Program: MAHAZI (Madrasah Haji dan Ziarah)
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Manasik Umrah adalah sunnah-sunnah umrah. Kita mulai dari yang semenjak seseorang pertama kali dia mau umrah.
1. Mandi
Yang disunahkan adalah seseorang mandi sebelum dia melakukan umrah. Dan mandi disini adalah mandi yang sama caranya ketika kita mandi wajib.
Kemudian kita bersihkan apa yang boleh untuk dibersihkan, seperti:
– Memotong kuku
– Memendekkan kumis
– Memotong rambut kemaluan
2. Memakai pakaian ihram
Kemudian setelah mandi, maka kita memakai pakaian ihram.
3. Mengucapkan ketika kita sampai di miqat, maka kita bertalbiyah dan meniatkan di dalam diri kita, yaitu di dalam hati kita niat untuk masuk dalam ihram.
4. Mengucap لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَة
Sambil kita melakukan niat dalam hati, kehendak untuk masuk dalam ihram, maka kita membaca:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَة
Ucapan لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَة adalah sesuatu yang sunnah, bukan merupakan kewajiban, tapi niat dalam hati itu merupakan rukun.
5. Niat di atas kendaraan
Disunahkan ketika kita niat tadi, kita berada di atas kendaraan. Kemudian kita melakukan niat tadi.
6. Memperbanyak talbiyah
Setelah niat dan membaca لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, kita memperbanyak talbiyah yang panjang:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
Itu dibaca, diperbanyak dan untuk laki-laki dikeraskan suaranya, kalau perempuan dilirihkan suaranya.
7. Memperbanyak berdoa dan berdzikir.
Kemudian kita isi perjalanan kita menuju ke Mekah ini dengan banyak doa, dengan banyak zikir, memperbanyak talbiyah.
8. Sunnah ketika tawaf
Kemudian setelah sampai ke Mekah, maka seseorang bisa langsung melaksanakan tawaf. Tawaf ini disyaratkan dalam keadaan bersuci, sehingga kalau dalam perjalanan kita sempat tidur atau buang air dan seterusnya dalam keadaan kita batal, maka sebelum tawaf kita harus memperbaiki dan memperbaharui wudhu kita kembali.
Apa yang disunahkan ketika tawaf? Yang disunahkan adalah:
➡️ Setiap kali kita melewati Hajar Aswad, disunnahkan untuk mencium dengan hidung kita. Kalau tidak mampu untuk mencium, maka disunahkan untuk mengusap. Kalau misalnya mengusap tidak mampu, maka seorang boleh memberikan isyarat. Kalau memang disana desak-desakan, maka boleh seseorang memberikan isyarat.
➡️ Kemudian ketika mencium, maka seorang disunahkan untuk mengusapkan:
بسم الله و الله اكبر
➡️ Kemudian dia melakukan untuk laki-laki melakukan raml, yaitu memperkecil langkah dan juga mempercepat ketika tiga putaran yang pertama.
➡️ Kemudian disunahkan untuk laki-laki ketika dia tawaf dan itu adalah tawaf yang pertama kali dilakukan ketika masuk mekah (Tawaf Qudum), maka disunnahkan untuk membuka bahu sebelah kanan sampai tujuh putaran. Kalau sudah tujuh putaran dan mau sholat, maka dia kembalikan kain yang menutup bahunya.
➡️ Apa yang dilakukan ketika tawaf? Dia berdoa dan berdzikir.
➡️ Kemudian ketika dia melewati rukun Yamani (pojokan sebelum Hajar Aswad), maka disunnahkan seorang untuk mengusap, tapi tidak disunahkan untuk mencium dan juga tidak disunahkan untuk mengisyaratkan dengan tangan. Jadi kalau bisa mengusap, mengusap. Kalau tidak ya jalan langsung saja.
➡️ Antara rukun Yamani dengan rukun Hajar Aswad kita membaca
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka”
➡️ Kemudian setelah tujuh putaran, maka seseorang melakukan sholat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.
Rakaat yang pertama membaca Al-Kafirun.
Rakaat yang kedua membaca Al-Ikhlas.
