👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Beriman Kepada Para Rasul Allah ﷻ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang Ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang “Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ketujuh”
Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa seluruh Nabi dan Rasul alaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada Tauhid dan mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ…
“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian hanya menyembah kepada Allah dan jauhilah Thagut” (An-Nahl : 36)
yang dimaksud dengan Thagut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah, didalam ayat yang lain Allah mengatakan
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu” (Al-Anbiya : 25)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengatakan
وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ…
“Dan ingatlah saudara kaum ‘Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para Rasul yang memberikan peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah” (Al-Ahqaf : 21)
Tiga ayat diatas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul dan setiap Nabi inti dakwah mereka satu yaitu “Tauhid”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menceritakan didalam Al-Quran beberapa kisah Nabi alaihimussalam dan dakwah mereka diantara kaumnya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang Nabi Nuh عَلَيهِ السَّلَامُ
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…
“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 59)
Dan Allah menceritakan tentang Nabi Hud عَلَيهِ السَّلَامُ Allah mengatakan
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
”Dan kami telah mengutus kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud عَلَيهِ السَّلَامُ, dia berkata wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah tidak ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian tidak bertakwa” (Al-A’raf : 65)
Dan Allah mengatakan
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ…
“Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh dia berkata _wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 73)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman tentang Nabi Syu’aib عَلَيهِ السَّلَامُ
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ…
“Dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata wahai kaumku sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia… ” (Al-A’raf 85)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan Rasul berdakwah kepada Tauhid, dia merupakan inti dari ajaran mereka.
Adapun hukum hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-kadang terjadi perbedaan. Allah berfirman
…لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ …
“Masing-masing Kami telah jadikan syariat dan juga cara” (Al-Ma’idah : 48)
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌوَ
Para Nabi adalah saudara sebapak ibu-ibu mereka berbeda tetapi Agama mereka satu (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara saudara dari satu bapak berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada Tauhid meskipun dengan cara ibadah yang berbeda.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
فالمراد به أصل التوحيد و أصل الطاعة لله تعالى و إن اختلفت صفاتها
maka yang dimaksud dengannya adalah pokok pokok dari Tauhid dan pokok ketaatan kepada Allah تَعَالَى meskipun berbeda caranya
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته