🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty, B.A.
📗 Kajian Tematik | Ramadhan
📝 Serial Kultum Ramadhan
〰〰〰〰〰〰〰
*PENUTUP BULAN RAMADHĀN*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh dimana pun anda berada.
Tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadhān. Perlu ada satu hal yang harus kita perhatikan.
⑴ Ramadhān kali ini adalah masa-masa yang menurut sebagian orang menganggap Ramadhān yang tidak biasa.
Tetapi sebagian manusia mengatakan kalau kita melakukan shalāt tarawih di rumah akan terasa berat, amal ibadah pun tidak semangat karena tidak bisa berkumpul dengan jama’ah yang lain.
Maka kita perlu instropeksi diri.
Kita beribadah untuk siapa?
Kita beribadah karena apa?
Kalau kita beribadah untuk Allāh.
Kita beribadah karena Allāh.
Ada manusia maupun tidak ada manusia selayaknya kita tetap semangat untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⑵ Beribadah di masa-masa sulit di masa-masa kesendirian, di masa-masa kita mengisolasi diri adalah beribadah yang (in syā Allāh) nilai ibadahnya jauh lebih tinggi.
Ulama kita mengatakan:
من أعلى درجة الإيمان إسباغ الْوُضُوءِ في شدة برودة
_”Termasuk derajat keimanan yang tertinggi adalah menyempurnakan wudhu tatkala musim dingin yang sangat menyayat.”_
Di saat-saat sulit, kita tetap istiqāmah beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka itu di antara derajat keimanan yang tertinggi di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Karena saat ini kita sudah berada di penghujung Ramadhān, maka kita tidak boleh tertipu dengan situasi atau kondisi yang ada.
Biasanya di akhir Ramadhān kita sudah mulai berpikir untuk berhari raya dengan kerabat, sahabat, tetangga dan seterusnya. Sehingga malam-malam terakhir bulan Ramadhān yang justru menjadi peluang besar kita mendapatkan banyak kebaikan terlewatkan begitu saja. Karena kita mengutamakan untuk berbicara, ngobrol kesana kesini, tukar pikiran atau membicarakan rencana besok yang akan kita lakukan di hari raya.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
إنما الأعمال بالخواتيم
_”Sesungguhnya amal itu diukur dari penutupannya.”_
Maka kita berharap Ramadhān tahun ini penutupannya menjadi penutup yang wangi,
خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ
_”Penutupnya adalah wewangi, oleh karena itu hendaknya orang-orang beriman (mereka) saling berlomba untuk melakukan kebaikan.”_
(QS Al-Mutaffifin: 26)
Di malam-malam terakhir Ramadhān ini, kita tetap membaca Al-Qur’ān, kita tetap melalukan shalāt tarawih, kita tetap membaca dzikir pagi petang, dan kita tetap beribadah melakukan amalan-amalan sunnah agar Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan Ramadhān kita lebih berarti dan bermakna.
Dan kelak kita akan mendapatkan manfaatnya, pada hari di mana harta, anak-anak tidak lagi berguna kecuali orang yang datang kepada Allāh dengan membawa amal shālih, membawa bacaan Al-Qur’ān, membawa shalāt malam, membawa dzikir dan membawa amal shālih yang lainnya.
Wallāhu Ta’āla A’lam Bishawāb
________