Halaqah 13 | Jangan Anda Melarang Sebuah Perbuatan, Sedang Anda Sendiri Melakukannya
🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi
(Fiqih Mendidik atau Membimbing Anak-anak dan Sebagian Nasehat para Dokter dalam hal ini)
📝 Syaikh Musthafa Al Adawi
~~~~~~~~~~~~
*JANGAN ANDA MELARANG SEBUAH PERBUATAN, SEDANG ANDA SENDIRI MELAKUKANNYA*
بسم اللّه الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَأصحابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، ولا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا باللَّهِ، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral musta’mi’in wa rahīmaniy wa rahīmakumullāh.
Kita lanjutkan pembahasan kita ke-13 dari kitāb Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi, tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīzhahullāh.
Dan pada pertemuan ini kita akan membahas sub judul “Janganlah anda melarang sebuah perbuatan, sedangkan anda sendiri melakunya”.
Sungguh ini merupakan aib yang sangat besar, jika anda, wahai ayah, wahai ibu, melarang anak-anak anda melakukan perbuatan buruk sementara anda sendiri melakukannya.
√ Anda ingin anak-anak anda berkata jujur.
√ Anda ingin anak-anak anda hidup dalam kejujuran.
Tapi anda sendiri berbohong. Misalnya, kita sering mendapati orang tua yang mengajari anak kecilnya ketika ada tamu datang (mungkin mau menagih hutang atau apa) lalu orang tua itu berpesan kepada anaknya dengan mengatakan:
“Nak, katakan kepada tamu itu kalau ayah dan ibu tidak ada di rumah.”
Jika anak diajari berbohong sejak kecil, bagaimana anak tumbuh menjadi anak yang jujur?
Sementara orang tuanya sendiri berbohong dan mengajarkan kebohongan kepada anak-anaknya.
Ingat!
Jangan sampai anda melarang anak-anak anda berakhlaq buruk (bermaksiat), sementara anda sendiri berakhlaq buruk (bermaksiat).
Bagaimana anda melarang anak-anak agar tidak mengeraskan suara dan berkata kasar dan mengajarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ
_”Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”_
(QS Luqman: 19)
Kemudian ketika anda memarahi anak-anak anda di rumah dengan suara keras (teriak-teriak), bahkan anda caci maki anak-anak, bahkan anda mencaci isteri anda di depan anak-anak anda sendiri.
Ini sangatlah tidak pantas!
Bagaimana anda melarang anak-anak anda untuk tidak merokok sementara anda sendiri merokok?
Bagaimana anda menyuruh anak laki-laki anda shalāt berjamā’ah di masjid, sementara anda santai di rumah menonton televisi?
Tentu anak-anak anda akan bertanya-tanya, ada apa dengan ayah saya?
“Kenapa ayah melarang kami merokok sedang ayah sendiri merokok?”
Atau dia akan mengatakan:
“Mengapa ayah menyuruh kami shalāt berjamā’ah di masjid sedang ayah asyik menonton televisi?”
Akhirnya, tidak ada suri tauladan yang bisa ditiru oleh anak-anak anda.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ۞ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
_”Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allāh jika kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.”_
(QS Shaff: 2-3)
Nabi Syu’aib alayhissallām memberikan contoh kepada kita (orang tua), beliau berkata:
وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ إِنۡ أُرِيدُ إِلَّا ٱلۡإِصۡلَٰحَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُۚ
_”Aku tidak bermaksud menyalahi kalian terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup.”_
(QS Hūd: 88)
⇒ Itu perkataan Nabi Syu’aib kepada kaumnya.
Juga ada satu hadīts dalam Shahīh Bukhāri yang diriwayatkan oleh shahābat Usamāh bin Zaid radhiyallāhu ta’āla ‘anhu.
Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ “. رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنِ الأَعْمَشِ.
_Pada hari kiamat akan di datangkan seseorang, lalu ia dilempar ke dalam Neraka, semua ususnya terburai dan dia berputar bagaikan keledai yang mengitari penggilingan, kemudian semua penghuni Neraka berkumpul kepadanya seraya berkata:_
_”Wahai fulān, apa yang terjadi denganmu ? Bukankah engkau yang telah memerintahkan kebaikan kepada kami dan melarang kemungkaran dari kami ?”_
_Orang itu menjawab:_
_”Dahulu aku memerintahkan kalian untuk melakukan yang ma’ruf, tetapi aku sendiri tidak melakukannya dan aku melarang kalian dari yang munkar, tetapi aku sendiri melakukannya.”_
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 3267)
Itulah ancaman yang keras dari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang orang yang memerintahkan seseorang agar tidak melakukan berbuatan buruk akan tetapi dia sendiri melakukannya.
Jangan sampai kita (na’ūdzu billāhi) wahai orang tua!
√ Kita ingin anak-anak kita baik,
√ Kita ingin anak-anak kita shālih,
√ Kita larang mereka dari berbuat buruk (berbuat maksiat),
Sementara kita sendiri adalah orang yang pertama kali melakukannya di rumah.
Atau,
√ Kita perintahkan mereka untuk shalāt
√ Kita perintahkan mereka untuk taat,
√ Kita perintahkan mereka untuk baik,
Sementara kita sendiri tidak pernah melakukannya.
Jangan sampai kita demikian!
Karena jika kita melakukanya kita akan terancam dengan hadīts di atas dan ini juga akan mendatangkan murka dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Mudah-mudahan yang ringkas ini bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________