Halaqah 03 ~ Wahyu

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Beriman Kepada Kitab – Kitab Allah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Wahyu”.
WAHYU
◆ Secara bahasa
Adalah pemberitahuan yang cepat dan samar.
Di dalam Al-Qurān, Allāh menyebutkan bahwa:
⑴ Allāh mewahyukan kepada ibu Nabi Mūsā ‘alayhissalām untuk menyusui Mūsā ‘alayhissalām.
⑵ Allāh mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang.
⑶ Allāh menyebutkan bahwa Nabi Zakariyya ‘alayhissalām mewahyukan kepada kaumnya dengan isyarat.
⑷ Allāh juga menyebutkan bahwasanya syaithān mewahyukan kepada wali-walinya.
Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa.
◆ Secara Syari’at
Adalah pemberitahuan Allāh kepada para NabiNya dengan apa yang Allāh ingin sampaikan kepada mereka;
⇒ baik berupa syari’at atau kitab.
⇒ baik dengan perantara atau tidak dengan perantara.
Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi, sebagaimana firman Allāh:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ ۚ َ

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nūh dan nabi-nabi setelahnya.” (An-Nisā: 163)

Wahyu, Allāh sampaikan kepada para nabi menggunakan 3 cara:
● Cara Pertama | Allāh langsung mewahyukan ke hati nabi, yang diwahyukan.
Seperti sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا ، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan kepadaNya.”
(HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

● Cara Kedua | Allāh berbicara langsung dengan nabi tersebut dari balik hijab.
Sebagaimana Allāh berbicara langsung dengan Nabi Mūsā ‘alayhissalām, sebagaimana dalam firman Allāh:

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan.” (An-Nisā: 164)

● Cara 3 | Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para nabi dan rasul.

Dalil ke-3 cara ini:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَايَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi Lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā: 51)

Dan Jibrīl datang kepada nabi dengan membawa wahyu;
⇒ terkadang dengan wujudnya yang asli.
⇒ terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng.
⇒ terkadang Jibrīl datang menjelma sebagai seorang manusia.
Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”
Maka Beliau Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.”
(Muttafaqun ‘alayhi)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته