Audio: Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc حفظه لله تعالى
Kitab: فرض طلب العلم (Kewajiban Menuntut Ilmu)
〰〰〰〰〰〰〰
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي أعلى شأن العلم ورفع أهله درجات، والصلاة والسلام على نبيه محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد
Sahabat BiAS yang di muliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla .
Pada kesempatan kali ini, kita masih melanjutkan pembacaan (pembahasan) kitāb Mukhtashar Fardi Thalabil ‘Ilmi, karya Al Imām Abū Bakr Muhammad bin Al Husain Al Aajurriy rahimahullāh yang meninggal tahun 360 Hijriyyah.
Dalam buku tersebut beliau rahimahullāh menyatakan:
“Para penyandang gelar pentuntut ilmu harusnya berbahagia, karena ia telah menempuh suatu jalan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan mudahkan ia menuju Surga.”
Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, pasti akan Allāh mudahkan jalannya menuju Surga.”
Ini adalah suatu keutamaan yang akan didapat oleh seorang yang baik niatannya, ikhlas karena Allāh Ta’ala.
Jika ada yang bertanya: Apa arti niatan yang baik?
Kita jawab: Ia adalah seorang yang keluar untuk belajar ilmu dengan tujuan mengangkat kebodohan dari dalam dirinya, menuntut ilmu tentang hak-hak Allāh dalam peribadahan, sehingga ia bisa menyembah dan beribadah kepada Allāh dengan benar.
Ia mencari ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, jika ada suatu permasalahan dunia ataupun akhirat yang belum ia ketahui, ia bergegas menuju kepada para ulamā untuk belajar, dengan niatan karena Allāh dan untuk menyelamatkan agamanya.
Dan setiap jalan yang ditempuh oleh penuntut ilmu, baik pendek atau panjang, ia tetap mendapatkan keutamaan sebagaimana dalam hadīts tersebut. Dan pasti ia akan diberikan pertolongan dalam usahanya, in syā Allāh.
Dan ketahuilah, semoga Allāh merahmati mu, bahwa di antara para penuntut ilmu ada beberapa orang yang Allāh kuatkan akalnya, yang Allāh indahkan adabnya dan ada yang Allāh karuniakan pemahaman yang tinggi padanya.
Mereka ingin agar sunnah-sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam itu hidup, begitu juga sunnah dan jalan hidup para shahābat dan agar ingin agar kebid’ahan itu lenyap dari muka bumi.
Mereka senang menghafal, dengan tujuan menjaga kaum muslimin di atas syari’atnya. Mereka takut kalau ilmu itu lenyap hilang tak berbekas.
Inilah para penuntut ilmu yang para malāikat meletakan sayap mereka sebagai bentuk penghormatan atas usahanya dan mereka selalu berada dijalan Allāh hingga ia kembali pulang.
Mereka itulah orang-orang yang para malāikat, ikan dilautan, beristighfār kepadanya. Dan mereka itulah orang-orang yang berusaha menempuh jalan menuju surga.
Orang-orang yang seperti ini sangat sedikit sekali, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka, sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla balas mereka dengan pahala yang sangat besar.
Adapun orang yang niatannya dalam mencari ilmu adalah dunia dan perhiasannya, bagaimana mungkin bisa disamakan dengan pahala orang-orang yang telah lalu penyebutannya.
Allāhul Musta’ān.
Alangkah beratnya cobaan keikhlāsan bagi para penuntut ilmu dan alangkah sedikitnya yang menuntut ilmu karena Allāh. Dan kedua jenis orang ini akan terlihat dari akhlak yang mereka tunjukan, apakah ia menuntutnya ikhlās atau tidak.
Dan dari apa yang telah kami paparkan, maksud dan tujuannya adalah agar para penuntut ilmu juga selektif dalam mencari guru. Hendaknya ia mencari guru yang ilmunya memberikan dampak dalam kehidupannya. Seorang guru yang tinggi tingkat pemahamannya, tinggi adabnya. Kalau guru tersebut tidak memiliki sifat-sifat seperti itu, hendaknya ditinggalkan.
Wallāhu Taala A’lam (bersambung in syā Allāh)
🖋 Al Faqīr Ilallāh Ratno
________