Allah. Seharusnya mereka mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

Kemudian beliau mendatangkan firman Allah Azza wa Jalla:

يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَـٰثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ۞ أَوۡ یُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانࣰا وَإِنَـٰثࣰاۖ وَیَجۡعَلُ مَن یَشَاۤءُ عَقِیمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِیمࣱ قَدِیرࣱ ۞
[QS Asy-Syura: 49-50]

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan yang artinya: Allah Subhanahu wa Ta’ala Dia-lah yang menciptakan apa yang dia kehendaki.

Allah Subhanahu wa Ta’ala di antara namanya adalah Al-Khaliq (Maha Menciptakan) dan sudah kita bahas pada ayat sebelumnya nama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Al -Khaliq (menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada) dan ini adalah qudrah (kemampuan) yang tidak memilikinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makhluk sekuat apapun, secerdas apapun sampai profesor atau yang lebih tinggi dari profesor seandainya ada, tidak ada di antara mereka yang bisa menciptakan seperti apa yang Allah ciptakan. Bahkan seandainya mereka diperintahkan atau ditantang untuk menciptakan makhluk yang kecil seperti lalat misalnya, niscaya mereka tidak akan mampu untuk melakukannya.

Atau menciptakan sesuatu yang lebih kecil dari lalat niscaya mereka tidak akan mampu untuk melakukannya.

Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an mengatakan:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ

“Wahai manusia telah dibuat permisalan untuk kalian maka hendaklah kalian mendengarnya.” [QS Al-Hajj: 73]

إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُ

“Sesungguhnya segala sesuatu yang kalian sembah selain Allah tidak akan menciptakan seekor lalat.” [QS Al-Hajj: 73]

Sampai hari kiamat tidak ada di antara mereka yang bisa menciptakan meskipun hanya seekor lalat. Ini adalah tantangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lalu bagaimana manusia masih menyembah kepada selain Allah? Padahal mereka tidak menciptakan meskipun hanya seekor lalat.

Kita melihat ke depan kita, ke belakang, ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, semuanya adalah Khalqullah – خَلْقُ ٱللَّه. Tunjukkan kepada kita ciptaan yang diciptakan oleh selain Allah Azza wa Jalla.

Kemudian Allah mengatakan:

وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُ

“Meskipun mereka berkumpul semuanya.”

Seandainya orang-orang pintar tadi atau segala sesuatu yang disembah selain Allah semuanya berkumpul (bekerja sama) mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menciptakan seekor lalat,

لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا

“Niscaya mereka tidak akan bisa menciptakan.”

Kalau yang demikian saja mereka lemah tidak mampu melakukan, lalu bagaimana mereka disembah dan diminta selain Allah Azza wa Jalla?

يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ

“Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala mencipta apa yang Dia kehendaki, menciptakan manusia sesuai dengan kehendak-Nya, menciptakan hewan sesuai dengan kehendak-Nya, menciptakan matahari sesuai dengan kehendak-Nya, menciptakan langit, menciptakan bulan, menciptakan bintang, sesuai dengan kehendak-Nya.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Al-Hakim (Maha Bijaksana), menciptakan sesuatu pasti ada hikmahnya. Bukan menciptakan sesuatu kemudian tidak ada hikmahnya atau tujuan.

يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ

Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki dan apa yang Allah ciptakan pasti di sana ada hikmahnya, karena di antara nama Allah sebagaimana telah berlaku adalah Al-Hakim (Maha Bijaksana).

√ Kenapa Allah menciptakan 7 langit? Pasti ada hikmahnya.

√ Allah menciptakan matahari demikian bentuknya, jaraknya, sifatnya pasti ada hikmahnya.

√ Menciptakan manusia dalam bentuk seperti ini, pasti ada hikmahnya.

Dan di antara nama Allah adalah Al-Mushawir (Yang Membentuk)

يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ

Allah menciptakan sesuai dengan kehendaknya. Kita sebagai makhluk harus meyakini yang demikian.

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ

“Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan.” [QS Al-Anbiya: 23]

Tetapi yang jelas kita meyakini apa yang Allah lakukan pasti di sana ada hikmah yang terkandung. Terkadang kita mengetahui hikmah tadi dan terkadang kita tidak mengetahui. Tapi sebagai seorang yang beriman maka kita punya keyakinan bahwasanya ini pasti ada hikmahnya.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والله تعالى أعلم وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

════ ❁✿❁ ════