Halaqah – 06 Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Silsilah Sirah Nabawiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke enam dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang ”Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau”.

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Gholib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah.

Fihr memiliki gelar Quraisy dan Quraisy adalah keturunan Kinanah dan Kinanah adalah keturunan Ismail bin Ibrahim alaihimassalam.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّ اللهَ اصطفَى كِنانةَ من ولدِ إسماعيلَ . واصطفَى قريشًا من كنانةَ . واصطفَى من قريشٍ بني هاشمَ . واصطفاني من بني هاشمَ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak Ismail dan memilih Quraisy dari Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” [HR Imam Muslim]

Hasyim bertanggung jawab tentang air zam-zam dan makanan untuk Jamaah Haji. Beliaulah yang pertama kali memulai dua perjalanan orang-orang Quraisy: perjalanan di musim dingin ke Yaman dan perjalanan di musim panas ke Syam dalam rangka untuk berdagang.

Sebagaimana di dalam ayat, Allah Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ ◈ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. Kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan musim panas.” [QS Quraisy 1-2]

Suatu saat Hasyim melakukan perjalanan ke Syam untuk berdagang. Ketika sampai Madinah beliau menikah dengan Salma bintu Amr (salah seorang dari kabilah Bani Adi bin An-Najjar), berdiam sebentar di sana, kemudian melanjutkan perjalanan ke Syam. Sedangkan Salma saat itu sedang mengandung Abdul Mutholib.

Meninggal Hasyim di Gaza dan Salma melahirkan anak yang diberi nama dengan Syaibah.
Besar Syaibah di kota Madinah dan keluarga di Mekkah tidak mengetahui bahwa Hasyim memiliki anak di Madinah.

Setelah kematian Hasyim maka yang memegang air zam-zam dan rifadah adalah saudara beliau Al-Mutholib bin Abdul Manaf.

Ketika Syaibah mulai besar maka Al-Mutholib mendengar keberadaan putra saudaranya di Madinah, kemudian al-Mutholib pergi ke kota Madinah mencari Syaibah dan ketika melihatnya, ia menangis dan memeluknya dan menaikkannya di atas unta.

Al-Mutholib memohon ijin kepada Salma, membawa Syaibah ke Mekkah yang merupakan kekuasaan bapak Syaibah, tanah Haram milik Allah.

Ketika sampai ke Mekkah dan saat itu Syaibah membonceng Al-Mutholib di atas untanya, berkatalah manusia, “Ini adalah Abdul Mutholib” yaitu budak dari Al-Mutholib. Berkata Al-Mutholib, “Celakalah kalian, ini adalah anak dari saudaraku Hasyim”.

Setelah meninggal Al-Mutholib maka Abdul Mutholib menggantikan peran Beliau.

Suatu saat Abdul Mutholib bermimpi melihat posisi sumur zam-zam, kemudian dia menggali tempat tersebut dan semenjak itulah Abdul Mutholib yang mengurus air zam-zam.

Adapun Abdullah bapak Rasulullah ﷺ maka beliau adalah anak yang paling baik diantara anak-anak Abdul Mutholib, paling terhormat dan paling dicintai.

Abdul Mutholib memilihkan untuk Abdullah, Aminah bintu Wahab bin Abdul Manaf bin Zahroh bin Kilab.
Dan dia adalah termasuk wanita termulia diantara wanita-wanita Quraisy. Bapaknya adalah pemuka Bani Zahroh.

Setelah menikah Abdul Mutholib mengutus Abdullah ke Madinah untuk suatu keperluan, kemudian Abdullah meninggal di Madinah dan Rasulullah ﷺ ada di rahim Aminah.

Abdullah meninggalkan 5 ekor unta dan Ummu Aiman seorang budak wanita dari Habasyah, yang kelak akan mengasuh Rasulullah ﷺ.

Inilah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته