🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kajian Tematik | Ramadhan
📝 Menyambut Bulan Ramadhan
〰〰〰〰〰〰〰
*TELAH DATANG BULAN RAMADHĀN (3)*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين أما بعد
Ma’asyiral Muslimin, para pendengar rahīmakumullāh.
Saat ini kita berada di bulan Sya’bān 1441 Hijriyyah kurang dari satu bulan menjelang masuk bulan suci Ramadhān.
Ini adalah kesempatan bagi kita untuk bersiap-siap, agar Ramadhān lebih bermakna dan lebih menghasilkan pahala yang besar. Karena Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam satu hadīts yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzī dan yang lainnya.
Beliau bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ
_”Celakalah seseorang, Bulan Ramadhān menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut, namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga.”_
(Hadīts riwayat At Tirmidzī nomor 3545)
Poin dari hadīts ini adalah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menganggap celaka orang-orang yang memasuki bulan Ramadhān hingga Ramadhān pergi namun dia tidak mendapatkan ampunan dosa dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Tentu ada beberapa persiapan yang bisa kita contoh dari para salafush shālih dalam masalah ini.
Diriwayatkan dari seorang salaf yang bernama Imam Abū Bakar Al Balkhiy rahimahullāh, beliau mengatakan:
شهر رجب شهر الزرع، وشعبان شهر السقي للزرع، ورمضان شهر حصاد الزرع
_”Bulan Rajab adalah bulan menanam dan bulan Sya’bān adalah bulan mengairi tanaman dan bulan Ramadhān adalah bulan untuk memanen.”_
Kalau kita perhatikan, para Salaf sudah siap sejak bulan Rajab, oleh karena itu kita pun harus mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan bulan Ramadhān ini.
Bulan Sya’bān ini kita berlatih untuk menghadapi bulan Ramadhān, jika diibaratkan bulan Rajab dan Sya’bān adalah bulan pemanasan untuk menghadapi bulan Ramadhān. Jadi ketika masuk bulan Ramadhān kita semua sudah siap baik ilmu maupun ibadah.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengingatkan kita untuk mengisi bulan Sya’bān ini dengan banyak ibadah.
Dalam satu hadīts dari Usamah bin Zaid radhiyallāhu ‘anhu, beliau berkata:
“Wahai Rasūlullāh, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’bān.”
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
_“Bulan Sya’bān adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhān. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allāh Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.”_
(Hadīts riwayat An Nassai. Syaikh Al Albāniy rahimahullāh mengatakan bahwa hadīts ini hasan.)
Bulan Rajab adalah salah satu dari bulan haram. Empat bulan haram adalah Dzulqadah, Dzulhijjah Muharram dan Rajab.
Bulan Sya’bān adalah bulan istimewa karena diapit oleh bulan utama yaitu Rajab dan Ramadhān. Namun banyak orang yang lalai akan bulan ini.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memperbanyak puasa sunnah pada bulan Sya’bān ini agar amalan Beliau diangkat kepada Allāh dalam keadaan Beliau sedang berpuasa sunnah.
Imam Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitābnya Latha’if Al Ma’arif menjelaskan hadīts di atas:
وفيه: دليل على استحباب عمارة أوقات غفلة الناس بالطاعة، وأن ذلك محبوب لله عزوجل، كما كان طائفة من السلف . يستحبون إحياء ما بين العشاءين بالصلاة ويقولون : هي ساعة غفلة
_Hadīts ini merupakan dalīl anjuran mengisi waktu yang sering terabaikan dengan amalan ibadah (ketaatan). (Mengisi waktu yang diabaikan dengan aktifitas ibadah dan ketaatan) sangat dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla._
_Sebagaimana dilakukan oleh sebagian salaf terdahulu mereka mengisi waktu antara Maghrib dan Isya dengan shalāt-shalāt sunnah dan ibadah lainnya. Dan mereka mengatakan bahwasanya, ini adalah waktu dimana manusia lalai._
Oleh karena itu kita perbanyak berpuasa sunnah di bulan Sya’bān ini, karena ini dilakukan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan salafush shālih.
Sebagian salaf pun mengatakan:
شهر شعبان شهر القراء
_”Bulan Sya’bān adalah bulannya para pembaca Al Qur’ān.”_
Artinya orang-orang yang terbiasa membaca Al Qur’ān sudah banyak membaca Al Qur’ān sejak bulan Sya’bān.
Imam Habibi bin Abī Tsābit rahimahullāh, jika memasuki bulan Sya’bān beliau mengatakan:
هذا شهر القراء
_”Ini adalah bulan para pembaca Al Qur’ān.”_
⇒ Menunjukkan bahwasanya beliau sibuk membaca Al Qur’ān sejak bulan Sya’bān.
Imam Amar bin Qais rahimahullāh ketika memasuki bulan Sya’bān beliau libur berjualan (menutup tokonya) dan beliau mengisi hari-hari beliau di bulan Sya’bān dengan membaca Al Qur’ān.
Demikianlah, hendaklah kita lakukan amalan-amalan ini di bulan Sya’bān ini dan sekarang kita masih berada di bulan Sya’bān
Semoga bermanfaat
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________