Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 039: Pembahasan Dalil Hadīts Mu’ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 1)

Halaqah 039: Pembahasan Dalil Hadīts Mu’ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 1)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله. رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما

Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Kembali kita lanjutkan materi kita yaitu pembahasan Kitāb Tauhīd. Pada kesempatan yang lewat telah kita bahas yaitu: وصايا العشر.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas hadīts: اعظيم (hadīts mulia). Hadīts yang diriwayatkan oleh Mu’ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu.

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ -قَالَ:» كُنْتُ رَدِيفَ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ فَقَالَ لِي يَا مُعَاذُ؟ أَتَدْرِي مَا حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ؟ قُلْتُ اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ، وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ أَنْ لا يُعَذِّبَ مَنْ لا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ أَفَلا أُبَشِّرُ اَلنَّاسَ؟ قَالَ لا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا~ اخرجه الصحيحين~

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah dibonceng oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas keledainya.

Beliau bertanya, “Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas hamba dan apa hak hamba yang akan Allah tunaikan?”

Aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah yang wajib ditunaikan oleh hamba, hendaklah ia menyembah Allah dan tidak berbuat syirik pada-Nya dengan sesuatu apa pun. Sedangkan hak hamba yang akan Allah tunaikan yaitu Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik kepada-Nya dengan sesuatu apa pun.”

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku boleh memberitahukan kabar gembira tersebut pada yang lain?”

Beliau menjawab, “Jangan kabari mereka. Nanti malah mereka malas beramal.”

(HR Bukhāri dan Muslim)

Hadīts ini adalah hadīts yang mulia terkait dengan perkara tauhīd.

Mu’ādz ibnu Jabal adalah sahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang mulia. Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengutusnya ke negeri Yaman. Dan tidaklah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengutus seseorang kecuali orang tersebut adalah orang pilihan.

Sehingga di sini dikatakan عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ (semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla meridhainya).

Tidaklah ada seseorang yang mendapatkan suatu nikmat melebihi nikmatnya menjadi shahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Karena dari Adam sampai akhir zaman, yang terbaik adalah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أنا سيد ولد آدم، ولا فخر

“Aku adalah anak keturunan Adam yang terbaik dan aku tidak membanggakan diri.”

Dalam hadīts lain dikatakan:

لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ

“Janganlah kalian mengkultuskan aku sebagaimana orang-orang Nashrani mengkultuskan Isa ibnu Maryam.”

Yaitu memberikan pujian yang lebih, orang-orang Nashrani tentunya berbeda dengan orang-orang Yahudi.

Orang Yahudi bersikap terhadap Nabi Isa dengan mengatakan, “Nabi Isa adalah anak pelacur.” Adapun orang-orang Nashrani memberikan sanjungan kepada Nabiyullāh Isa berlebihan, sehingga mereka menjadikan Nabiyullāh Isa sebagai tuhan atau anak tuhan.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan pengarahan:

لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ

“Janganlah kalian mengkultuskan aku, sebagaimana orang-orang Nashrani (kristiani) mengkultuskan Isa ibnu Maryam.”

فَقُولوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Maka katakanlah, “Hamba Allāh dan Rasūl-Nya.”

Begitu juga Nabi Isa alayhissalām, beliau adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya.

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ

Dari Mu’ādz bin Jabal semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla meridhainya.

Menunjukkan Mu’ādz ibn Jabal adalah sahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Rasūl ridha dengannya, Allāh pun ridha dengannya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ

“Allāh ridha dengan mereka dan mereka pun ridha dengan Allāh.”

Demikian, semoga bermanfaat.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________

image_pdfimage_print

1 thought on “Halaqah 039: Pembahasan Dalil Hadīts Mu’ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 1)”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top