🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja
📝 Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy (Imam Abū Syujā’)
SUNNAH-SUNNAH DI DALAM BERWUDHŪ’
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد.
Para Sahabat Bimbingan Islam sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kali ini kita akan memasuki halaqah yang ke-16. Dan pada halaqah kali ini kita akan membahas tentang “Sunnah-sunnah di dalam berwudhū’.”
Para Sahabat sekalian,
Sunnah-sunnah ini adalah penyempurna wudhū’ seseorang dan dianjurkan seseorang Muslim untuk menyempurnakan wudhū’nya sebisa mungkin, semampu yang dia bisa lakukan walaupun dalam keadaan yang kurang disukai.
Misalnya:
√ Pada saat musim panas sehingga tidak tersedia kecuali air panas untuk berwudhū’.
Atau sebaliknya,
√ Pada musim dingin tidak tersedia kecuali air yang sangat dingin untuk berwudhū’.
Maka tatkala seseorang menemui kondisi tersebut dan dia tetap menyempurnakan wudhū’nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kata Beliau:
أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ.
“Rasūlullāh bertanya kepada para shahābatnya:
‘Maukah kalian aku tunjukkan pada amalan yang menjadikan Allāh menghapus dosa-dosa kalian dan mengangkat derajat kalian?’
Mereka (para shahābat). menjawab:
‘Mau, yā Rasūlullah.’
Maka Beliau bersabda:
‘Menyempurnakan wudhū’ walaupun pada keadaan yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat berikutnya sesudah selesai shalat, maka ketahuilah itu adalah ribāth’.”
(HR Muslim, Nasāi dan Tirmidzi)
⇒ Ar-Ribāth adalah salah satu amalan dalam jihad yaitu menjaga perbatasan dalam perang.
Oleh karena itu, kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyempurnakan wudhū’ kita.
Para Sahabat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
Penulis mengatakan di dalam matannya:
((وسنته عشرة أشياء))
((Dan sunnah-sunnah di dalam wudhū’ ada 10 macam))
■ SUNNAH PERTAMA
((التسمية))
((Dengan mengucapkan Bismillāh))
■ SUNNAH KEDUA
((وغسل الكفين قبل إدخالهما الإناء))
((Mencuci kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam bejana))
■ SUNNAH KETIGA
((والمضمضة والاستنشاق))
((Berkumur-kumur dan juga mengeluarkan air dari hidung))
■ SUNNAH KEEMPAT
((ومسح جميع الرأس))
((Mengusap seluruh kepala))
■ SUNNAH KELIMA
((ومسح الأذنين ظاهرهما وباطنهما بماء جديد))
((Mengusap kedua telinga, baik bagian luar dan juga bagian dalamnya dengan air yang baru))
■ SUNNAH KEENAM
((وتخليل اللحية الكثة))
((Menyela-nyela janggut yang tebal))
⇒ Agar air wudhū’ nya merata.
Dalam hadits Anas bin Malik radhiyallāhu Ta’ālā ‘anhu:
أَنَّ النبي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ
“Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam apabila Beliau berwudhū’, Beliau mengambil air setelapak tangan, kemudian memasukkan air ke dalam janggutnya dari bawah dagunya, kemudian menyela-nyela janggutnya.”
(Hadits hasan riwayat Abū Dāwūd)
■ SUNNAH KETUJUH
((وتخليل أصابع اليدين والرجلين))
((Menyela-nyela/membasuh di sela-sela jari-jari tangan dan jari-jari kaki))
Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ الْأَصَابِعَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ
“Apabila kamu berwudhū’, maka basuhlah di sela-sela jari tangan dan jari-jari kaki.”
(Hadits hasan riwayat Tirmidzi).
■ SUNNAH KEDELAPAN
■ SUNNAH KESEMBILAN
■ SUNNAH KESEPULUH
Yaitu,
((وتقديم اليمنى على اليسرى والطهارة ثلاثا ثلاثا والمولاة))
((Mendahulukan bagian kanan, kemudian mengulang tiga kali dan muwalāt))
⇒ Muwalāt: berkesinambungan antara anggota wudhu’ satu kemudian anggota wudhu’ yang lainnya telah disebutkan di dalam hadits ‘Utsmān yang telah lalu.
Yang terakhir, bahwasanya hendaknya kita berdo’a setelah berwudhū’.
Dalam hadits Muslim, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
“Setiap orang diantara kalian yang berwudhū’ dan mencapai puncak atau menyempurnakan wudhū’nya, kemudian berdo’a:
‘Asyhadu an lā ilāha illallāh wa anna Muhammadar Rasūlullāh.’
[Aku bersaksi bahwasanya tiada ilah-tidak ada Tuhan-yang berhak disembah selain Allāh dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allāh Subhānahu wa Ta’āla]Maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dan dia bisa masuk dari mana saja pintu yang dia kehendaki.”
Demikian.
وصلى الله على نبينا محمد
وآخر دعونا أن الحمد لله رب العلمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS