🌍 BimbinganIslam.com
👤 Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰
*DURHAKA KEPADA ORANG TUA ADALAH DOSA BESAR SETELAH SYIRIK*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله
رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً رب زدني علما وارزقني فهما
Sahabat BiAS yang kami muliakan.
Kita lanjutkan.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:
الإشراك بالله
_Seseorang menyekutukan Allāh (adalah bagian dari dosa besar.)_
Dosa yang paling besar berikutnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:
وعقوق الوالدين
_“Dan durhaka kepada orang tua.”_
Kenapa durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar?
Karena kita berasal dari orang tua, ayah dan ibu kita adalah bagian dari kita.
Suatu ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
أَنْتَ ومَالُكَل لأَِبِيْكَ
_“Kamu dan hartamu milik bapakmu.”_
(Hadīts riwayat Ibnu Mājah dari Jābir, Thabrani dari Samurah dan Ibnu Mas’ūd, Lihat Irwa’ul Ghalil 838)
Tidak hanya harta tapi jiwa kita, badan dan keberadaan kita, adalah milik ayah kita.
Di sini kita harus pahami bahwa seorang laki-laki dengan seorang wanita setelah menikah berbeda.
Seorang laki-laki setelah menikah, dia mempunyai kewajiban taat kepada Allāh dan Rasūl-Nya, kemudian taat kepada orang tuanya.
Berbeda dengan seorang wanita. Tatkala seorang wanita menikah, maka dia mempunyai kewajiban taat kepada Allāh dan Rasūl-Nya, kemudian taat kepada suaminya. Karena seorang wanita sesudah dia menikah dia mempunyai kewajiban besar untuk taat kepada suaminya, kemudian taat kepada orang tuanya.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:
أَنْتَ ومَالُكَل لأَِبِيْكَ
_”Kamu dan hartamu, wahai laki-laki.”_
Tidak dikatakan, “Anti”.
”Kamu dan hartamu (wahai wanita) milik ayahmu,” tidak!
Tapi yang disebutkan adalah:
أَنْتَ ومَالُكَل لأَِبِيْكَ
_”Kamu dan hartamu, (wahai laki-laki) milik ayahmu.”_
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan dosa besar kedua setelah syirik adalah menyakiti orang tua (durhaka kepada orang tua).
Mohon maaf, di antara salah satu kebiasaan orang Arab, tatkala mereka makan, mereka terbiasa makan “kembulan” (secara berjama’ah), satu nampan dimakan bersama-sama. Ini kebiasaan orang Arab sampai sekarang.
Tentunya yang laki-laki dengan laki-laki, yang wanita dengan wanita (tatkala posisi mereka bertamu). Tetapi dalam keluarga biasa suami, isteri dan anak kumpul jadi satu.
Hal yang menarik. Muhammad ibnu Sirrin, tatkala beliau makan, beliau tidak pernah makan (satu nampan) bersama ibunya.
Apa alasannya?
Beliau berkata, “Karena aku takut (khawatir) jika aku makan bersama ibuku, ketika aku mengambil lauk ternyata ibuku hendak mengambilnya juga, aku takut menyakiti ibuku.”
Subhānallāh.
Bagaimanakah kebaikan dan kemuliaan akhlaq Muhammad bin Sirrin, sampai dalam perkara makan saja beliau tidak mau satu nampan dengan ibunya, dengan alasan khawatir menyakiti perasaan ibunya.
Demikian semoga bermanfaat.
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
____________