Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 050: Keutamaan Tauhīd (Bagian Kedua)

Halaqah 050: Keutamaan Tauhīd (Bagian Kedua)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

بْيَان فضل التوحيد وما يكفر من الذنوب

Penjelasan terkait dengan keutamaan Tauhīd dan apa-apa yang bisa menghapus dosa.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.”

(QS. Al An’ām: 82)

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ

“Mereka orang-orang yang beriman.”

Kemuliaan bagi mereka yang beriman kepada Allāh, dan bentuk kasih sayang Allāh kepada manusia adalah Allāh mengajak manusia berbicara:

يا ايها الناس

“Wahai para manusia.”

Manusia macam-macam, ada yang memeluk ahlul kitāb yaitu penganut Yahudi dan Kristiani.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

قل يا محمد، قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰب

“Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka ahlul kitāb (yahudi dan Nasrani).”

Allāh ungkapkan dengan: قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰب .

Māsyā Allāh, Indahnya, bagaimanakah Allāh perintahkan kepada Rasūl-Nya untuk mengajak agar mereka bertauhīd.

قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍۭ

“Wahai ahlul kitāb, kemarilah ke suatu tempat yang tinggi.”

Māsyā Allāh.

Terkadang Allāh mengajak bicara orang-orang kafir dengan kekufuran mereka.

Sebagaimana firman Allāh:

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ

Katakanlah, “Wahai orang-orang kafir.”

(QS. Al Kāfirun: 1)

Dan Allāh memuliakan orang-orang yang beriman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa…”

(QS. Al Baqarah: 183)

Menunjukkan sifat rahmat Allāh, yang Allāh berikan kepada orang-orang yang beriman, sehingga Allāh memberikan pernyataan: ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ (mereka orang-orang yang beriman).

وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ

Yalbisa-yalbasu memiliki arti memakai.

Bagaimanakah Allāh mengungkapkan iman dihiasi, karena sesungguhnya manusia itu berhias.

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍۢ ….

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid…..”

(QS. Al A’rāf: 31)

Orang jawa mengatakan,

“Ajining dhiri ono ing kedaling lathi.”
“Ajining salira ono ing busana.”

Ma’ruf ungkapan Jawa ini.

Ajining dhiri ono ing kedaling lathi adalah terhormatnya seseorang bisa dilihat bagaimana dia bertutur kata.

Dan seseorang bisa dilihat kemuliaannya dari bagaimana dia berpenampilan, bagaimana dia berpakaian, maka pakaian adalah hal yang mulia.

Allāh berfirman:

وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَى

“Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.”

(QS. Al A’rāf: 26)

Taqwa adalah sesuatu hal yang menghujam pada diri seseorang, sehingga dia melakukan apa yang menjadi perintah Allāh dan berusaha untuk menjauhi larangannya.

Dan Allāh berfirman:

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ……

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”

(QS. Al Baqarah: 197)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan suatu keistimewaan dengan suatu penamaan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan pernyataan:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ

“Mereka orang-orang yang beriman dan mereka tidak menjadikan keimanan tersebut diberi hiasan (diberi pakaian) dengan kezhaliman.”

Mereka orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman, karena kezhaliman adalah sesuatu yang dilarang.

Disebutkan di dalam hadīts qudsi Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إني حرمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرمًا

“Sesungguhnya aku mengharamkan kezhaliman atas diriku dan aku jadikan kezhaliman adalah suatu yang diharamkan (dilarang).”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

فَلَا تَظلمُوا

“Wahai kalian kaum mukminin, janganlah satu sama lain saling melakukan kezhaliman.”

Di dalam hadīts lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

الظلم ظلمات يوم القيامة

“Kezhaliman itu adalah kegelapan yang luar biasa di hari kiamat.”

Sesungguhnya kezhaliman apapun pada hari kiamat akan ada hisabnya (balasannya).

Terima kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top