Sunnahnya adalah dilakukan di belakang maqam Ibrahim. Yang dimaksud dengan maqam Ibrahim adalah batu tempat dulu beliau menginjakkan kakinya yang masih nampak jelasnya kaki beliau. Kaki siapa? Kaki Nabi Ibrahim AS ketika beliau menaiki batu tersebut saat melaksanakan perintah Allah yaitu untuk meninggikan Kaabah. Itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
9. Sunnah ketika sa’i
Setelah tawaf, kemudian setelah itu kita sa’i.
➡️ Sa’i ketika kita naik ke atas Bukit Safa, maka kita sambil membaca,
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya “Safa” dan “Marwah” itu ialah sebahagian daripada Syiar (lambang) ugama Allah; maka sesiapa yang menunaikan ibadat Haji ke Baitullah atau mengerjakan Umrah, maka tiadalah menjadi salah ia bersaie (berjalan dengan berulang-alik) di antara keduanya. Dan sesiapa yang bersukarela mengerjakan perkara kebajikan, maka sesungguhnya Allah memberi balasan pahala, lagi Maha Mengetahui.
(QS Al-Baqarah : 158)
➡️ Kemudian seseorang menuju ke atas Bukit Safa dan berusaha untuk melihat ke arah Kaabah.
➡️ Setelah dia melihat, maka dia mengangkat tangan. Mengangkat tangan dan berdzikir dengan dzikir yang disyariatkan.Yaitu membaca takbir tiga kali. Kemudian membaca tahlil dua kali. Dan setelah itu berdoa.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ (3x)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Kemudian berdoa. Kemudian kembali membaca takbir dan tahlil dua kali. Kemudian berdoa. Kemudian setelah itu ditutup dengan takbir. Kemudian tahlil dan tanpa berdoa.Jadi selama di Bukit Safa itu orang bertakbir 9 kali, bertahlil 6 kali, berdoa 2 kali.
➡️ Kemudian setelah itu, seseorang turun dari Bukit Safa menuju ke Bukit Marwah. Dan selama perjalanan, dia banyak menyebut nama Allah. Berdikir, berdoa.
➡️ Berlari di antara 2 tanda hijau
Kemudian di sana ada dua tanda. Ada tanda warna hijau antara Bukit Marwah dengan Safa. Maka di antara dua tanda hijau tadi, kita berlari. Tentunya jangan sampai berlebihan.
➡️ Kemudian ketika sampai di Marwah (bukit yang satunya lagi), sama yang kita lakukan ketika kita di atas Safa. Tidak ada bedanya. Kecuali membaca إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ , maka ini hanya ketika di atas Safa saja. Atau menuju ke Bukit Safa.
➡️ Di Bukit Marwah, apa yang kita lakukan? Menghadap ke kaabah. Dan sekarang sudah tertutup dengan tembok, maka yang penting kita menghadap ke arah Kaabah. Kemudian membaca doa. Dan dzikir yang tadi kita sebutkan contohnya. Seterusnya sampai tujuh kali.
10. Memotong / memendekkan rambut
Kemudian setelah itu, apa yang kita lakukan? Kita memotong rambut. Untuk laki-laki, maka disunnahkan menggundul. Dicukur habis. Tapi kalau untuk wanita, maka yang ada adalah memendekkan saja. Jadi kalau laki-laki bisa mencukur habis, bisa memendekkan. Dan yang paling afdhal adalah mencukur habis. Ada pun wanita, maka yang ada adalah dipotong saja. Jadi dipotong rambutnya seujung ruas jari ini. Katakan masing-masing dipotong dengan satu ruas jari ini. Dengan demikian, maka sudah halal seseorang. Ketika dia sudah potong rambut, maka dia sudah halal.
Sebelumnya dia ihram, sebelumnya dia diharamkan untuk mencukur rambut. Dia diharamkan untuk mendatangi istrinya. Sekarang dia sudah halal. Ketika dia sudah potong rambutnya, berarti dia sudah halal.
Nah itu beberapa hal yang berkaitan dengan amalan-amalan yang dilakukan ketika umrah. Itu secara singkat.
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memberikan kepada kita taufik kemudahan untuk melaksanakan ibadah ini.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته