Halaqah 29 | Hukum Pakaian Yang Terkena Air Seni Bayi Yang Masih Menyusu Tanpa Makanan Lain
🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi
(Fiqih Mendidik atau Membimbing Anak-anak dan Sebagian Nasehat para Dokter dalam hal ini)
📝 Syaikh Musthafa Al Adawi
~~~~~~~~~~~~
HUKUM PAKAIAN YANG TERKENA AIR SENI BAYI YANG MASIH MENYUSU TANPA MAKANAN LAIN
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، ولاحول ولا قوة إلا بالله أما بعد
Para pemirsa grup whatsapp BiAS yang semoga dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Ini adalah pertemuan kita yang ke-29 dari kitāb Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīzhahullāh.
Kita lanjutkan pembahasan berikutnya:
ويوش الثوب الذي أصابه بول الغلام ويغيل الثوب الذي أصابه من بول الجارية ماداما لم يأكلا الطعام
√_Pakaian yang terkena air seni bayi laki-laki yang masih menyusu tanpa makan makanan tambahan, cukup diperciki air. Namun jika terkena air seni bayi perempuan hendaklah dicuci meskipun masih menyusu tanpa memakan makanan tambahan.
√ Pakaian yang terkena air seni bayi laki-laki yang masih menyusu tanpa makan makanan tambahan, cukup diperciki air.
√ Pakaian yang terkena air seni bayi perempuan yang masih menyusu tanpa makan makanan tambahan, harus dicuci.
⇛ Ini berlaku untuk air seni bayi laki-laki dan wanita yang belum mendapatkan makan tambahan (hanya minum ASI saja).
Adapun jika keduanya (bayi laki-laki dan wanita) sudah mendapatkan makanan tambahan selain ASI, maka pakaian yang terkena air seninya harus dicuci dengan air.
Hal ini berdasarkan hadīts dari Abū Dāwūd dan yang dari shahābat Abū Samhi radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata:
كُنْتُ أَخْدُمُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَغْتَسِلَ قَالَ ” وَلِّنِي قَفَاكَ ” . فَأُوَلِّيهِ قَفَاىَ فَأَسْتُرُهُ بِهِ فَأُتِيَ بِحَسَنٍ أَوْ حُسَيْنٍ – رضى الله عنهما – فَبَالَ عَلَى صَدْرِهِ فَجِئْتُ أَغْسِلُهُ فَقَالَ ” يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ “
Aku membantu Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Jika Beliau akan mandi maka beliau berkata, “Berpalinglah!” Maka aku pun berpaling dan menutupi Beliau. Lalu Hasan atau Husain radhiyallāhu ‘anhumā dibawa kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, lalu dia buang air seni di dada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kemudian aku datang dan mencucinya. Selanjutnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Dicuci jika air seni anak wanita dan dipercikkan air jika air seni anak laki-laki.” (Hadīts shahīh riwayat Abū Dāwūd nomor 376)
Demikian.
Wallāhu A’lam bishawāb.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______________________________________