Home > Kajian Kitāb > Kitab Awaa’iqu ath Thalab > Materi 37 ~ Tertipu, Ujub Dan Kibr (07) – Cara menepis sifat sombang (1) Hujjah Allah atas Ahli Ilmu lebih kuat

Materi 37 ~ Tertipu, Ujub Dan Kibr (07) – Cara menepis sifat sombang (1) Hujjah Allah atas Ahli Ilmu lebih kuat

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Intinya takabur dengan ilmu itu penyakit yang berbahaya dan kita wajib menyelamatkan diri dari hal itu. Orang yang berilmu pasti mengajarkan ilmunya dan ketika terselip penyakit bathin didalam hatinya ketika menyampaikan ilmu itu lebih banyak merusaknya daripada memperbaikinya. Pertama dia emosional, marah terhadap orang yang tidak menghargainya. Kedua bisa melahirkan apa yang disebut dengan Tafrikunnas atau memecah belah manusia, memecah belah jama’ahnya.

Bagaimana cara menyelamatkan diri dari hal itu ?
Seorang alim (orang yang berilmu) tidak akan mampu menolak rasa takabur didalam dirinya kecuali dengan mengetahui 2 hal. Dan kenapa yang disoroti itu seorang yang berilmu ? karena memang umumnya yang punya kibr (takabur itu orang-orang berilmu karena ilmunya) tetapi bukan berarti yang tidak berilmu tidak ada yang sombong dan takabur maka hal ini berlaku untuk semuanya) seperti Nabi ﷺ menyatakan, “Seorang wanita yang niahat (meratap karena kematian seorang anggota keluarga yang dicintainya disebut an-nahiatu) kalau dia tidak taubat sebelum matinya maka dia akan diadzab”. Bagaimana kalau yang meratapinya laki-laki ? jawabannya sama saja. Kenapa disebut wanita ? karena umumnya yang meratapi itu wanita tetapi ancaman ini berlaku kalau ada laki-laki yang meratapi. Ini ayat tentang para istri Nabi, “Hai para istri Nabi, kalian ini tidak sama dengan wanita-wanita lain kalau kalian taqwa maka jangan kalian genit-genit kan suaramu sehingga laki-laki yang ada penyakit didalam hatinya merasa terpesona dengan suaramu”. Ini untuk istri-istri Nabi karena istri-istri Nabi tidak sama dengan istri yang lain. Apakah larangan ini tidak berlaku bagi selain istri Nabi ? maka jawabannya adalah berlaku bagi semua wanita. Disebut para istri Nabi karena memiliki kedudukan yang spesifik sebagai istri manusia yang paling disoroti, paling dihargai, paling di agungkan. Jaga image, jaga sikap tetapi apa yang dilarang dalam ayat ini berlaku bagi seluruh wanita. Maka seorang alim atau siapapun tidak akan bisa menghindarkan diri dari ketakaburan kecuali dengan mengetahui 2 hal berikut ini :

Pertama, hendaklah orang yang berilmu mengetahui hujjah Allah atas orang yang berilmu itu lebih kuat. Makna hujjah Allah itu alasan Allah untuk mengadzab orang yang berilmu lebih kuat daripada mengadzab orang yang bodoh. Karena orang yang berilmu memikul tanggung jawab melibihi tanggung jawab orang-orang yang bodoh itu sampai sepuluh kali lipat. Orang bodoh hanya per sepuluh kali lipat alimnya maka orang yang bermaksiat kepada Allah berdasarkan ilmunya, dia tau itu dosa, dia bermaksiat kepada Allah berdasarkan ilmu dan pengetahuannya maka kejahatan orang itu lebih keji dibanding kemaksiatan yang sama yang dilakukan oleh orang jahil. Kenapa ? karena dia tidak mensyukuri nikmat ilmu yang Allah berikan kepadanya. Ilmu itu nikmat yang tidak Allah berikan kepada sembarang orang, setiap nikmat wajib disyukuri. Ingat ketika Allah berbicara, “Kalian bersyukur pasti pasti kami akan menambah nikmat-Ku kepadamu. (Allah tekankan pastinya itu 2 kali) tetapi kalau kamu kufur sesungguhnya adzab-Ku sangat-sangat pedih”. Oleh karena itulah nikmat apapun wajib disyukuri yang apabila tidak disyukuri maka akan diadzab dengan adzab yang sangat pedih termasuk nikmat iman.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top