Halaqah 15 – Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 4


🌍 HSI AbdullahRoy
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
📗 Silsilah Nawaqidhul Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Ada diantara saudara kita yang membolehkan bertawasul dengan cara meminta kepada orang yang shaleh yang sudah meninggal, berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada mereka, dengan alasan² diantaranya

Yang pertama

Bahwasanya orang-orang yang shaleh tersebut mereka dalam keadaan hidup, apabila hidup maka dia mendengar, apabila dia mendengar maka kita boleh meminta doa dari mereka. Sebagaimana seseorang “ketika hidupnya (orang yang shaleh tersebut hidup)“ maka boleh kita meminta doa dari orang yang shaleh tersebut.

Kita katakan

1. Benar orang-orang yang shaleh & juga para Nabi dalam keadaan hidup dialam kubur mereka, sebagaimana manusia yang lain, mereka juga dalam keadaan hidup dialam kubur mereka. Karena manusia apabila meninggal dunia kemudian di kuburkan akan ada disana azab kubur & akan ada disana nikmat kubur. Ada diantara manusia yang hidup di alam kubur dalam keadaan di azab seperti orang-orang munafik, orang-orang kafir, orang-orang musyrikin, demikian pula sebagian orang-orang yang beriman yang mereka melakukan dosa diazab karena dosanya dialam kubur, diazab dalam keadaan hidup.

Demikian pula disana ada nikmat kubur para Nabi, para Rasul, orang-orang yang meninggal sabilillah, orang-orang yang shaleh, orang-orang yang beriman mendapatkan kenikmatan dialam kubur & mereka dalam keadaan hidup tetapi kehidupan mereka kehidupan yang lain dengan kehidupan kita di dunia. Mereka hidup tetapi di alam yang lain yang dinamakan dengan alam barzah atau alam kubur. Ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan baik mendapatkan kenikmatan & ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan tersiksa mendapatkan azab kubur.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

[QS Al-imron 169-170]

Allāh mengabarkan tentang orang-orang yang syuhada (yang syahid fisabilillah)

“janganlah engkau menyangka bahwasanya orang-orang yang meninggal yang terbunuh fisabilillah mereka adalah – أَمْوَاتًا – meninggal dunia

بَلْ أَحْيَاءٌ

Akan tetapi mereka dalam keadaan hidup

عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Disisi Rabb mereka, mereka mendapatkan rezeki ”.

“Allāh mengabarkan di dalam ayat ini bahwasanya orang-orang yang terbunuh fisabilillah, mereka dalam keadaan hidup.“

Maksudnya adalah hidup dengan kehidupan di alam Barzah, kehidupan di alam kubur, bukan kehidupan seperti kita

عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Di sisi Rabb mereka, mereka hidup & juga mendapatkan rezeki, mendapatkan kenikmatan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

فَرِحِينَ

“Mereka dalam keadaan bergembira”.

بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

“Dengan apa yang Allāh berikan kepada mereka berupaya karunia”.

وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ

“Dan mereka memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara mereka yang belum mendapatkan syahadah fisabilillah”.

أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Supaya mereka jangan takut & jangan mereka bersedih”.

Demikianlah Allāh menggambarkan kehidupan orang-orang syuhada, mereka mendapatkan rezeki di alam kubur bahkan mereka berkeinginan, mereka memberikan kabar gembira kepada saudara² mereka yang belum mendapatkan syahadah fisabilillah supaya mereka tidak bersedih & jangan mereka takut.

Dan ini yang dimaksud dengan kehidupan Barzakiyyah, kehidupan di alam Barzah yang berbeda dengan kehidupan kita.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته