Home > Bimbingan Islam > Tarbiyatul Abna > Halaqah 25-2 | Bahaya Membunuh Anak (Bagian 2)

Halaqah 25-2 | Bahaya Membunuh Anak (Bagian 2)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi
(Fiqih Mendidik atau Membimbing Anak-anak dan Sebagian Nasehat para Dokter dalam hal ini)
📝 Syaikh Musthafa Al Adawi
~~~~~~~~~~~~
BAHAYA MEMBUNUH ANAK (BAGIAN 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله أما بعد

Sahabat BiAS yang kami muliakan.

Adapun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

“Wahai Rasūlullāh, dosa apakah yang paling besar di sisi Allāh ‘Azza wa Jalla ?”

Beliau menjawab: “Engkau menjadikan tandingan bagi Allāh sedangkan Dia yang menciptakanmu.”

Kemudian aku bertanya lagi: Apa lagi ya Rasūlullāh ?

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab:

ثم أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ

“Kamu membunuh anakmu karena kamu takut dia makan bersamamu.”

Kemudian aku bertanya lagi: Apa lagi ya Rasūlullāh ?

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab:

ثم أَنْ تُزَانِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ

“Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.”

Naudzubillāhi min dzālik.

Maka waspadalah wahai orang tua.

In syā Allāh, tentu kita berusaha menjadi orang tua yang shalih shalelihah, yang baik, sehingga (in syā Allāh) tidak mungkin kita tega membunuh anak kita sendiri, karena ini adalah perbuatan dosa yang sangat besar dan ini adalah warisan jahiliyah.

Justru Nabi memerintahkan kita, agar kita banyak anak. Sebagaimana hadits yang shahih yang sudah lewat penjelasannya, yaitu riwayat Imam Tirmidzi dan lain-lain:

تزوَّجوا الوَدودَ الولودَ فإنِّي مُكاثرٌ بِكُمُ الأُممَ.

“Nikahilah wanita-wanita yang penyayang yang banyak anak yang subur, karena aku akan berbangga-bangga dengan kalian dengan banyaknya kalian nanti di hadapan umat pada hari kiamat.”

Dan ingat, semakin banyak anak yang kita miliki, lalu kita didik mereka, sehingga mereka bertumbuh kembang menjadi anak -anak yang shalih dan shalihah, berarti semakin banyak kita mendapat doa dari anak-anak kita yang shalih dan shalelihah ini.

Dan semakin banyak kita didoakan oleh mereka, tentunya semakin besar kemungkinan kita selamat di akhirat, bahkan di dunia dan di akhirat. Selamat kita hidup di dunia dari mara bahaya dan selamat hidup kita di akhirat dari neraka.

Sebagaimana hadits yang shahih dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu:

إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ ..

“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu syar’i yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.”

Shadaqah jariyyah seperti waqaf dan shadaqah-shadaqah lainnya yang bermanfa’at sampai kiamat.

Maka justru semakin banyak anak, semakin banyak rejeki, in syā Allāh.

Dan semakin banyak keshalihan, kebaikan, kemaslahatan yang akan didapatkan selama kita mendidik mereka dengan baik dan benar, in syā Allāh tumbuh menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah.

Demikian semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

______________________________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top