Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 071: Larangan Menuduh Orang Lain Munafiq Bagian Kedua

Halaqah 071: Larangan Menuduh Orang Lain Munafiq Bagian Kedua

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

Kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb At-Tauhīd.

Disini Rasūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan pengajaran kepada para sahabat yaitu siapa saja yang mengatakan kalimat,

لا إله إلا الله محمدا رسول الله

adalah bertauhīd.

Dan Rosūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam tidak memberikan pernyataan bahwasanya orang tersebut lepas dari apa yang menjadi pernyataan para sahabat.

إنما أتى بعبارة عامة

Karena sesungguhnya yang disabdakan Nabi adalah ungkapan sifat hadīts secara umum yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengatakan

لا إله إلا الله محمدا رسول الله

dalam rangka ikhlas karena Allāh.

Disinilah Rosūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan kepada kita penjelasan bagaimana seharusnya kita menyikapi seorang mukmin (saudara atau teman kita).

Tidak boleh kita mengatakan:

“Ini adalah murain”.
“Ini adalah orang yang riya'”.
“Ini adalah orang yang fasik”, atau kah orang yang sejenisnya.

Kalau kita menghukumi apa yang kita lihat kemudian langsung kita memberikan suatu pernyataan maka akan rusaklah kehidupan dunia ini.

Dikatakan:

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ

“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla melarang neraka”

(HR Bukhori no. 425 dan Muslim no. 33)

⇒ Menunjukkan semua ciptaan Allāh tunduk kepada Allāh.

منع من النار

Melarang neraka untuk dimasukin orang-orang yang mengucapkan kalimat Tauhīd.

Adapun ucapan :

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أن يشْترط الإخلاص

“Mereka yang mengatakan kalimat Tauhīd لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ harus terkandung di dalam nya al-ikhlas”

Pernyataan yang diucapkan harus pernyataan ikhlas.

Manakah bukti yang menyatakan bahwasannya kalimat tersebut harus ikhlas?

Dalīlnya adalah (sabda) Nabi shollallāhu ‘alayhi wa sallam:

يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ، أي: يطلب وَجْهَ اللَّهِ

Pernyataan (ungkapan) لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ harus ikhlas.

Karena sesungguhnya orang yang mengucapkan kalimat Tauhīd yang diucapkan karena Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kemuliaan.

Di zaman dahulu ada seorang sahabat Nabi shollallāhu ‘alayhi wa sallam berperang, kemudian sahabat tersebut berjumpa dengan lawan (musuh) nya kemudian terjadilah peperangan sebagaimana umumnya.

Sahabat melihat lawannya mulai terdesak dan dalam kesulitan kemudian lawannya mengucapkan kalimat Tauhīd (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

Ketika lawannya mengucapkan kalimat Tauhīd, sahabat pun menganggap bahwa dia (musuh) mengucapkan kalimat Tauhīd karena berharap agar selamat dari pedangnya, dan dengan cepat sahabat pun menebasnya (membunuhnya).

Setelah peperangan selesai, kemudian dia (sahabat) menemui Rosūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam dan menceritakan peristiwa tersebut.

Kemudian Rosūlullāh shollallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan pernyataan:

كيف تصنع قول لا إله إلا الله

“Bagaimanakah ucapan yang telah dia ucapkan (kalimat Tauhīd), apa yang akan engkau perbuat dengan لا إله إلا الله ”

Subhānallāh.

Sahabat yang telah membunuh tadi merasa dosa.

Kenapa?

Karena dia telah memberikan pernyataannya, dia menganggap apa yang dilakukan oleh musuh tadi karena dia ingin selamat, sehingga dia mengucapkan kalimat Tauhīd

Thayyib, dikatakan:

من قال : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يبتغي بذلك وجه الله

Dia mengucapkan hal tersebut karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka kalimat Tauhīd adalah ajakan seluruh nabi, sehingga dikatakan kalimat Tauhīd adalah Miftahu al-Jannah.

√ Miftahu Al-Jannah adalah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه.
√ Kunci Surga adalah kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه.

Maka siapapun di antara kita mempunyai kewajiban untuk mentauhīdkan Allāh, mempunyai kewajiban untuk berdakwah.

Mereka yang senantiasa menyembah berhala (batu, pohon, semua yang ada di muka bumi) selain Allāh, maka kita sebagai seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk mengajak mereka agar mereka bertauhīd.

Ikhwan akhawatiy fīllāh rohimakumullāh.

In syā Allāh, di kesempatan lain kita akan lanjutkan.

نكتفي بهذا القدر

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top