Halaqah 064: Hadīts Ubādah bin Shāmit (6)
🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً
Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.
Kembali kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan, belakangan ini musim hujan, masing-masing tatkala hujan jangan lupa berdo’a:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا atau صَيِّبًا نَافِعًا
“Yā Allāh, jadikanlah hujan ini hujan yang manfaat”
(HR Abu Daud: 5101 dan di shahihkan al-Albani)
Shalawat serta salam untuk Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa Sallam pada keluarganya, sahabatnya, pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan terkait dengan hadīts dari Ubādah ibn Shāmit, pembahasan kita sampai pada,
وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ
Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan bahwasanya Maryam adalah bintu Imrān (anak dari Imrān) dan Maryam dibesarkan oleh seorang nabi yang bernama nabiyullāh Zakariyya.
Dan beberapa hal yang sudah kami sampaikan pula bahwasanya nabiyullāh Zakariyya adalah seorang nabi yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan ujian, sampai di usia tua beliau tidak memiliki anak, sehingga salah satu yang diberitakan bahwasanya nabiyullāh Zakariyya mengambil Maryam sebagai anak asuh.
Oleh karenanya banyak orang Jawa yang barangkali sudah menikah lebih dari 5 tahun, lebih dari 7 tahun, belum mempunyai keturunan kemudian mupu (mengambil) anak dengan harapan, kalau orang Jawa bilang untuk pancingan.
Tentunya sebagian mereka menjadikan apa yang dilakukan oleh Zakariyya adalah sebagai hujjahnya, karena Zakariyya sampai usia tua tidak mempunyai keturunan kemudian mupu anak Maryam bintu Imrān.
Maryam besar di tempat Zakariyya dengan pertumbuhan yang luar biasa.
Allāh firmankan:
وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنࣰا وَكَفَّلَهَا زَكَرِیَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَیۡهَا زَكَرِیَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقࣰاۖ قَالَ یَـٰمَرۡیَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ یَرۡزُقُ مَن یَشَاۤءُ بِغَیۡرِ حِسَابٍ
“Setiap kali Zakariyya masuk ke dalam mihrāb, beliau menjumpai Maryam dalam membawa makanan. ‘Wahai Maryam, darimana kamu mendapatkan makanan ini?’ Maryam berkata, ‘Ini adalah rezeki dari Allāh’, sesungguhnya Allāh memberikan rezeki kepada hambanya dengan tanpa berbilang”
(QS. Āli-Imrān: 37)
Ikhwan wa akhawatiy rahimakumullāh.
Maryam besar dan menjadi abdi dalem atau al-agha, abdi dalem Baitul Maqdis. Salah satu yang diberitakan bahwasanya di Baitul Maqdis ada juga seorang laki-laki lain yang menjadi abdi dalem (menjadi orang yang ikut bersih-bersih) masjid atau pelayan masjid, sampai suatu saat tatkala laki-laki ini menjumpai ada beberapa hal aneh pada Maryam.
Maka laki-laki ini pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Maryam, tentunya salah satu yang diberitakan pula bahwasanya malaikat Jibrīl menjumpai Maryam.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصْطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلْعَـٰلَمِينَ
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibrīl) berkata: “Wahai Maryam, sesungguhnya Allāh Subhanahu wa Ta’ala telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”
(QS. Āli-Imrān: 42)
یَـٰمَرۡیَمُ ٱقۡنُتِی لِرَبِّكِ وَٱسۡجُدِی وَٱرۡكَعِی مَعَ ٱلرَّ ٰكِعِینَ
“Wahai Maryam, hendaklah engkau taat kepada Tuhanmu dan sujudlah engkau dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”
(QS. Āli-Imrān: 43)
Maka di sini adalah berita dari Allāh, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus malaikat Jibrīl untuk memberikan hal-hal yang mulia untuk Maryam.
Kemudian Allāh firmankan:
إِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍۢ مِّنْهُ ٱسْمُهُ ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًۭا فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ وَمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Wahai Maryam, seungguhnya Allāh memberikan kabar baik untukmu dengan kalimat yang datang dari Allāh, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allāh)”
(QS. Āli-Imrān: 45)
وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًۭا وَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ
“Dan dia dapat berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang shalih”
(QS. Āli-Imrān: 46)
قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌۭ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌۭ ۖ
Maryam berkata: “Ya Allah, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”.
Karena sesungguhnya Maryam adalah wanita shalihah, bagaimana mungkin dia akan mempunyai keturunan, dia berzina? tidak mungkin. Dia melakukan perkara yang buruk, juga tidak mungkin.
Tapi ini berita dari Allāh bahwasanya malaikat Jibrīl memberikan kabar kalau nabiyullāh yang akan muncul adalah nabiyullāh Isa, dia adalah keturunan Maryam.
وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌۭ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ
“Bukankah Allāh Subhanahu wa Ta’ala menciptakan apa yang Allāh Subhanahu wa Ta’ala kehendaki”
إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًۭا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
“Apabila Allāh berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allāh hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.”
(QS. Āli-Imrān: 47)
نكتفي بهذا القدر
Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________