Halaqah 02 – Teknologi Dan Telekomunikasi Membuat Seorang Mukmin Semakin Bertambah Keimanannya


🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Adab Sosial Media

بسم اللّه الرحمن الرحيم 

الحمد الذي جعل من يريده بخير فقيها في الدين

Segala puji bagi Allāh yang jika Dia menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka akan dibuatnya faham dalam agama.

والصلاة والسلام على أشرف الخلق وسيد المرسلين نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Kemudian shalawat dan salam semoga selalu tercurah dan terlimpahkan kepada makhluk termulia, pemimpin para rasūl, nabi kita Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, begitu juga kepada para keluarga, shahābat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat nanti.

أما بعد

Pada pertemuan kali ini kita akan mengangkat sebuah judul: “Teknologi dan Telekomunikasi Membuat Seorang Mukmin Semakin Bertambah Keimanannya”. 

Perlu dipahami bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang dikenal tidak bisa baca tulis, apabila Beliau sudah mengabarkan sesuatu pada masa yang akan datang pasti benar dan pasti akan terjadi. 

Tidaklah Beliau mengatakan sesuatu kecuali pasti benar dan akan terjadi. 

Misalkan saja saat perang Mu’tah, dalam hadīts Al Bukhāri nomor 1264, Beliau mengabarkan bahwa pada peperangan tersebut, yang pertama kali membawa bendera adalah Zaid bin Hāritsah. 

Jika beliau terbunuh, maka Ja’far bin Abī Thālib yang akan mengambil alih posisinya, 

Jika ia terbunuh maka Abdullāh bin Rowahah yang akan mengambil alih posisinya (saat menyampaikan kabar ini, air mata Beliau bercucuran). 

Jika ia terbunuh, maka Khālid bin Walīd akan mengambil alih posisinya dan dengan komandonya, peperangan akan dimenangkan. 

Dan benar, sejarah mencatat bahwa tiga orang yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tersebut, yaitu: 

⑴ Zaid bin Hāritsah, 

⑵ Ja’far bin Abī Thālib, 

⑶ Abdullāh bin Rowahah. 

Akhirnya terbunuh dalam peperangan (perang Mu’tah tersebut). 

Dan dengan dipimpinnya pasukan oleh  Khālid bin Walīd peperangan pun dimenangkan. 

Itu menandakan bahwa apa yang beliau kabarkan pasti akan terjadi dan pasti benar. 

Walaupun seperti itu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam diperintahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla  untuk mengatakan: 

لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ

Aku tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan kebaikan atau menolak keburukan, kecuali apa yang Allāh kehendaki.

 وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ 

Seandainya aku mengetahui yang ghāib.

Coba perhatikan sekali lagi! 

Beliau mengatakan :

“Seandainya aku mengetahui yang ghāib.”

لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ 

(Seandainya aku tahu yang ghāib,) pasti aku akan mendapatkan banyak kebaikan dan tidak akan menghampiriku kejelekan walaupun sedikit saja.

(QS Al ‘Arāf : 188)

Kesimpulannya adalah: 

Apabila Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan hal-hal yang akan terjadi, kejadian-kejadian masa depan, maka kabar beliau akan benar-benar terjadi dan pasti akan terjadi. 

Dan itu harusnya menjadi sesuatu yang tertanam dalam diri kita. 

Sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam itu pasti akan terjadi, walaupun saat ini akal tidak bisa memahami.  

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah mengabarkan sebuah berita, 

“Hitunglah enam hal yang akan terjadi sebelum hari kiamat datang.”

Salah satu tanda hari kiamat adalah: 

ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ العَرَبِ إِلَّا دَخَلَتْهُ

“Munculnya fitnah yang tidaklah setiap rumah orang Arab pasti akan dimasuki.”

Dahulu sebagian ulamā sebelum munculnya berbagai teknologi dari satelit, televisi, internet, smartphone dan yang lainnya. 

Mereka belum bisa menggambarkan, apa maksud sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ini. 

Sebagian mereka belum bisa menggambarkan apa fitnah yang akan memasuki setiap rumah bangsa Arab. 

Namun setelah muncul berbagai macam teknologi, internet, sarana telekomunikasi tersebut, mereka mengatakan:

“Mungkin maksud Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah teknologi-teknologi tersebut, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Shālih Al Fauzan ketika menjelaskan hadīts ini.”

Kenapa bisa seperti itu? 

Karena sekarang ini, dengan adanya televisi, radio, internet, smartphone, satelit dan yang lainnya, seorang bisa menyebarkan fitnah, hoaxs. Fitnah dan hoaxs dan kawan-kawannya, bisa masuk ke setiap rumah dengan mudah. 

Pada masa ini, saya yakin, jarang sekali rumah yang tidak ada sarana telekomunikasi, walaupun hanya sebuah smartphone atau hanya sebuah handphone dengan paket internet terbatas.

Saya yakin hampir seluruh rumah memiliki salah satu dari sarana telekomunikasi yang ada, walaupun hanya sebuah radio. 

Namun perlu dicatat walaupun teknologi informasi dan berbagai sarana penunjangnya dari televisi atau handphone disinyalir (disampaikan) sebagai salah satu dari tanda hari kiamat,

√ Bukan berarti tidak boleh digunakan. 

√ Bukan berarti haram digunakan. 

Karena adanya sesuatu yang dijadikan sebagai tanda-tanda kiamat, bukan berarti haram untuk dikerjakan. 

Bukan berarti haram untuk melakukan, atau menggunakannya. 

Semisal di antara tanda hari kiamat adalah tersebarnya tulisan-tulisan (komentar-komentar) dan kita telah pahami hal ini. 

Satu hal yang sangat kita kenal: انتشار القلم , tersebarnya tulisan dan komentar. 

Namun bukan berarti tulisan dan komentar itu haram, bukan juga pembukaan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih bukan merupakan sesuatu yang haram juga, padahal itu merupakan salah satu tanda hari kiamat. 

Namun bukan berarti kaum muslimin saat itu dilarang atau haram memenangkan peperangan dengan Konstantinopel, bukan berarti mereka haram untuk menaklukkan Konstantinopel. 

Dengan alasan bahwa pembukaan konstantinopel adalah salah satu tanda hari kiamat. Tidak akan ada yang berfikir seperti itu.

Kesimpulannya Apa ? 

Kesimpulannya adalah harusnya teknologi dan sarana telekomunikasi membuat kita semakin beriman bahwa sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam itu benar adanya. 

Walupun kita belum bisa menggambarkannya dalam akal pikiran kita, karena dalam hadīts tadi Beliau menggambarkan akan ada fitnah malapetaka yang tidak ada satu rumah bangsa Arab yang selamat darinya 

Dan pada masa ini, kita bisa memahaminya, mungkin saja itu adalah teknologi yang ada pada masa ini. 

Sehingga jika Beliau berbicara atau mengabarkan tentang sesuatu yang belum bisa tergambar oleh akal, baik itu urusan dunia maupun akhirat, wajib untuk diimani. 

Sekali lagi, walupun kita belum bisa menggambarkan dan memikirkan dalam akal pikiran kita, karena apa yang beliau ucapkan pasti benar dan kabar-kabar masa depan yang beliau sampaikan pasti akan terjadi, wajib bagi kita mengimani apa yang Beliau sampaikan. 

Karena Allāh berfirman :

وما ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى

“Tidaklah Muhammad itu berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tapi ia berbicara berdasarkan  wahyu yang diturunkan kepadanya.”

Semoga bermanfaat. 

Wallāhu Ta’āla a’lam bishawāb.

Washallallāhu ‘alā nabiyyina Muhammad.