Home > Kajian Kitāb > Kitab Awaa’iqu ath Thalab > Materi 77 ~ Penyebab – Penyebab Ta‘asub Bagian 01 | Kebodohan Dan Mengikuti Hawa Nafsu

Materi 77 ~ Penyebab – Penyebab Ta‘asub Bagian 01 | Kebodohan Dan Mengikuti Hawa Nafsu

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ada banyak penyebab ta’ashshub : Pertama tentu saja kebodohan, ketidaktahuan. Di awal pembahasan kitab yang sedang kita bahas ini awaiq ath-thalab, kita sudah membahas tentang bahaya dari kebodohan. Kebodohan adalah pokok pangkal dari seluruh keburukan. Orang bisa kafir karena bodoh, orang bisa berbuat syirik karena bodoh orang terjerumus kedalam kebid’ahan itu juga karena bodoh, orang terjerumus kedalam kemaksiatan dan dosa-dosa itu semuanya karena kebodohan. Baik bodoh tentang hukum yang menyebabkan dia menyimpang dari amalan tersebut atau dia tahu tetapi kekeuh dilaksanakan karena bodoh terhadap besarnya azab yang akan Allah timpakan kepada dia bila dia kekeuh melakukan amalan yang terlarang tersebut. Ini, tentang poin ini kita sudah bahas termasuk kebodohan adalah penyebab lahirnya sikap ta’ashshub. Bodoh dalam hal apa orang yang terjerumus kedalam ta’ashshub ? pertama, bodoh tentang hukum dari ta’ashshub itu sendiri. Dia meyakini ta’ashshub itu adalah jihad karena membela satu keyakinan atau satu orang yang dia anggap layak dibela atau suatu pemahaman yang dia anggap benar, dia toh pati jiwa raga didalam membela hal tersebut dan itu dianggap sebagai jihad fisabilillah, sebagai sikap heroisme, sikap kepahlawanan. Padahal Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih itu membantah semua itu, nanti kita dibagian akhir akan kita jelaskan bagaimana islam memandang ta’ashshub ini yang merujuk kepada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ yang shahih. Jadi yang pertama orang itu bodoh tentang hukum dari berta’ashshubnya itu sendiri, dia menyangka itu sikap kepahlawanan, dia menyangka itu jihad fii sabilillah, dia menyangka itu sebagai sikap patriot yang heroik, yang memang jantan gitu padahal sebaliknya dari hal itu. Kedua, dia bodoh dari akibat buruk yang lahir dari ta’ashshub, nanti kita juga akan jelaskan beberapa dampak buruk dari ta’ashshub. Ta’ashshub itu menyebabkan orang berpecah belah, ta’ashshub itu menyebabkan orang saling benci, saling memaki, saling memusuhi, saling mencelakai dan banyak lagi keburukan-keburukan yang lainnya, yang menjadi ladang dosa yang tak berkesudahan bagi para pelakunya, nanti kita akan jelaskan secara lebih detail, lebih rinci dampak-dampak buruk dari ta’ashshub. Itu yang kedua, jadi orang itu bodoh tentang dampak buruk dari ta’ashshub baik didunia ataupun di akhirat. Ta’ashshub tidak hanya berdampak buruk didunia tetapi juga sampai ke akhirat, ta’ashshub tidak hanya berdampak buruk bagi pribadi pelaku ta’ashshub tetapi merusak juga tatanan sosial karena tadi dianggap memecah belah umat, menyebabkan umat menjadi saling mencaci, memaki satu sama yang lainnya, itu yang kedua. Ketiga, orang yang ta’ashshub bodoh terhadap apa ? bodoh terhadap perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala serta iming-iming dari perintah itu untuk melakukan hal yang sebaliknya dari ta’ashshub. Islam itu menyuruh kita untuk ta’awun alal birri wattaqwa, islam itu mendeklarasikan bahwa mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya itu bersaudara, islam itu menyuruh kaum muslimin satu sama lain untuk saling menyayangi, saling mengasihi, saling mencintai bukan saling membenci, saling menghujat dan yang sejenisnya dan didalam hal tadi banyak keutamaan, siapa yang mengetahui keutamaan dari hal itu maka dia akan tergiur, dia akan kabita karena bodoh tentang hal itulah dirusaklah oleh sikap ta’ashshub dia, karena rusaknya persaudaraan, karena rusaknya ukhuwah, karena rusaknya pertemanan maka hilanglah seluruh keutamaan dari persaudaraan dan ukhuwah yang tadi disebutkan sepintas, hilang itu semuanya berganti dengan keburukan. Berdasarkan hal itulah maka ta’ashshub lahir dari kebodohan tentang hal tersebut dan banyak lagi yang lain-lainnya diantara bentuk-bentuk kebodohan orang yang ta’ashshub. Inilah yang pertama. Kedua, ini sumber segala sumber keburukan juga selain kebodohan yaitu hawa nafsu, orang ta’ashshub karena hawa nafsu. Apa yang dimaksud dengan hawa nafsu ? hawa nafsu itu bahasa kita, bahasa Indonesia, bahasa arabnya al-hawa saja jangan pakai nafsu lagi ‘bahasa arabnya hawa nafsu’ salah, hawa nafsu bahasa Indonesia, bahasa arabnya al-hawa, kalau al-nafs itu maknanya jiwa. Hawa disebut hawa karena dia bisa menghawakan pelakunya kedalam neraka maknanya menjerumuskan kedalam neraka setiap apapun ucapan, perbuatan, pemikiran, amalan, keyakinan yang bisa menjerumuskan pelakunya kedalam neraka itulah al-hawa. Orang yang ta’ashshub, karena ta’ashshub dilarang nanti kita bahas ayat-ayatnya dan hadits-haditsnya yang shahih tentang hal itu berarti orang itu melanggar ayat, melanggar hadits-hadits yang shahih tentang hal itu maka perbuatan tersebut adalah perbuatan yang bersumber pada al-hawa tadi karena menjerumuskan orangnya didalam neraka. Seluruh penyimpangan yang dilakukan oleh manusia apapun bentuk penyimpangannya kufur, syirik, bid’ah, maksiat ataupun yang lainnya salah satu penyebabnya adalah al-hawa ini. Berdasarkan hal itulah maka hawa nafsu termasuk salah satu diantara penyebab lahirnya sikap ta’ashshub. Demikian yang bisa disampaikan

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top