Home > Bimbingan Islam > Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir > Halaqoh 06: Kunci Kelima Usaha Maksimal Menjauh Dari Dosa

Halaqoh 06: Kunci Kelima Usaha Maksimal Menjauh Dari Dosa

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Engkau Menjadi Kunci Kebaikan)
📝 Syaikh Abdurrazaq Al Badr حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi pembuka pintu kebaikan) yang dibawakan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullah ta’ala

Dan kita akan membaca kunci kelima. Kunci kelima Ini judulnya adalah Usaha Maaksimal Menjauh dari Dosa. Kita tidak usah berlama-lama langsung saja kita baca penjelasan beliau.

Diantara sebab yang dapat membuat seorang hamba menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan adalah berusaha maksimal melawan jiwa untuk jauh dari dosa, untuk jauh dari keharaman, untuk jauh dari kemaksiatan.

Imam Ahmad dalam Musnadnya membawakan sebuah hadits dari Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Allah membuat sebuah perumpamaan dengan sebuah jalan yang lurus, di kedua sisi jalan tersebut ada pintu-pintu pada masing-masing pintu ada tirai yang menutupinya. Pada pangkal jalan itu ada penyeru yang berseru, “Wahai hamba Allah lewatilah jalan ini dan jangan keluar darinya.”

Dalam lafazh yang lainnya, di atas jalan tersebut juga ada penyeru lain yang berseru, “Wahai hamba Allah, jangan kalian buka pintu-pintu tersebut karena kalau kalian membukanya pasti kalian akan masuk ke dalamnya.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan lebih lanjut. “Jalan yang dimaksud adalah Islam. Pagar yang dimaksud adalah batasan-batasan Allah. Pintu yang bertirai adalah hal-hal yang Allah haramkan. Penyeru yang menyeru di pangkal pintu adalah Al Quran. Penyeru yang berada di atas jalan adalah nasihat Allah yang berada pada hati nurani setiap muslim.”

Demikian hadits tersebut.

Ini adalah karunia dari Allah ada sebuah alarm nasihat dari Allah pada setiap hati orang Islam. Setiap kali jiwanya mengajak untuk membuka pintu keharaman masuk ke dalam jendela kebatilan, alarm ini berdering memperingatkannya:

“Wahai hamba Allah, jangan engkau buka pintunya karena kalau engkau buka pasti engkau akan masuk ke dalamnya.”

Sehingga barangsiapa yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan hendaknya dia paham betul hadits ini, dengan begitu ia akan dimudahkan untuk menelusuri jalan yang lurus yang mengantarkannya ke syurga yang penuh kenikmatan.

Kemudian di setiap sisi jalan tadi baik disisi kanan maupun disisi kiri ada banyak pintu. Pintu-pintu ini tidak ada gemboknya, tidak ada kuncinya hanya tertutup dengan kain tirai. Pintu ini yang akan mengantarkan kepada hal-hal yang diharamkan. Dan sudah dimaklumi bersama bahwa pintu yang hanya tertutup dengan tirai, tidak menyusahkan orang yang hendak memasukinya baik dari sisi waktu maupun sisi tenaga. Gampang, cukup dengan pundak ia sudah bisa memasukinya dengan cepat. Berbeda dengan pintu yang terkunci, dibutuhkan kunci dan dibutuhkan usaha untuk membukanya, sehingga memerlukan waktu dalam membukanya.

Adapun pintu yang hanya tertutup dengan tirai maka orang dapat memasukinya dengan cepat.

Anda sekarang berada di atas jalan yang lurus, disamping jalan ini ada banyak pintu yang dapat menjerumuskan kepada keharaman dengan hanya tertutup tirai saja. Maka setiap insan, setiap manusia yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan wajib berhati-hati dengan kehati-hatian tingkat tinggi terhadap pintu-pintu keburukan ini.

Pintu-pintu keburukan yang berada disisi kanan maupun disisi kiri jalan tersebut apabila ia membuka salah satu pintu untuk dirinya, maka pada akhirnya ia akan membukakan nya untuk orang lain juga.

Saya ulangi, “Apabila ia membuka salah satu pintu untuk dirinya maka pada akhirnya ia akan membukakannya untuk orang lain juga.”

Hal ini karena setiap orang yang sudah masuk dalam keharaman, nyaman dengan perbuatan itu, maka ia tidak ingin sendiri disana. Setelah ia menjadi pelaku keharaman ia akan menjadi da’i dan motivator kepada keharaman. Inilah kebiasaan orang-orang yang rusak, para penyeru kesesatan, orang-orang yang fasik, yang ada pada zaman ini. Di awalnya Ia hanya melakukan sendiri kemudian ia akan menjadi da’inya

Terkait hal ini salah satu khalifah Ar Rasyidin Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu berkata:

نية لو الزنى النساء كل هن

“Seorang pezina itu menginginkan seandainya seluruh wanita itu berzina.”

Orang yang masuk ke dalam pintu keharaman maka ia tidak ingin sendirian di sana. Tadinya ia hanya sebatas pelaku keharaman, namun akhirnya ia bermetamorfosis menjadi da’i pengajak ke dalam keharaman. Sehingga ia malah akan menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan

Demikian yang dibawakan oleh Syaikh Abdul Rozak Al Badar dalam kunci (langkah) kelima, seseorang hendaknya menjauh dari keharaman.

Kenaps?

Karena ketika seseorang masuk ke dalam keharaman dia tidak ingin bersendirian di sana, dia akan mengajak orang lain, dia akan menjadi motivator untuk orang lain, agar ikut masuk ke dalam keharaman.

Jadi apabila seseorang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan, dia harus menjauh dari pintu keharaman ini, begitu .

Wallahu Ta’ala A’lam bishawab

Demikian saja pertemanan kita kali ini semoga bermanfaat.

والله تعالى أعلم بي لصواب
وصلى الله على النبين محمد

____

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top